Assalamualaikum teman-teman pembaca. Apa kabar?
Maaf ya lama banget updatenya. Dan maaf juga part ini agak panjang tapi semoga aja suka ya dan gak terlalu bertele-tele.
Selamat membaca 👓📖
~R~I~N~D~U~
Aku melambai-lambaikan tangan kanan ke udara sedangkan tangan kiri memegang ponsel. "Hay temen-temen. Aku udah sampe di ... di mana ya?" Aku asik membuka vlog bersama Ranti dan Alan sambil lensa kamera menyoroti lingkungan pesantren.
Aku menyoroti kamera pada Alan. "Lah? Mana gue tahu, Rin. Kan lu yang bakal di sini." Alan menanggapi pertanyaanku.
Lalu ku arahkan kamera pada Ranti. "Bego. Pada liat plang di depan gak sih?" tanya balik Ranti dengan geram. Lah apa masalahnya coba nih anak kesel sama kita yang lupa nama pesantren.
"Apa coba?" tanyaku memancing.
Ranti nampak berpikir padahal aku yakin dia pun lupa nama pesantren ini. "Apa ye?" Tuh kan dia lupa.
Aku mengarahkan kembali kamera padaku. Oh iya maksudku di sini kamera itu kamera ponsel. Kalian tahukan, kamera aku disita sama Bunda. Ingatkan aku buat beli yang baru, ya.
"Yang tahu coba komen di bawah," suruhku pada penonton vlog ini sambil berjalan menuju sebuah bangunan utama dekat tempat Ayah memarkirkan mobil.
Aku melihat berbagai plang di sana. Aku juga menemukan nama pesantren ini. Tiba-tiba Ranti dan Alan ikut masuk dalam kamera sambil berseru, "ini nih nama pesantrennya," ucap mereka sambil menunjuk plang itu.
"Lah, ini papan," ucapku tak setuju dengan pernyataan mereka.
"Siapa bilang ini martabak," balas Alan kesal.
"Kocak," gumam Ranti.
Pesantren ini namanya Pondok Pesantren KB. Bangunannya tidak terlalu mewah namun terlihat nyaman, tidak luas namun tidak pula sempit, dan halamannya pun bersih dari penyakit dan virus seperti dua makhluk yang ada di depanku ini.
"Apa, lo? Virus virus!" teriak Alan tak terima aku menyebut mereka virus.
"Apa lo?" Aku siap-siap dengan menggulung lengan panjang hingga siku sedangkan Ranti memegang ponselku.
Alan ikut mendekat melayani candaanku dengan tampang serius padahal dia sedang menahan tawa. Saat kita sudah berdekatan hanya menyisakan jarak satu langkah tawa Alan pecah di susul Ranti kemudian aku.
"Haha, bangke. Gue mau ngakak liat loh gini," komentarnya sambil sesekali tertawa meledek.
"Lucu sumpah, Rin, liat lo kek gini rasanya udah gak cocok lo jadi preman sekolah lagi," ledek Ranti yang tak henti-hentinya tertawa sampai apa yang dia ucapkan terdengar tidak jelas.
Aku ingin marah, namun aku sendiri merasa lucu dengan sikapku tadi. Coba banyangkan, aku yang memakai rok, baju lengan panjang dan sebuah jilbab tersampir di bahu berlaku seperti preman pasar. Tidak cocok sekali dengan apa yang sedang aku pakai. Untung jilbabnya belum kupakai.
![](https://img.wattpad.com/cover/172111557-288-k457406.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu, Bergema Di Pesantren
Teen Fiction#118 in pesantren dari 1,42rb (23 Maret 2019) #347 in rindu dari 17,5rb (11 Mei 2019) ~~~~ Rindu tercipta karena ada kenangan yang kita lalui dimasa lampau. Rindu tercipta karena ada hal menyenangkan diantara kita. Rindu tercipta karena ada kamu ya...