21 | Pesta Luka

1.5K 89 29
                                    

Sambil baca sambil dengerin lagu:
Fiersa Besari-April sangat dianjurkan.

Jangan lupa komentar!!!

Hari yang ditunggu-tunggu. Gwen memakai dress abu-abu dan rambut yang dibiarkan tergerai. Sejumput poni ia jepit dengan jepit motif mawar. Tak lupa tas selempang berukuran mini yang ia sampirkan di bahu kiri.

Darel tidak bisa untuk tidak terpukau. Penampilan Gwen sesuai dengan ekspektasinya. Gwen selalu cantik dalam setiap acara. Kini mereka seperti couple goals dengan memakai baju warna senada. Gwen yang memintanya.

Selagi menyetir fokus Darel terpecah belah. Cowok itu sekali-kali melirik Gwen di sampingnya. Membuat Gwen salah tingkah.

"Fokus, Rel," ujar Gwen.

"Ini juga fokus kok. Fokus ngelirik kamu."

Modus, batin Gwen. Bukan Darel namanya kalau gak pinter gombal.

"Serius deh, malam ini kamu cantik banget. Berapa lama dandannya?"

"Ish!" menabok Darel. "Kalau mau ngehina, hina aja, gak usah pakai pemanis."

Darel tertawa, sudah dibilang kan menggoda Gwen adalah salah satu hobbynya? Apalagi saat Gwen kesal, rasanya Darel ingin menguyel-nguyel pipi chubby itu. Sebelah tangannya terulur mengacak rambut Gwen. "Cantik," ujarnya dengan tatapan fokus menyetir.

"Dareeell rusak kan rambut aku," sungut Gwen kesal. Cewek itu membuka dashboard lalu mengambil sisir. Percayalah, Gwen yang meletakkan sisir itu di sana. Bukan hanya sisir, peralatan make up pun tak luput Gwen bawa untuk berjaga-jaga, dan Darel terima-terima saja. Justru gemas dibuatnya.

"Dari kemarin Sarah nyuruh kamu buat datang. Katanya kedatangan kamu yang paling ditunggu-tunggu. Ada apa emangnya?" tanya Gwen.

"Aku kan ganteng, kalau aku datang gak bakal bosan orang-orang yang ada di sana," jawab Darel percaya diri.

"Pedean aja terus."

Darel tertawa. Kemudian dering telepon menjeda pembicaraan mereka. Gwen tidak tau apa yang Darel dengar, tapi dari ekspresinya cowok itu sangat terkejut, dahinya berkerut dan nampak panik. Gwen memberi tatapan tanya sampai akhirnya Darel berkata. "Lily masuk rumah sakit. Kita ke sana sekarang."

Apa Gwen tidak salah dengar. "Ke rumah sakit? Kita kan mau ke rumah Sarah," ujar Gwen mengingatkan.

"Liliy masuk rumah sakit. Dan aku gak bisa datang ke acara Sarah."

"Kenapa gak bisa? Kemarin kamu bilang bisa? Kamu bilang bakal berangkat bareng, tapi kenapa jadi begini?"

"Lily sakit Gwen."

"Iya aku tau Lily sakit, tapi aku udah janji bakal datang ke acara Sarah. Dan kamu tau itu kan?"

"Gwen!" Darel menaikkan intonasi suaranya disertai rem mendadak yang hampir membuat Gwen terpental ke depan."Bisa gak sih lo ngerti? Sekarang keadaannya udah beda!"

"Iya beda. Kamu lebih peduli sama Lily ketimbang aku, pacar kamu!"

Darel mendesis, tangannya menggenggam erat stir mobil. "Gue peduli karena itu harus! Lo egois Gwen, cuma bisa mikirin perasaan sendiri. Selama ini gue udah turutin semua kemauan, lo. Lo minta pulang waktu jalan gue ikutin. Lo minta gue buat nemenin lo gue lakuin. Lo minta apa-apa gue turutin, padahal posisinya Lily lebih butuh dari itu. Cuma buat lo doang Gwen. Tapi lo masih bilang gue gak ngerti perasaan, lo?!"

Gwen terbungkam karenanya. Sikap Darel berubah menyeramkan, selama berpacaran ini adalah kali kedua Darel marah padanya, dan ini lebih parah. Perlahan Gwen memundurkan tubuhnya saat Darel terus melayangkan kalimat menyakitkan.

DarelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang