Sesampainya diatap, begitu terkejutnya mereka melihat dua orang disana. Yang satu diikat tangan dan kakinya diatas kursi, lalu diletakkan diujung atap. Lewat beberapa centi saja, dia akan jatuh. sedangkan yang satunya sedang memegang pistol sambil tersenyum sumringah melihat Minhee dan Seongmin yang sudah berada disini.
"Bagus. Kalian datang berdua, gue jadi gak usah susah-susah nyari yang satunya buat gue bunuh," ujarnya senang. Minhee dibuat marah olehnya.
"Lepasin bang Allen sekarang! Atau gue yang bakal bunuh lo," ancam Minhee. Serim malah tertawa mendengarnya. Seongmin terlihat tidak percaya sekaligus ketakutan melihat kejadian yang ada didepannya.
"Kenapa Seongmin? Kaget?"
Seongmin tentu saja kecewa dengan pemandangan didepannya itu, mengingat Serim adalah saudaranya yang paling peduli dengannya. Seongmin tidak bisa menahan tangisnya
"Kenapa?" Tanya Seongmin disela tangisnya.
"Kenapa? Lu tanya kenapa?!" Serim lagi-lagi mengeluarkan smirk-nya. "Asal lu tau gue udah muak hidup sama kalian. Gue gak pernah hidup tenang sama kalian, kalian selalu aja bikin gue susah, bikin gue harus kerja keras. Kalian selalu bikin gue harus ngeladenin sikap kalian yang egois. Sedangkan kalian gak pernah anggep gue sebaliknya. Mungkin dengan cara ini hidup gue bisa tenang."
"Lu pikir dengan bunuh kita semua lu bisa hidup tenang, hah?!" Tantang Minhee.
"Gatau. Makanya gue coba bunuh kalian," jawab Serim santai.
"Gila ya lu, bang"
"AHAHAHHA," Serim malah terbahak setelahnya.
"Yang jelas habis gue bunuh si brengsek Allen ini. Gue bakal bunuh kalian berdua sebelum kalian bisa lapor kepolisi."
"Telat," ujar Minhee.
Tiba-tiba, terdengar suara sirine polisi dari luar. Serim jadi semakin marah pada Minhee dan Seongmin.
"Brengsek lo berdua"
***
Satu chap lagi :)
KAMU SEDANG MEMBACA
KILL THEM | CRAVITY✔
Gizem / Gerilim"Pembunuhnya salah satu diantara kita" #shortstory Start : 200425 End : 200503