Graduation🎓

378 63 0
                                    

Hari ini adalah hari yang hampir semua kelas 12 tunggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari yang hampir semua kelas 12 tunggu. Tetapi tidak untuk Lino.
Semakin cepat hari, semakin cepat juga kepergiannya ke Hongkong.

Lino sudah memakai toganya. Ia duduk di sebelah lelaki berumur itu.

"Papa harap nilai kamu tidak mengecewakan Lino,"

Lino memutarkan bola matanya. Memang, setelah wisuda. Nilai rapot serta UN akan dibagikan.

Acara dimulai.

Lino berjalan kearah tangga panggung. Ia menyalimi satu persatu guru serta orang dari yayasan.

Saat Lino turun, Papa nya memeluknya anak bontotnya gitu. Jujur, Lino sedih melihat banyak temannya yang di dampingi oleh Ibunya serta pasangannya. Lino mencari keberadaan gadis yang ia tunggu sejak tadi.

"Kak Lino!"

Lino mengenali suara itu. Itu adalah Lia.
Lia memakai off shoulder dress berwarna biru muda pastel, sepatu high heels pink pastel yang tak terlalu tinggi. Rambutnya di catok curly di bawahnya ditambah hairclip dan sling bag hitam kecil.

Jujur, Lia sangat sederhana tetapi sangatlah cantik dimata Lino.

"Siapa dia?" tanya Papa Lino.

Lia mendekat kearah bapak-anak itu.

"Hi Om!" sapa Lia.

"Pacar kamu Lino?" tanya Papa sambil menyenggol lengan Lino.

"Buk-"

"Iya Pa,"

Lia membulatkan matanya. Tetapi Lino mengisyaratkan untuk diam.

"Ah, cantik sekali," puji Papa Lino.

"Makasih Om," Lia membungkukan badannya 90°.

"Saya tinggal dulu ya, masih ada kerjaan," Lino mendengus kasar, masih saja ada pekerjaan disaat situasi seperti ini.

Lia tersenyum lalu melihat muka Lino yang sangat sinis.

"Ih, jangan gitu. Senyum dong," Lino yang mendengus itu segara tersenyum paksa.

"Nih," Lia memberi bouquet of flowers kepada Lino serta paper bag.

"Ini apa?!" Lino kaget, pasalnya paper bag yang Lia berikan merupakan barang mahal.

"Nanti aja dibukannya," Lino mengangguk.

"Gw masih ada pembagian nilai, duduk disana aja, nanti gw samper," Lia mengangguk paham.

Setelah beberapa menit Lia menunggu, Lino datang.

"Gimana? bagus nilainya?" tanya Lia penasaran.

"Not too bad," Lino merangkul Lia.

"Ih, jangan rangkul-rangkul!"

"Sombong banget si," Lino melepaskan rangkulannya.

"Mau langsung balik?" tanya Lia.

𝐁𝐀𝐒𝐓𝐀𝐑𝐃 𝐁𝐎𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang