Rain☔

584 99 0
                                    

"Ka No, malem balapan lagi nggak?" tanya Hyunjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ka No, malem balapan lagi nggak?" tanya Hyunjin.

"Males gw, lawannya Soobin, curang terus," Lino memutar bola matanya.

"Ga bisa gitulah Kak, cemen bener," ejek Felix.

"Nanti gw pikirin, males aja gitu," Lino meneguk kopi yang sudah lama berada di depannya.

"Eh, gw sama Yeji mau kedufan lusa depan," Hyunjin menaikan alisnya sambil tersenyum bangga.

"Ga ajak-ajak lo, males banget dah sama lo dek," gerutu Bang Chan.

"Ih, gw aja dipaksa, tapi lumayan lah, itung itung refreshing kan,"

"Ikut dong gw!" seru Jisung.

"Engga ada ikut-ikutan, QTime gw nih," Hyunjin pamer.

Sedangkan, Lino memikirkan satu hal.

"Eh, kalian tau Lia?" tanya Lino di sela pembicaraan.

"Lia siapa? ada 2," tanya Felix.

"Lia Auristela,"

"Oh itu, Anjir cakep bener dia mah," ujar Jisung.

"Kenapa Kak? lo suka ya? anjayy Kak Lino seorang bastard boy menyukai cewe kayak Lia," ejek Felix.

"Apaansi, orang cuma nanya doang, tipe gw ga kayak gitu," jawab Lino sambil memutarkan bola matanya.

"Masasi? yaudahlah gw gebet," sambung Bang Chan.

"Njir, pedo lo! udah kuliah juga," ujar Hyunjin.

"Udahlah Kak, sayang loh itu nganggur,"

"Iya, cakep bodigols gitu masa ga di gebet si,"

"Mana pinter lagi, idaman gw banget sumpah"

Lino hanya mendengus kesal mendengar cacian dari mereka itu,

"Cih, dibilang gw gasuka, ambil aja tuh, bukan selera gw," decih Lino.

"Masih belum move on sama, siapa tu-" belum saja Bang Chan menyelesaikan kalimatnya, Lino sudah memotong.

"Diem, udah ah, mau balik gw,"

Hari sudah sore, dan Lia masih latihan piano sama Bu Seohyun.

"Udah Lia, skill kamu memaju, lusa latihan dan harus sudah hafal lagunya," ujar Bu Seohyun.

"Iya Bu," Lia mendengus pasrah. Nyatanya, Lagu yang akan ia bawakan cukup susah.

"Saya duluan, jangan lupa dikunci ruangannya," Bu Seohyun pamit, Lia terseyum lalu membungkukan badannya.

Diambil tas dari nakasnya, dan langsung keluar ruangan dan mengunci ruangan musik tersebut.

Sekolah sudah sepi, mungkin sisah beberapa guru dan satpam yang tersisa. Lia memutuskan untuk memesan ojek online dikarenakan orang tuanya tak bisa menjemput.

Hujan melanda gadis itu sendirian, iya sendirian.

"Hujan?! Gimana ini?!" Lia merutuki dirinya sendiri. Sekolah benar-benar sudah sepi, baru saja tadi guru berlalu lalang menggunakan motornya.

Lia pasrah, sepatu nya sudah basah. Gadis itu menjongkok diantara bau petrikor itu.

"Hiks,"

Yap, gadis itu menangis.

"Gausah nangis, lo bukan anak kecil lagi,"

Dan kali ini, Lia berterimakasih kepada tuhan.

Dan kali ini, Lia juga mengetahui siapa suara itu.

"Kak Lino!" Lia memeluk tubuh lelaki yang berada di sebelahnya,

Dan Lino kaget,

"Hiks, Kak Lino kok bisa disini?" tangis Lia semakin kejar.

"Kebetulan aja, gausah nangis, jelek banget lo," ledek Lino.

"Takut Kak," lirih Lia. Dan Lino tertawa kecil.

"Kalah lo sama anak TK, udah yok pulang,"
ajak Lino.

"Pulang? aku aja gatau mau balik sana siapa," jawab Lia.

"Sama gw, nih pake hoodie gw," Lino melempar hoodienya kearah Lia. Spontan menangkap, Lia langsung memakai hoodie Lino yang kebesaran.

Lucu itulah yang dipikirkan oleh Lino saat itu.

Lia menaiki motor ninja Lino yang cukup besar,

"Kak, ini hujan loh, Kakak gimana?"

"Gw cowo, harus gentle,"

Lia hanya mengangguk, dan Lino segera menancap gas motornya.

"Lia, rumah lo dimana?"

Lia tak mendengar, karena suara hujan dan kupingnya yang ditutup dengan helm Lino.

"APA KAK?! GA DENGER,"

"RUMAH LO DIMANA?!"

"NANTI HABIS PUTERAN BELOK KIRI TERUS ADA PERTIGAAN BELOK KIRI LAGI!"

Lino melihat jelas muka Lia yang sangat lucu baginya.

Angin menerpa dua insan itu, dan membuat Lino semakin mencepatkan motornya.

"KAK LINO JANGAN NGEBUT!"

Lino hanya terseyum miring lalu menambah kecepatan motornya.

Dan itu membuat Lia kaget dan sontak memeluk Lino,

Suasana menjadi canggung,

Dan akhirnya sampai di depan rumah Lia,

"Ini kan rumah lo?"

Lia masih tidak mudeng, ia masih saja memejamkan matanya karena takut.

"Lia,"

"Eh iya Ka, oh udah nyampe, baru ngeh aku, Makasih Kak!" Lia turun dari motor Lino.

"Gw duluan,"

"Eh Ka, ga mampir dulu? terus hoodienya gimana?" tanya Lia.

"Ngga usah, gw ada urusan, lo pegang dulu aja, kapan-kapan balikinnya," Lino menutup kaca helmnya.

Baru saja ingin berterimakasih, Lino sudah
menancap gasnya kembali.

"Dylan Gw," - Lia 2020

"Eh, apasih Li," Lia merutuki dirinya sendiri dan langsung masuk kerumah.

Chapter kali ini sedikit ya! Ku kurang enak badan gitu, haha.

Soon ya chapter selanjutnya bakal di publish hari ini juga kok!
Don't forget to vote!

𝐁𝐀𝐒𝐓𝐀𝐑𝐃 𝐁𝐎𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang