"Sudah ada kabar?" Tanya sang manajer pada asistennya.
"Di dorm tidak ada, Joy baru saja sampai tapi ia tidak melihat Wendy. " Penjelasan itu membuat Irene yang sedang berusaha menghubungi Wendy semakin putus asa. Dengan cemas yang semakin menjadi-jadi Irene terus menghubungi Wendy dengan segala cara, mulai dari panggilan telpon hingga aplikasi pesan namun tidak membuahkan hasil.
Sudah hampir tengah malam. Mereka belum mendapatkan kabar sama sekali. Manajer memutuskan untuk kembali ke dorm dulu, tapi Irene bersikeras ingin tetap mencari. "Kita bahkan tidak tahu dia dimana." Itu terus yang Irene ucapkan memaksa mereka untuk tetap berkeliaran. "Apakah tidak sebaiknya menelpon polisi?" Tanya Irene.
"CEO Lee tidak ingin orang luar tahu." Jawab sang manajer sedikit gugup.
"Gila! Apakah jika sesuatu yang buruk terjadi publik tidak akan tahu?"
"Sebenarnya siang tadi Wendy menemui direktur, dan memberikan hasil pemeriksaannya. Dia menjelaskan bahwa meski dengan terapi seumur hidup, dia tidak akan sembuh. Dia akan kesulitan menari sehingga memutuskan untuk keluar dari grup."
"APA!!" Irene tidak dapat menahan pukulan keras di jantungnya. Seketika terasa aliran darahnya memacu lebih cepat. "Tidak mungkin Wendy seperti itu." Irene masih mencoba menghubungi Wendy. Panggilannya masuk, namun tidak penah diangkat. "Dia tidak mungkin seperti itu." Tangan Irene mulai gemetar dan air matanya turun tanpa diperintahkan. Ia tidak mengerti dan pikirannya terasa sangat kosong.
"Unnie..." panggil Seulgi sambil memeluknya. "Tenang dulu, kita akan mendengar penjelasan Wendy nanti." Ujar Seulgi tetap memeluk Irene. Pikiran Irene melayang sangat jauh, ia mengingat bagaimana Wendy menatapnya tadi pagi. Itu seperti benar-benar senyuman yang tulus dan sangat bahagia, dia selalu tersenyum dengan matanya, dan ia melakukannya setiap saat. Begitu juga saat berpamitan tadi pagi, tidak mungkin jika Wendy meninggalkan grup tanpa berdiskusi dengan Irene, sangat tidak mungkin Wendy melakukannya terlebih lagi saat ia memutuskan untuk pulang dan kembali pada aktifitas grup.
"Kami menemukannya. Dia di jembatan Mapo." Ujar seseorang dari bagian IT. Semua orang membulatkan matanya dan memutar balik mobil menuju tempat itu.
Sudah sangat larut dan tempat ini pun sudah sangat sepi. Semua orang menuju satu titik itu dan menyusuri sepanjang sungai. Angin bertiup sangat kencang dan aliran sungai juga sangat deras, tapi mereka terus berjalan kesana kemari mencari tanda-tanda.
Irene terus menghubungi Wendy yang terasa sangat dekat baginya. Ia seperti bisa mendengar nada dering yang Wendy gunakan. Irene merasa ia hanya berkhayal karena terus mendengar nada dering itu di telinganya, tapi tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah benda menyala di dalam gelap tergelak di pasir.
"Wendy?" Heran Irene melangkah ke tempat itu. "Oppa!" Teriak Irene hingga orang-orang berkumpul ke arahnya. Jarak mereka cukup jauh sehingga harus berlari. Irene berjalan kearah benda itu yang mengarah langsung ke sungai Han. Ia menghubungi nomor Wendy sekali lagi, dan benar, ponsel itu kembali berdering. Tapi hanya ponsel itu yang berada disana, tidak ada Wendy.
Irene melihat sekeliling dan angin bertiup semakin kencang. Semua pikiran buruk datang padanya tapi tidak tentang yang satu itu. Ia melihat sepasang sepatu convers bewarna biru tua tergeletak di pinggir air. "Tidak, tidak seperti ini. Tunggu sebentar." Irene berusaha bernafas, tapi sepertinya pasokan udara di seluruh bumi telah habis. Ia berusaha berfikir jernih, tapi tidak dapat menjelaskan apapun yang sedang terjadi.
"Hubungi polisi, suruh mereka menyusuri sungai. CEPAT!!" Teriak sang manajer pada orang-orang yang mematung. Mereka sama kebingungannya malam itu. Tidak tahu apa yang harus mereka lakukan, tidak mengerti apa yang terjadi dan tidak ingin mempercayai bahwa Wendy baru saja menenggelamkan dirinya kesana dan meninggalkan ponselnya yang sedang merekam video di pinggir. Bahkan jejak kakinya masih tersisa di pasir, itulah yang paling tidak dapat di percaya. Bahwa mereka terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Rule
Fiksi PenggemarAda tiga zona waktu, Masa lalu, hari ini, dan masa depan. Masa lalu adalah tempat untuk belajar, hari ini adalah masa untuk berjuang sedangkan masa depan adalah hasil dari apa yang di pelajari di masa lalu dan apa yang di perjuangkan hari ini. Setia...