Rooftop and Honest.

376 68 0
                                    

Sudah beberapa minggu Lia dan Lino tak berkomunikasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah beberapa minggu Lia dan Lino tak berkomunikasi. Bahkan mereka juga jarang bertemu.

Tentang Lia, jujur Lia rindu dengan sosok Lino yang slalu ada di saat ia dalam bahaya, saat ia sedang ada masalah. Lia juga rindu dengan susu strawberry yang sering diminum oleh bastard sekolahnya itu. Bahkan gadis itu rindu dengan wangi maskulin dari tubuh lelaki itu. Dan sekarang, ia pun lebih sering bersama Soobin walau terkadang Lia suka risih dengan kedatangan Soobin ke sekolah nya

Tentang Lino, jujur juga, Lino rindu dengan sosok Lia yang panikan, yang selalu ada untuk mengobati lukanya, yang suka meluk tanpa izin, yang suka buat Lino gemesh sendiri. Lino juga rindu wangi mint dari rambut Lia. Dan masalah Yein, Lino tak peduli pasalnya Yein memiliki kekasih bayangan di Rusia.

Tapi sekarang, semuanya berbeda.

Lia dan Lino juga tau itu. Mereka tak ingin mempersulit suasana. Mungkin mereka butuh waktu.

2 minggu lagi Ulangan Nasional akan di laksanakan, dan Lino belum siap.

Lelaki bertubuh tinggi itu berada di rooftop.

Dan parahnya, lelaki itu menghirup sebatang rokok untuk kedua kalinya dalam seminggu ini.

Lino frustasi? jika boleh jujur, Iya.

Lino kaget, ia mendengar suara langkah dari belakangnya. Padahal, Lino tak pernah tau ada yang mengunjungi rooftop selain dia—dan Lia.

Dan Lino kaget dengan sosok gadis bersurai hitam di gerai serta seragamnya yang ia balut lagi dengan hoodie berwarna putih mendekat kearahnya.

Iya, itu Lia.

"Sekarang mainannya ngerokok ya?" tanya Lia dengan tatapan sendu.

"Bukan urusan lo!" Lino memutarkan bola matanya.

Dan Lino kaget saat gadis itu mendekat kearahnya dan berjinjit.

Dan Lino juga kaget saat gadis itu mengambil batang rokoknya dan menginjak di hadapannya.

Lino membulatkan matanya tak percaya.

"Gimana mau dapat cewe yang baik kalau masih suka ngerokok," sindir Lia.

"Ga capek nyindir gw?" Lia kaget, pasalnya Lino tak pernah blak-blakan seperti ini.

"Engga nyindir! buat intropeksi diri sendiri aja!" Lia memutarkan bola matanya.

"Gw ga mau ya liat lo nangis disini gara-gara gw, pergi sana!"

Lia kaget,

"Belajar cuek ya?" tanya Lia dengan tatapan kecewa.

"Iya,"

"Kenapa berubah sih Kak?"

"Kata lo, gw sering kasih harapan yang banyak tapi gaada kepastian. Makanya gw jadi cuek, biar lo ga anggep itu serius,"

Jleb.

"Lo terlalu baik buat gw, dan gw baru sadar," Lino terkekeh.

"Maaf gw ga mau buat lo sakit hati buat kedua kalinya, tapi gw juga harus jujur,"

"Kenapa?"

"Gw gabisa jujur sama perasaan gw ke lu Lia. Karena gw—"

Lino mengehentikan kalimatnya.

"Kenapa Kak?!"

"Karena gw kalah dari Soobin," lirih Lino.

"Ma-maksudnya?"

"Ya, gw taruhan sama Soobin," Lino jujur, walau berat kenyataan nya melihat gadis yang ia sayangi kembali nangis dan lagi-lagi karenanya.

"Kenapa? kenapa gitu?" lirih Lia.

"Gw ga mau kelihatan lemah Lia di depan Soobin!" tegas Lino.

"Berarti Kak Lino ga serius sama aku? atau bahkan gada rasa?" lirih Lia.

"Gw sayang sama lo Lia! Gw suka! Tapi gw ga bisa jelasin perasaan gw ke lu karena taruhan itu! gw gamau jadi pecundang!" Lia kaget dan hatinya benar-benar rapuh saat ini.

"Ga gitu Kak caranya..." Lia tak dapat berbicara lagi.

"Iya tau gw salah, gw minta maaf, lo wajar kok benci gw," lirih Lino.

"Gaada kata 'maaf' Kak, kalau kepercayaan rusak," Lia terkekeh.

"Gw jujur, gw suka sama lo dari dulu. Maaf gw gapernah kasih lo kepastian karena janji gw sama Soobin. Jangan nangis lagi, gw gamau liat orang yang gw sayang nangis, apalagi setulus lo," ujar Lino.

Lia menangis sendu dihadapan Lino.

"Gw ga mau sakitin hati lo lagi Lia. Mungkin ini cara terbaik. Kepercayaan lo udah hilang buat gw, ga pantes cowo brengsek kayak gw ada di sisi lo. Kata lo, jodoh itu cerminan. Mungkin bukan gw kali ini," lirih Lino.

Lia tak percaya bahwa ia diperlakukan seperti ini.

Tetesan air matanya sudah keluar, tak dapat di tahan.

Lia tau, bahwa dia sangatlah lemah.

Lia juga tau, dia tak seharusnya mengeluarkan air matanya didepan Lino.

"Kak Lino harus nya jujur dari dulu! Hubungan yang diawali dengan kebohongan, ujungnya ga bakal berjalan baik Ka," lirih Lia sambil menghapus air matanya.

Lino hanya terdiam, tak ingin membalas.

"Kak Lino, orang terjahat yang pernah aku temui, dan kali ini aku ga salah," Lia meninggalkan Lino sendirian.

Lia butuh waktu, untuk menenangi dirinya. Ia lelah karena semua ini.

Bahkan rasanya, jika Lia bisa. Ia tak ingin mengenal apa itu  cinta.

Dramatic kali akutuh. Tapi aku terinpirasi dari playlist spotify ku yang 'galauers'. Demi ya, aku baper sendiri haha.

Vote ya kawan kawan ku!

𝐁𝐀𝐒𝐓𝐀𝐑𝐃 𝐁𝐎𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang