Meet Her 👄

445 72 2
                                    

Hari mulai sore, dan Lino masih berkutat dengan handpone nya di taman dekat sungai di rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari mulai sore, dan Lino masih berkutat dengan handpone nya di taman dekat sungai di rumahnya.

Cuma main handphone, belum ganti seragam. Orang-orang berlalu lalang didepannya. Bahkan ada yang pacaran juga. Sungguh pemandangan yang memuakkan.

Lino ga sengaja liat scarf yang jatoh di dekatnya.

"Punya siapa coba?"

Lino mengambil scarf tersebut.

"Maaf, scarf nya punya gw tadi,"

Lino mengangkat mukanya dari hadapan handphonenya.

"Iya Mbak-"

"Lino?!"

"Yein?"

Ketika dua insan di pertemukan dan mereka sudah punya hubungan yang berakhir suram.

"Nih, hati-hati kalau naro barang," Lino memberikan scarfnya kepada Yein.

"Boleh duduk di sebelah Lo?"

Lino mengangguk.

"Lo kenapa jadi begini?" tanya Yein sambil melihat penampilan Lino.

"Gatau, suka aja begini,"

"No! Jangan beginilah! Papa lo tuh capek ngurusin lo," omel Yein.

"Ga beda dari dulu ya lo tuh,"

Yein menatap Lino.

"Gabeda, bahkan masih punya perasaan yang sama,"

Lino kaget,

"Kalau udah jadi mantanan begini, gaboleh ada rasa lagi Ye," ujar Lino.

"Lo udah punya pacar ya? setelah ku gw tinggal ke Russia?" tanya Yein penasaran.

"Kalau kejebak di zona cinta segitiga gimana?"

"Ga nyangka," Yein terkekeh.

"Lo gimana disana? jangan bilang masih gabisa masak nasi," ejek Lino.

"Parah banget sih, engga lah, kalau dulu lo ga ngajarin gw, gw mau makan apa disana," lirih Yein sambil tertawa.

Lino hanya tersenyum.

"Lo pulang kapan?" tanya Lino.

"Baru tadi,"

Lino mengangguk.

"Ga nyangka bisa ketemu lagi, dengan keadaan yang beda, tapi perasaan yang sama. Boleh ga sih?"

Lino terkekeh.

"Boleh, tapi harus siap patah hati,"

"Geer banget sih," Yein menyenggol lengan Lino.

"Lo sekolah dimana sekarang?" tanya Lino.

"Gw  homeschooling , gw kan udah selesai, tapi gw mau nunggu waktu Indo," Lino hanya ber-oh ria.

"Udah sore, lo ga pulang?" tanya Lino.

"Mau bareng sama lo boleh ga? ga ngabisin bensin kok, rumah gw deket dari sini," Lino hanya mengganguk lalu mengantarkan gadis itu pulang.

Tapi Lino bingung, kenapa arah ke rumah baru Yein persis sama kearah rumah Lia.

Dan kagetnya, 

rumah Yein cuma beda 3 blok sama rumah Lia.

Lino ga nyangka.

"Ini rumah Lo Ye?" Yein mengangguk.

"Kenapa? mau masuk?" tanya Yein.

"Engga, udah sore, sana masuk," Lino nyuruh Yein masuk. Yein mengangguk lalu melambaikan tangan kearah Lino.

Lino menancapkan gas lagi, dan pastinya Lino melewati rumah Lia.

Lino ga sengaja liat Lia yang lagi main basket di garasi rumahnya.

Lino ga kepikiran buat nyamperin, dia selalu seandai-andai punya penyakit bipolar kalau sama gadis itu. Pikiran dan hatinya selalu berubah. Terkadang ingin slalu dekat dengan Lia tetapi terkadang juga mau menjauh karena keinget janjinya dengan Soobin.

Lino menggeleng kepalanya, menghirup udara segar agar menetralkan pikirannya.

Sedangkan disana, Lia mengelap keringatnya dengan handuk kecil miliknya. Melihat handphonenya yang tak terdapat notifikasi satupun dari Lino.

Lia mendengus, lalu memasuki rumahnya.

Aku upnya dikit, hehehe. Tapi 2 chap kok.

Keep Voting 🙏

𝐁𝐀𝐒𝐓𝐀𝐑𝐃 𝐁𝐎𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang