part 12 : Sekilas kenangan

45 3 0
                                    

"Siapa namamu?" tanya Heaven, ingin sekali tahu. Dia belum pernah bertemu dengan orang asing sebelumnya, mungkin namanya juga akan sedikit aneh untuk Heaven ucap.

"Aku?" lelaki itu menunjuk pada dirinya sendiri, dan dengan segera Heaven menganggukan kepalanya pelan. "Apa namaku begitu sangat penting?"

"Tentu saja!" jawab Heaven dengan jengkel. "Bagaimana bisa aku memanggilmu, jika namamu saja aku sama sekali tidak tahu." dalam hati, semoga saja lelaki itu tidak memiliki nama yang rumit, karena itu akan mempermalukan dirinya sendiri saat memanggil. Lebih parahnya lagi, mungkin lelaki itu akan banyak menertawakannya.

Lelaki itu mengukir senyum, dan menatap Heaven semakin lekat, "jika memang namaku begitu sangat penting, kenapa baru hari ini kau menanyakannya?"

"Itu karena.." Heaven terdiam sejenak, sebelum akhirnya menjawab pertanyaan seperti itu. Ia mengakui dalam hati, memang belum pernah menanyakan namanya sama sekali. Heaven tampak menghela nafas dalam, dan kembali berkata.. "Sebelum-sebelumnya, aku sama sekali tidak peduli dengan kehadiranmu." tentu ia tidak peduli, bahkan ia sampai berharap jika lelaki itu segera pergi. Itu dulu. Namun saat menyadari jika lelaki itu ternyata tidak berbahaya seperti yang ia kira, Heaven merasa sedikit lega dan langsung melonggarkan pertahanannya. Mungkin, dirinya memang butuh seorang teman untuk mulai menemani hari-harinya di tempat ini.

"Jadi.." lelaki itu kemudian tersenyum. "Apa kau mulai peduli padaku sekarang?"

Wajah Heaven langsung bersemu merah. Heaven hanya menanyakan sebuah nama, dan dengan pintarnya lelaki itu kembali menggoda dirinya. "Sedikit," gumam Heaven sedikit tertahan. Bisa-bisanya lelaki itu menggodanya di saat seperti ini. Sabar, sabar, sabar.

"Kalau begitu.." lelaki itu mengulurkan tangannya kepada Heaven, membuat Heaven merasa takjub. Apakah lelaki itu sedang memperkenalkan dirinya? Dengan perasaan cemas, kedua tangan Heaven saling menggenggam di atas meja, dan sama sekali tidak ada niat untuk membalas uluran tangan tersebut. Wajah cantiknya hanya memberikan isyarat pertanda maaf dan meminta perma'luman, tanpa kata. Namun langsung membuat lelaki itu mengerti, bahkan ia sampai tersenyum dalam hati. "Namaku adalah Dareen," ucap lelaki itu pada akhirnya, menarik tangannya kembali tanpa merasa kecewa sama sekali.
"Dareen?" Heaven berbisik pelan. Dalam hati ia merasa sedikit lega, untung saja lelaki itu tidak memiliki nama yang rumit. Tapi.. Wajah Heaven mendadak sendu, kenapa nama itu serasa mengganggu dan terasa tidak asing baginya?

"Ada apa?" tanya Dareen ingin sekali tahu, saat melihat Heaven yang langsung terdiam setelah mendengar namanya. Ia memicingkan mata, memperhatikan ekspresi Heaven dengan seksama.

Heaven mengerjap, saat mendengar pertanyaan itu. "Sepertinya.. aku tidak perlu memperkenalkan diri," ucap Heaven tiba-tiba dengan angkuhnya. "Karena kau tentu sudah mengetahui namaku."

Dareen tersenyum dengan puas, bukan karena keangkuhan yang di tunjukkan Heaven saat ini. Namun karena sejak tadi ia merasa deja vu, seperti sebuah peristiwa yang dulu, terulang kembali tepatnya hari ini.

"Oia, apa kau benar-benar di utus oleh ayahku untuk bisa menjagaku?" tanya Heaven dengan sangat serius, dan lelaki itu terlihat mulai menyentuh dagu seperti orang yang sedang berpikir.

"Menurutmu?"

"Kau sudah janji padaku untuk menjawabnya dengan serius!" Heaven mendadak geram, Dareen justru malah tersenyum. Astaga! Ada apa dengan lelaki ini? Heaven hanya ingin tahu tentang lelaki ini, agar hatinya benar-benar bisa merasa tenang dan menerima keberadaan lelaki itu dalam hidupnya. Hanya itu!

"Baiklah," lelaki itu mengangguk, dan ikut terlihat serius sama halnya seperti Heaven. "Aku akan menjawabnya," dan dengan wajah yang tidak sabar Heaven menunggu. "Ayahmu justru melarangku untuk bertemu denganmu dan berharap agar aku bisa menjauhimu."

Dangerous Wedding With Billionaire (Sudah Tersedia Di Novelme)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang