Assalamualaikum teman-teman 👋
Yuhuu Lia kembali 🔪Cuss baca....
~R~I~N~D~U~
"Bizar!"
Seseorang yang kukira Anfa itu menoleh pada seseorang yang memanggilnya Bizar. "Kamu mau pinjam buka Matematika?"
Aku hanya diam mendengarkan mereka berbincang. Sopan tidak sopan tapi aku penasaran dengan orang yang dipanggil Bizar ini. Jadi aku putuskan untuk menunggu dan menguping.
" Iya, No. Buat persiapan ujian akhir." Suaranya terdengar seperti suara milik Anfa.
Tapi sepertinya aku salah orang lebih baik aku segera kembali ke kelas. Saat aku melewati mereka di saat itulah mereka masuk ke perpustakaan. Mengabaikan aku tanpa sedikit pun membiarkan aku melihat wajahnya. Oh sangat menyebalkan.
Ternyata sesampainya di kelas ibu biologi itu sudah tidak ada. Guru lain pun tidak ada. Beruntunglah kalau seperti itu aku jadi tidak perlu beralasan lagi.
"Kamu bikin wc apa nyasar? Lama amat." Tiba-tiba Nolan berseru dari tempat duduknya yang berada di belakangku.
Aku rasa pertanyaannya untukku, namun ku abaikan saja pertanyaannya. Baru saja merasa lega karena tidak ada guru tapi malah terganggu sama bocah rese ini.
"He, Rindu," panggilnya tanpa berhenti mengguncang-guncang kursiku.
Dengan terpaksa aku menoleh ke belakang, "apa?" geramku.
Nolan hanya memamerkan senyum tanpa berniat berbicara. Dalam hitungan ketiga dia tidak berbicara, aku akan kembali ke posisi awal.
Satu...
Dua...
Ti...
"Kamu bikin wc apa nyasar? Lama amat." Nolan melontarkan pertanyaan yang sama dengan pertama kali aku kembali.
"Bikin wc!"
"Udah jadi berapa?" Kukira dia tidak akan menanggapi pernyataanku tapi sekarang mengajakku bercanda. Ya Allah kuatkan hambamu ini!
"Sepuluh! Lo mau liat?" tantangku sambil mengangkat alis yang dibalas sama oleh Nolan. "Tuh liat aja muka, lo."
"He! Dikira muka aku wc apa?" tanya Nolan tak terima.
"Emang." Aku memutar dudukku kembali ke posisi awal.
"Nolan emang gitu. Jangan makan hati ya sama omongannya." Tiba-tiba siswi yang duduk di depanku bersuara lalu membalikkan tubuhnya. "Kurang pasokan cewek di pesantrennya jadi gitu, deh," ledeknya sambil tertawa dengan sekali-kali menjulurkan lidah yang kurasa itu untuk Nolan.
Aku hanya tersenyum canggung dan bermonolog dalam hati, "emang gue peduli."
"Oh ya kenalin, aku Mala ketua kelas di sini." Mala menjulurkan tangan kanannya.
"Gue Rindu." Aku membalas uluran tangannya.
"Anak Jakarta, ya?" tanyanya bernada tak suka. Aku menganguk. "Pantes pake gue-lo. Di sini ngomong pake gue elo pasti di omongin sama siswa lain."
"Apa masalahnya? Di sana pake aku kamu di jadi bahan bulian karena sok baik dan culun," tuturku tak mau kalah.
Apa masalahnya dengan menggunakan kata 'gue-elo' atau 'aku-kamu' jika itu digunakan kepada orang yang sepantaran? Bukannya ini hanyalah perbedaan bahasa saja?
![](https://img.wattpad.com/cover/172111557-288-k457406.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu, Bergema Di Pesantren
Teen Fiction#118 in pesantren dari 1,42rb (23 Maret 2019) #347 in rindu dari 17,5rb (11 Mei 2019) ~~~~ Rindu tercipta karena ada kenangan yang kita lalui dimasa lampau. Rindu tercipta karena ada hal menyenangkan diantara kita. Rindu tercipta karena ada kamu ya...