Supermarket 🥂

672 101 5
                                    

"Lia, stock snack sudah habis, tolong beliin di supermarket nak," pinta Mama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lia, stock snack sudah habis, tolong beliin di supermarket nak," pinta Mama.

Lia bukanlah tipikal anak yang malas, justru jika ia disuruh pergi ke supermarket ia bisa mengambil snack banyak untuk stock maratonnya. Bukankah itu menyenangkan?

"Iya Ma," gadis itu beranjak memakai mantelnya karena ia hanya memakai legging serta atasan sweater turtleneck yang menurutnya agak tipis.

Gadis itu pergi menggunakan mobil yang diantar oleh supirnya, walau Lia merupakan orang yang berada tetapi ia di kenal dengan anak yang ramah dan rendah hati.

Sesampainya disana, Lia mengambil trolley yang sudah disediakan dan mulai mengambil beberapa snack yang ia butuhkan.

"Yogurt blueberry atau peach? ataau rapsberry?" gadis itu bingung sambil mencari yogurt tersebut.

"Astaga-tinggi banget-" Lia kesusahan karena yogurtnya terdapat di paling atas bagian dalam. Lia merutuki tinggi badannya yang memang tak ideal baginya, padahal dia termasuk kategori body goals di sekolahnya.

Lia menjijit dan-

"Makanya tumbuh tuh keatas bukan kesamping,"

Deg.

Suaranya,

Tolong,

"Nih, lain kali pake highheels kalau bisa,"

Yap, Itu Lino.

Dengan kurang ajarnya, Lia malah balik badan dan dorong trolley buat menjauh dari Lino.

"Eh, tadi aku udah ngucapin makasih belum ya? Astaga, Belum! Songong banget si kamu Li sama bastard nya sekolah!" Lia merutuki dirinya sendiri dan berburu berlari ke arah Lino yang sedang memegang susu strawberry.

"K-kak Lino, Makasih ya!" seru Lia dan langsung berbalik badan.

"Tunggu,"

Lino menahan pergelangan tangan Lia,

Jantung Lia tak karuan,

"Lo anak SMAN 9 Bandung?" tanya Lino dengan santainya meminum susu strawberry yang belum ia bayar.

"Eh, a-anu, i-iya kak," jawab Lia canggung.

"Ga pernah liat-"

"Anak baru Kak!" seru Lia.

Lino masih memegang pergelangan tangan Lia,

"Kak Lino, aku duluan ya!" seru Lia.

"Gw aja belum tau nam-"

"Lia Auristela Agasta,"

Belum saja Lino menyelesaikan kalimatnya, Lia sudah menjawabnya duluan. Lino hanya menggeleng dan tersenyum nakal melihat kelakuan adik kelasnya itu.

7.30 a.m

Hari ini ada mata pelajaran olahraga, dan Lia bener-bener ngantuk setelah nonton drakor malam-malam.

"Lia, bolos yuk!" ajak Ryunjin, temen Lia yang kecepetan, seharusnya sih masih SMP.

Lia bingung, haruskah ia menyetujui Ryunjin? karena ia butuh istirahat.

"Maaf Mama, Papa. Lia gabisa nurutin kata kalian, Lia ngantuk banget ini," lirih Lia dalam hati.

Ia meminta izin ke Pak Jinyoung bahwasanya ia pusing. Dan Pak Jinyoung menyetujui itu, beda dengan Ryunjin yang bilang kalau dia lagi bocor karena dapet bulan hari ini. Lia pergi ke UKS, buat tiduran di kasur sana. Baru saja mau masuk, terlihat Lino, iya Lino L A G I yang sedang berbaring di kasur UKS sambil menahan sakit. Entah apa yang ditahan olehnya.

Lia yang melihat itu mengurungkan niatnya untuk ke UKS, mungkin saja ia akan tidur di lab TIK,

"Eh, Lia Auristela Agasta," panggil Ka Lino.

Cobaan apa lagi ini?

"I-iya Ka?"

"Lo tau ga? sebelum pake betadine gw harus pake apa?" tanya Ka Lino sambil menunjuk luka yang ada di kakinya.

"Astaga! Ini luka dalem loh Ka! Mau aku obatin? biar ga infeksi?!" seru Lia. Sedangkan Lino hanya memerhatikan gadis bawel didepan nya ini.

"Oke, aku obatin," Lia mengambil kotak P3K lalu mengobati Lino dengan telaten.
Sedangkan Lino hanya bisa teriak saat Lia membersihkan lukanya dan sesekali memerhatikan gadis itu.

"Selesai, nanti malem diganti ya Kak perbannya," saran Lia sambil tersenyum.

"Makasih, terus lo ngapain disini?" pertanyaan Lino sukses membuat Lia membungkam.

"Oh, itu mau bolos, hehe,"

Lia kaget, lalu menutup mulutnya dan menepuk-nepuk mulutnya karena terlalu jujur.

"Yaudah, sini duduk,"

"Ha? duduk? yakin? disebelah dia?"

"Gausah Ka, mau balik kelas, Dah!" Lia langsung pergi, kebiasaan.

"Li, aku kalau jadi kamu udah duduk disana, bareng Kak Lino, Wow! it's my valuable event!" ujar Yeji yang dari tadi sibuk.

"Ngga lah Ji, itu bastard nya sekolah. Mau di apain aku nanti?!" Lia menggeleng-geleng.

"Serah deh. Eh Li, Minggu depan ulang tahun sekolah loh, ga ikutan?" tanya Yeji sambil mengambil handpone di nakasnya.

"Emang ada? Penampilan apa aja?"

"Dance breakout, cheerleader, basket, futsal sama nyanyi,"

"Gaada bakat akutuh, pengen ikut si, sekalian nyari pengalaman,"

"Piano? bukannya lu bakat?" tanya Yeji sambil menaikan alisnya hebat.

"Ooh? ada piano? boleh ikut aku?" tanya Lia.

"Boleh, daftar aja ke Kak Mark atau ngga Kak Lucas," jelas Yeji.

"Nanti deh, aku kesana,"

Hari ini ada praktek di Lab IPA, dan Lia sangat suka itu. Secara biology merupakan pelajaran kesukaannya.

Setelah praktek, gadis itu tak sengaja berpasan dengan Kak Lucas yang merupakan anggota osis bobrok di sekolah ini.

"Kak Lucas!"

"Eh Lia, kenapa shay?" Lia menggerdik geli, hal yang aneh ketika Lia tau bahwa Lucas adalah anak osis.

"Aku daftar piano boleh?" tanya Lia.

"Apa yang engga buat kamu si," gombal Lucas.

"Cih," Lia mendecih.

"Iya, gw daftarin. Lusa mulai latihan, nanti pembimbingnya Bu Seohyun," jelas Kak Lucas.

"Makasih Ka! Eoh, outfitnya apa?" tanya Lia.

"Cewe, cewe. Nanti gw diskusiin lagi, nanti gw masukin nomor lo di grup WA khusus piano," jelas Lucas lagi.

"Yaudah, duluan Kak! Makasih!" Lia segera meninggalkan Lucas dan menyusul Yeji yang katanya sudah menunggu di balkon depan kelas.

"Ji! aku udah daftar!" seru Lia dari kejauhan.

"Bagus deh, Oh ya Li, nanti pulang duluan aja. Gw ada latihan dance," ujar Yeji.

"Yaudah, kebiasaan banget sih mendadak,"

𝐁𝐀𝐒𝐓𝐀𝐑𝐃 𝐁𝐎𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang