"Irene Unnie sepertinya sangat tertekan." Ujar Yeri sambil menyadarkan tubuhnya pada Seulgi.
"Rumor muncul sebelum comeback memang membuat stress. Tapi itu salahnya sendiri kenapa membuat rumor seperti itu." Balas Joy.
"Apa maksudmu? Jika rumor itu mengenai Irene unnie, maka itu akan berdampak juga pada kita." Sambung Seulgi.
"Tapi kita tidak dapat menutup fakta bahwa Irene unnie sendiri yang memutuskan untuk berkencan, ia melanggar aturan perusahaan. Jika hasilnya seperti ini siapa yang harus disalahkan?"
"Yak! Park Sooyoung, apa kau sadar dengan ucapanmu? Kau bisa membahayakan grup jika terus begitu." Sanggah Seulgi. Joy hanya mengangkat bahunya tidak merasa bersalah atas apa yang baru saja di ucapkannya.
"Tenanglah, aku yakin Joy tidak bermaksud begitu, unnie akan sedih jika mendengar kau bicara begitu. Jangan sampai itu mengetahuinya." Wendy akhirnya menengahi mereka.
"Unnie selalu membela Irene unnie. Apakah kau bukan fans ku lagi?" Rajuk Joy.
"Kita akan mulai latihannya sebentar lagi, dimana Irene?" Tanya pelatih mereka.
"Benar dia belum kembali." Batin Wendy. "Tadi dia pergi untuk mengambil air, biar aku menyusulnya." Sambung Wendy sambil berdiri meninggalkan ruangan.
Ia menyusuri lorong yang biasanya digunakan lalu lalang oleh banyak artis. Lorong menuju ruang latihan memang lebih sempit tapi sangat panjang karena terdiri atas beberapa ruangan. Di dinding menuju ruang latihan itu terdapat foto-foto artis yang telah debut dan menjadi legenda. Setiap artis bermimpi untuk memajang foto nya disa dan menjadi bahan perbincangan tentang betapa kerasnya perjuangan mereka sebelum debut bahkan setelah debut sekalipun.
Wendy sampai di tempat biasa mengambil air, namun Irene tidak ada disana. Ia menoleh sekeliling namun tetap tidak menemukan Irene, sehingga ia putuskan untuk mengambil ponselnya menghubungi Irene. Sayangnya, nomor Irene juga tengah melakukan panggilan lain. Wendy terus berjalan menuju kantin saat ia mendengar suara di sisi lain di balik pintu di depannya.
"Atap? Kau sedang apa?" Itu suara yang sangat Wendy kenal. Ia terlihat terburu-buru menaiki lift menekan tombol atas. Wendy menggelengkan kepala apakah ia harus bertanya atau tidak. Wendy hanya menatap lurus pada pria itu yang sedang berdiri menghadapnya di dalam lift. Ia membungkuk memberi salam ketika Kim Suho juga membungkuk padanya.
Sekilas pemikiran datang di kepalanya, namun tidak ada hal lain yang bisa ia bayangkan kecuali bahwa pembicaraan Suho tadi berkaitan dengan Irene. Ia ingin mengabaikan hal ini begitu saja, tapi tetap tidak bisa meredam keinginan untuk berfikir bahwa Irene sedang berada di atap. Ia menelpon Irene sekali lagi, namun masih tetap tidak bisa.
Akhirnya Wendy memutuskan untuk menyerah. Tidak ada salahnya jika ia memeriksan ke atap, karena ia hanya mencari leadernya saja. Ia menekan tombol lift untuk naik, tapi terasa sangat lama sehingga ia berlari menuju tangga darurat. Wendy memutuskan untuk naik di lantai berikutnya saja, tapi lift tetap terasa begitu lama disetiap lantainya sehingga ia berakhir di atas dengan keringat membanjiri seluruh tubuhnya dan kehabisan nafas.
Udara di atap terasa sangat sejuk, di gedung tinggi angin bertiup lebih kencang. Wendy terasa baru bisa bernafas saat angin bertiup ke arahnya. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh bagian di gedung itu, tapi tidak ada apapun selain pemandangan kota yang indah di isi oleh bagunan yang lebih rendah dari gedungnya. Ia berniat menutup pintu kembali, saat mendengar suara manusia akhirnya.
"Aku hanya ingin bertanggung jawab." Ujar seorang wanita dengan frustasi. Wendy memutuskan untuk berjalan lebih mendekat di balik dinding yang membatasinya dengan mereka. "Wendy merasa sangat bersalah karena menyukaiku, dia merasa akan menjadi orang yang menghancurkan grup. Bagaimanapun aku juga memiliki andil dalam kesalahpahaman ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
New Rule
FanfictionAda tiga zona waktu, Masa lalu, hari ini, dan masa depan. Masa lalu adalah tempat untuk belajar, hari ini adalah masa untuk berjuang sedangkan masa depan adalah hasil dari apa yang di pelajari di masa lalu dan apa yang di perjuangkan hari ini. Setia...