part 2 : Who Are You?

123 14 0
                                    

Sejak tadi Heaven hanya bisa mengumpat tidak jelas. Entah sudah berapa jam lamanya ia mencoba, namun ikatan ini sama sekali tidak mau melonggar apalagi membuka. Heaven seperti seekor ulat yang sedang menggeliat di atas tempat tidurnya, dan akhirnya kini ia hanya bisa terlentang dengan pasrah karena sudah merasa lelah.

Aliran darahnya seakan berhenti. Tubuhnya jadi kaku dan terasa kebas hampir di seluruh tubuhnya karena ikatan jaket yang sangat kuat ini. Lelaki itu sangat tinggi dan juga kekar, hanya sebuah jaket milik lelaki itu sudah sangat mampu melilit tubuhnya yang mungil ini.

Entah apa tujuan lelaki itu mengikat tubuhnya seperti ini. Jika memang lelaki itu adalah seorang pengawal yang di utus oleh ayahnya, bukankah seharusnya lelaki itu menjaga dan juga melindunginya? Tanpa permisi lelaki itu masuk, dan Heaven sangat yakin, akan sangat sulit juga untuk mengusirnya. Heaven hanya seorang gadis yang lemah, yang tidak mungkin bisa mengalahkan lelaki itu dengan kekuatan fisiknya.

"Dia pikir, dia itu siapa?" gerutu Heaven dengan geram, karena dengan seenaknya lelaki itu menyentuh dan juga mengikatnya.

Hingga sebuah aroma yang sejak tadi tercium olehnya, kembali mengganggu pikirannya. Aroma yang berasal dari jaket tebal ini benar-benar membuatnya merasa nyaman dan juga terbuai. Entah kenapa, Heaven merasa sangat menyukainya. Aroma tubuh lelaki itu.. Ya, Heaven tidak bisa menyangkal bahwa ia amat sangat menyukainya.

Tanpa sadar, ia memejamkan mata. Mencoba menghirup aroma itu kuat-kuat, hampir melupakan rasa sakit yang kini sedang di rasakannya. Daaaan..

"Ternyata kau sangat menyukainya ya?" Heaven tersentak sampai membuka kedua mata, ternyata lelaki itu sudah berada di samping ranjangnya, duduk disana sambil menangkup wajah. Wajah Heaven tiba-tiba memerah karena marah sekaligus malu, ia segera memalingkan wajahnya karena lelaki itu begitu sangat dekat dengannya.
Ya ampun! Sejak kapan lelaki itu ada di dalam kamarnya? Heaven sama sekali tidak sadar.

"Apa kau mulai menyerah?" tanya lelaki itu dengan manis, membuat Heaven langsung menoleh dengan geram.

"Cepat lepaskan! Atau aku akan melaporkanmu pada ayahku."

"Kau harus memiliki kalimat yang baik saat meminta bantuan pada orang lain," lelaki tampan itu mulai menyipitkan matanya serius saat Heaven akan menyela kata. "Karena aku tidak akan pernah mau melakukannya."

"Baiklah!" jerit Heaven karena kesal, ia sudah merasa tidak sanggup lagi karena nafasnya pun jadi terbatas. "Tolong bantu aku untuk melepaskan ikatan ini."

Dan lelaki itu-pun mengukir senyum, sebuah senyum yang membuat Heaven merasa terpana sekaligus kesal karena ketidakberdayaannya saat ini. Dengan mudah, lelaki itu mengangkat tubuh Heaven untuk berdiri, membuat Heaven terkesiap karena dengan entengnya lelaki itu menyentuhnya lagi. Bukankah lelaki itu cukup membuka ikatannya saja tanpa harus menyentuh tubuhnya? Ingin sekali ia marah, tapi Heaven merasa takut jika lelaki itu akan menolak untuk membuka ikatannya lagi.

Heaven belum begitu mengenal sosok yang ada di hadapannya ini, maka dari itu Heaven mencoba bersikap hati-hati. Dan terlihat lelaki itu juga mulai membuka ikatan jaket yang melilit di tubuhnya dengan cepat, ia akhirnya bisa bernafas lega meski rasa pegal itu masih terasa di bagian lengannya.

"Apa kau lapar?" tanya lelaki itu mencoba untuk perhatian, setelah memakai jaket hitamnya kembali.

"Tidak," jawab Heaven singkat dengan suara dinginnya yang biasa.

"Benarkah?" tanya lelaki itu, mencoba mendekatkan wajahnya untuk memastikan.

"Aku bilang tidak!"
Kriiiiiuuuuuuk.. Uuuuuuk.. Uuuk
Wajah Heaven langsung merah padam, kenapa perutnya tidak bisa di ajak kompromi saat ini. Ia langsung menoleh dengan marah pada lelaki itu, mencoba untuk menyangkal. Namun saat melihat ekspresi lelaki itu yang seolah tidak mendengar apa-apa membuat Heaven merasa sedikit lega, dan mengurungkan niatnya kembali. Hampir saja ia marah-marah tidak beralasan, bisa-bisa lelaki itu akan menertawakan keanehannya.

Dangerous Wedding With Billionaire (Sudah Tersedia Di Novelme)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang