part 5 : Gadis imut Penyuka makanan

54 9 0
                                    

"Apa?!" lelaki paruh baya itu menggebrak meja, membuat semua orang yang ada di dalam ruangan itu merasa ketakutan. "Aku menyuruhmu mengawasinya dalam waktu lama, kenapa kalian bisa lengah?!"

"Maafkan aku Tuan Besar," Carlo, anak buah kepercayaannya kini sedang menunduk, memohon ampunan padanya. "Saya dan yang lainnya akan mencari keberadaan Tuan muda sekarang."

"Brengsek!" ia menarik kerah baju Carlo dengan marah sambil berkata.. "Aku tidak akan pernah mengampunimu jika putraku sampai pergi ke negara yang sudah tidak ingin aku lihat lagi. Dan jika sampai itu terjadi, maka aku harus kembali repot untuk mengatasi hal kecil seperti ini."

"Tapi aku dapat informasi jika Tuan muda tidak berada disana. Maka dari itu, aku sudah menyuruh seorang pembunuh untuk datang pada gadis itu, dan melakukan aksinya saat waktunya tiba."

Lelaki paruh baya itu segera melepas kerah bawahannya dengan kasar. Ya, jika itu benar-benar sampai terjadi, maka tidak ada cara lain selain langsung menghabisi sumber masalahnya. Putranya benar-benar sangat keras kepala.

Tidak cukup kah dengan kesuksesan karir dan predikat yang kini sudah disandangnya? Sebagai seorang Taipan muda yang sangat kaya dan juga tampan? Sungguh, dimatanya putra tunggalnya itu benar-benar telah sukses dan juga sempurna. Lalu, apalagi yang sebenarnya lelaki itu inginkan?

***

Heaven menguap, ia membuka tirai jendelanya lebar-lebar karena hari sudah pagi. Ia juga langsung membuka kaca jendela besar itu, melangkah ke arah balkon dan menghirup udara pagi di sana. Di depan matanya, hanya ada halaman besar yang dijaga oleh tembok-tembok yang besar juga. Dan jauh di ujung sana, adalah hutan Pinus.

Heaven tidak bisa melihat indahnya kota dari sini, namun setidaknya ia bisa merasakan keindahan hutan dan segarnya udara yang jauh dari polusi. Sejuknya angin pagi membuat rambut panjangnya yang selalu tergerai dengan indah, bergerak-gerak karena tertiup angin.

Seperti biasa, Heaven selalu menggunakan gaun berwarna putih selutut, dan ia amat sangat menyukainya. Hanya saja, gaun-gaun tipis yang biasa ia pakai untuk tidur, harus Heaven abaikan sebelum lelaki itu marah dan dengan berani mengikatnya lagi.

'Jangan ulangi, karena aku bisa mengikatmu lagi.' itu adalah kata-kata yang pernah lelaki itu ucapkan saat Heaven bertanya kenapa dirinya di ikat, dan kini dengan sendirinya Heaven langsung tahu jawabannya.

Lelaki itu.. Heaven kembali termenung. Sedang apa lelaki itu sekarang? Heaven tidak menyambut kedatangan lelaki itu dengan baik, dan lelaki itu juga tidak memperlakukan dirinya dengan baik pula. Dan Heaven juga tidak tahu, tidur dimana lelaki itu semalaman.

"Memikirkanku?" Heaven langsung terlonjak, karena begitu merasa sangat terkejut. Ia bahkan sampai menatap lelaki itu dengan pandangan tidak percaya.

"Jangan menatapku seperti itu, bisa-bisa kau jatuh cinta kepadaku," goda lelaki itu sambil tersenyum geli, membuat Heaven merasa geram.

"Kenapa kau bisa berada di dalam kamarku?" tanya Heaven dengan marah, bahkan ia sampai bersedekap dada.

"Menurutmu?" lelaki itu hanya mengangkat bahu, membuat Heaven langsung terdiam. Lagi-lagi lelaki itu tidak langsung menjawab pertanyaan dan malah membuat Heaven merasa bingung. Ingin sekali ia beradu argument, namun rasanya sangat menyebalkan sekali jika lelaki ini yang harus menjadi lawan bicaranya.

Ini aneh, kenapa pengawalnya ini bisa Dengan mudah masuk ke dalam kamarnya? Padahal Heaven sangat yakin jika pintu kamarnya sudah di kunci dan ditutup dengan sangat rapat sejak semalam. Lelaki itu, benar-benar seperti hantu.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya lelaki itu dengan mengangkat sebelah alis tebalnya, bahkan ia sampai mendekatkan wajahnya pada Heaven seperti anak kecil yang penuh minat dan ingin sekali tahu. Di dekati seperti itu, tentu saja membuat wajah Heaven langsung memerah karena malu.

"Menurutmu..?!" ejek Heaven, mencoba meniru apa yang sering lelaki itu lakukan kepadanya, Dan lelaki itu pun akhirnya tertawa..

Heaven merasa takjub sekaligus terkesima. Ternyata.. Lelaki itu benar-benar sangat tampan dan juga lucu. Jika ada gadis normal yang melihatnya sedang seperti ini, pasti sudah buru-buru mencubit pipi dan juga hidung mancung lelaki itu karena gemas.
Sayangnya Heaven sedikit tidak normal, karena rasa malunya yang tinggi, sipatnya yang pendiam dan juga tertutup, membuatnya hanya mampu sedikit tersenyum dalam hati, dan mati-matian ia tutupi dengan cara yang sangat angkuh.

Ternyata, lelaki ini tidak semengerikan yang ia kira.

"Untuk apa kau kemari?" tanya Heaven sinis, mencoba mengalihkan pembicaraan sebelum lelaki itu menyadari rasa ketakjubannya.

"Oia," lelaki itu menjentikkan jari, mata Heaven langsung mengerjap karena terpana saat melihatnya. Kenapa suara jentikan jari itu bisa sedikit mengganggu pikirannya?

"Kau Mandilah, aku sudah menyiapkan sarapan untukmu."

"Sarapan?" mata Heaven mengerjap. tiba-tiba ia merasa antusias, dan dengan segera mengambil handuk miliknya dan melangkah dengan tergesa menuju ke arah kamar mandi yang kebetulan berada di dalam kamarnya. Namun sebelum pintu kamar mandi itu ia tutup, ia menoleh kembali pada lelaki itu dengan tatapan penuh peringatan.. "Jangan menyentuh semua barang milikku." hanya itu, dan gadis itu benar-benar masuk ke dalam sana, meninggalkan lelaki itu yang tak bisa menahan senyum.

"Kau benar-benar sangat menyukai makanan, kucing kecil."

==========================

Adakah yang menyukai cerita ini? Mohon tinggalkan jejak ya, agar Author lebih semangat lagi untuk update 😊

Dangerous Wedding With Billionaire (Sudah Tersedia Di Novelme)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang