Part 6 : Menawarkan Pertemanan

48 8 0
                                    

Heaven benar-benar menyantap makanannya dengan sangat lahap, sedangkan lelaki itu, cukup menangkup wajah, ingin memperhatikan Heaven lebih lama lagi. Gadis itu, tetap cantik meski tanpa hijabnya. Sangat di sayangkan, dalam hati ia mulai bergumam. Gadis itu sama sekali tidak tahu hal mengerikan apa yang akan terjadi nanti, dan mungkin saat ini lelaki itu harus banyak menahan diri dari segala hal yang ingin sekali di lakukannya.

"Sepertinya kau mulai menyerah," lelaki itu bergumam lembut, namun matanya tak pernah bisa lepas sedetikpun dari Heaven. "Kau jadi sedikit jinak hari ini."

"Bukan urusanmu," jawab Heaven dingin. Bahkan, ia segera berdiri dan melangkah pergi menaiki anak tangga untuk menuju ke arah kamarnya, meninggalkan sisa makanan hanya untuk menjauh dari sosok itu.

Heaven termenung di balik pintu kamarnya, dan mulai memikirkan perkataan lelaki itu. Menyerah? Sedikit jinak? Dalam hati Heaven sempat merasa bingung, karena dirinya mulai lengah hari ini. Membiarkan lelaki asing itu masuk, dan tanpa sadar Heaven sedikit menerima keberadaannya.

Tidak boleh, dalam hati Heaven mulai bertekad. Dirinya tidak boleh terlalu dekat dengan lelaki asing itu meski orang itu adalah orang yang akan menjaganya. Dirinya bukanlah orang yang mudah dekat dengan siapapun, keberadaan lelaki itu yang berada di atap yang sama dengan dirinya, cukup berbahaya. Heaven tidak boleh gegabah apalagi lengah, dan dia pun harus bisa menjaga jarak.

Rumah ini begitu sangat jauh, ia tidak bisa meminta pertolongan kemana pun jika seandainya lelaki itu berbuat macam-macam kepadanya. Hanya mereka berdua disini, dan Heaven tidak menampik fakta bahwa ia sebenarnya merasa sedikit takut jika berada di ruang yang sama dengan lelaki itu.

Menjelang makan siang, lagi-lagi lelaki itu menyiapkan makan siang untuknya, padahal Heaven sama sekali tidak pernah meminta di buatkan. Dan Heaven pun tak pernah berkata sedikitpun tentang makanan ini. Dia hanya ingin makan dalam diam, dan segera kembali ke dalam kamarnya tanpa sepatah kata.

Begitu pun saat malam hari, Heaven melakukannya lagi. Sikapnya lebih dingin, bahkan tidak mau repot-repot menganggap keberadaan lelaki yang sedang duduk tepat di hadapannya. Ia benar-benar sudah bertekad untuk menjaga jarak, dan tak membiarkan keadaan membuat mereka menjadi dekat.

"Ada apa denganmu?" tanya lelaki itu, mengkerutkan alis tebalnya tidak suka. Dan saat tangan besarnya terulur untuk menyentuh tangan Heaven, gadis itu langsung terlonjak, ia segera menarik tangannya dengan cepat dan marah.

"Apa yang sedang kau lakukan?!" jantung Heaven berdebar, ia menyentuh tangan kanannya yang serasa tersengat oleh sesuatu karena sentuhan lelaki itu. Jantung Heaven mulai berdebar, ia menaruh kedua tangannya yang saling menggenggam di dada. Ini aneh, wajah Heaven bersemu merah. Hanya di sentuh seperti itu, tubuhnya sedikit bereaksi memberikan sebuah tanda bahaya.

"Aku hanya tidak suka saat kau terus mengacuhkan ku," jawab lelaki itu dengan tegas, bahkan sampai menyipitkan matanya yang tajam. Di tatap lekat terus seperti itu, tentu saja membuat Heaven merasa tidak tahan dan segera memalingkan wajahnya..

"Bukan urusanmu," gumam Heaven lemah.
Lelaki itu tampak menghela nafas panjang, lalu kemudian berkata.. "Bagaimana jika kita berteman saja," tawar lelaki itu. Heaven yang mendengarnya kembali menatap lelaki itu dengan mengkerutkan alisnya.

"Maksudku adalah.. Aku ingin kau mulai membuka diri untukku cukup sebagai teman, benar-benar hanya seorang teman," tekan lelaki itu sekali lagi, berharap Heaven mengerti. "Karena mungkin, aku hanya akan berada di sini sebentar saja."

"Sebentar saja?" Heaven berbisik pelan, namun sinar matanya tiba-tiba saja meredup. Kenapa dalam hatinya ada perasaan tidak senang saat mendengarnya?

"Pikirkanlah dulu," lelaki itu menyunggingkan senyum. "Kau tidak perlu langsung membuka diri, cukup perlahan saja." Dan Heaven, hanya mampu diam terpaku.

Jika memang seperti itu, apakah dirinya harus mulai bersikap baik?



_______________😊

Dangerous Wedding With Billionaire (Sudah Tersedia Di Novelme)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang