"Oh lihat, mereka menulis permintaan maaf.." Ujar Joy sambil membaca isi artikel yang baru di keluarkan itu.
"Apa-apaan? Mereka hanya meminta maaf karena tidak bisa menampilkan red velvet bukan karena apa yang menimpa Wendy unnie." Rutuk Yeri membaca ulang kembali artikel itu.
"Mereka ini, lihat saja aku tidak akan tinggal diam." Seulgi membuka akun yang tidak pernah ia gunakan, lalu memasang vitual private network. Tentu saja itu harus dilakukan untuk memprovokasi tanpa ketahuan. Ia bukan ingin mencari masalah, namun agar peristiwa ini diselesaikan dengan sewajarnya. Seulgi meninggalkan sebuah komentar, bahwa permintaan maaf itu terasa sangat tidak tulus, dan bukankah stasiun itu hanya mementingkan dirinya sendiri saja. Mereka bahkan tidak peduli pada kondisi Wendy, mereka hanya meminta maaf karena rondown acara mereka terkendala.
"Reveluv pasti akan beraksi keras tentang ini." Ujar Joy.
"Sudahlah, kita sudah sampai." Ujar Irene menengahi.
Hari itu mereka sedang dalam perjalanan menuju agency. Kejadian besar itu membuat harus segera di adakan pertemuan. Kecelakaan ditengah masa promosi, bagaimanapun keadaannya tetap sangat merugikan grup maupun perusahaan. Diluar kesehatan artis menjadi yang utama, tapi hal yang pasti adalah perusahaan menginginkan sebuah pencapaian untuk setiap masa promosi.
"Kalian pasti sangat terkejut. Aku juga turut merasakan kesedihan yang dalam, tapi kita harus dengan segera merancang kegiatan untuk selanjutnya." Ujar manejer perencanaan.
"Wendy bahkan belum melaksanakan operasinya, apa-apaan ini?" Heran Seulgi. Mereka pikir saat dipanggil ke Agency untuk mendiskusi bagaimana penanganan terhadap kasus Wendy, makanya mereka datang dengan sangat bersemangat.
"Wendy pasti akan mendapatkan perawatan yang terbaik, justru saat ini kondisi redvelvet yang tidak dapat melakuan promosi adalah bagian yang harus kita pikirkan." Lanjutnya.
"Aku rasa kondisi kesehatan Wendy jauh lebih penting. Kita masih dapat menampilkan psycho lima bulan, bahkan lima tahun lagi setelah Wendy sehat. Namun kali ini, aku merasa kami tidak dapat tampil tanpa main vocal." Jelas Irene.
"Kenapa? Bukankah itu bagus untuk tampil tanpa main vocal, akan semaki bagus untuk membentuk image redvelvet. Justru dengan tidak hadirnya Wendy akan menjadi kesempatan untuk menjelajahi kemampuan vocal seluruh member, sekaligus membuktikan bahwa tanpa main vocal sekalipun grup sekelas redvelvet mampu melakukannya dengan baik. Itu akan sangat memperbaiki citra grup." Jelasnya.
"Permisi bujangnim?!" Tegas Joy hingga mengetukkan jarinya pada meja. "Aku merasa kau tidak mengerti apa yang terjadi disini jauh lebih buruk dari pada kehilangan harga sahammu seperti yang sudah biasa kau lakukan. Bagiku...." Joy melirik sekelilingnya. Ia melihat Irene mengedipkan matanya yang berarti memberinya isyarat untuk melanjutkan saja.
"Bagiku... tidak bagi kami semua Wendy jauh lebih dari sekedar member grup yang sama-sama berdiri diatas panggung. Kami melewati masa-masa terburuk dan terbaik bersama, jadi jika kalian berniat memperbaiki citra grup tolong selesaikan kasus ini dengan baik. Tolong tuntut mereka dan kami akan menjamin melakukan yang terbaik untuk menaikan sahammu kedepannya."
Orang itu baru akan memberikan sanggahan kembali, sebelum Irene berdiri dari duduknya. "Sepertinya kita sudah selesai disini. Mari pergi." Ujar Irene sambil meninggalkan ruangan itu yang tidak menghasilkan apapun selain ketegangan urat leher.
*****
"Aigooo, lihat siapa ini." Ujar seorang pria dengan suara khas pria yang dalam dan tegas itu jelas menyapa telinga Wendy. Pria itu baru saja meletakan tas dan semua barang bawaannya disofa lalu menghampiri Wendy ditempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Rule
FanfictionAda tiga zona waktu, Masa lalu, hari ini, dan masa depan. Masa lalu adalah tempat untuk belajar, hari ini adalah masa untuk berjuang sedangkan masa depan adalah hasil dari apa yang di pelajari di masa lalu dan apa yang di perjuangkan hari ini. Setia...