Final (Bonus Chapter)

1.7K 121 39
                                    

"Ummmm.. sebentar." Wendy menarik tubuhnya dari atas Irene yang sedang berada dalam kungkungannya. Irene terengah berusaha meraih leher Wendy lagi dan memberikan kecupan ringan disana. Ia tidak lagi memiliki tenaga usai merobek pakaian Wendy dan membuangnya entah kemana. Saat ini cahaya juga hanya berasal layar ponsel mereka yang masih menyala disamping tempat tidur dan bulan purnama yang sedang menyala bulat sempurna. Keduanya sama terburu hingga tidak sempat menempatkan keycard di tempat lampu untuk memberi cahaya di hotel berlatar gunung Fuji yang tengah mereka tempati.

"Apa kau mendengar sesuatu?" Heran Wendy tidak dapat lagi menahan rasa waspadanya. Ia terus mendengar langkah kaki dibalik punggungya dan ditambah lagi cahaya remang-remang itu membuatnya tidak dapat melihat terlalu jelas. Indranya menjadi sensitif.

"Ayolah, jangan mulai lagi. Sudah berapa lama kau berhalusinasi? Enam bulan? Apa kita harus menemui psikiater sekarang." Geram Irene tapi tidak menghentikan aktifitasnya dari meninggalkan jejak di leher Wendy. Akhirnya mengalah, Wendy merebahkan kembali Irene di kasurnya, menatap gadis itu dari atas dimana bajunya telah tersingkap mempertontonkan abs yang menggoda iman.

Wendy menelan ludah saat Irene terkekeh pelan meraih tengkuk Wendy untuk mulai berciuman dengan bibir lembut itu. Mereka saling tersenyum di sela-sela kecupan singkat. Saling menggoda dan mendorong serta menarik satu sama lain. Irene tidak dapat menahan desahannya saat bibir wendy menyapu lehernya, menghisapnya perlahan, meninggalkan jejak di leher jenjangnya.

"Ummmm" Desahnya pelan sambil mendongak memberikan akses lebih luas agar Wendy dapat bermain lebih leluasa. Ia mengusap punggung Wendy perlahan terkadang meremas hingga hampir mencakar punggung tanpa busana itu. Kepalanya terasa sangat pusing dan setiap gerakan yang Wendy lakukan memberikan efek sentruman kecil yang membuat darahnya berdesir.

"Kau me-manjangkan k-kukumu?" Ujar Wendy terbata-bata karena ia juga sedang mengalami high tension.

"Ummmmm, untuk khonser ss-ebelumnya." Jawab Irene terengah meminta Wendy untuk melanjutkan pada tahap selanjutnya dengan gerakan mendorong kepala Wendy kebawah. Sesuai dengan perintah Irene yang diberikan tanpa suara Wendy menurunkan kecupannya dari leher Irene menuju dua gundukan yang masih terbungkus kain bewarna hitam hitam itu.

Selimut yang berada dibawah mereka telah kusut dan tergulung akibat pergerakan dan gesekan demi gesekan yang terjadi. Irene berusaha mendorong benda itu lebih jauh agar tidak menganggung Wendy saat ia merunduk menciumi perut dan bagian rusuknya. Keduanya tidak dapat lagi berfkir karena udara tiba-tiba saja menjadi panas dan mereka berkeringat.

Wendy menelusupkan tangannya ke balik punggung Irene berusaha mencari pengait yang dari kain yang dari tadi membuat wajahnya terasa gatal. Irene melengkungkan tubuhnya membantu Wendy dengan tidak sabar. Sembari Wendy berusaha melepaskan kaitan Itu Irene meraih tengkuk Wendy berusaha meninggalkan jejak disana, dengan nafas yang semakin memburu menyapu leher Wendy.

Klik!

Klik!

TAK! BRAK! PRANGGGG!!!!

Akhirnya kaitan yang berada di punggung Irene terlepas tapi suara dan lampu yang tiba-tiba menyala membuat keduanya terperanjat. Bunyi klik kunci yang pertama adalah bunyi pintu depan yang terbuka, dan bunyi klik kunci kedua adalah card key yang digunakan untuk menyalanyakan lampu. Lalu lampu secara bergantian menyala menerangi seisi ruangan bersamaan dengan itu tiga gadis polos yang berdiri disana menjatuhkan barang bawaan mereka, bahkan Yeri yang hendak berlari menjauh dari sana kehilangan keseimbangan dan akhirnya menabrak vas bunga hingga pecah.

"Wooooaaahhh!!!" Histeris Wendy menarik selimut berusaha menutupi dirinya dan Irene.

"Unnieeeeeeeee...." Rengek Joy dan Yeri yang menangis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

New RuleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang