seusuai dengan himbauannya, semua penghuni perpustakaan diam. ada beberapa dari mereka yang saling berbicara tapi dengan suara yang kecil. begitu pula arsiy, dia serius banget baca buku broadcasting dari salah satu penulis terkenal. sedangkan di hadapannya juga membaca buku tapi sesekali melihat ke arsiy.
"arsiy" ucapnya yang sukses ngalihin perhatian arsiy dari buku.
"iya dika?"
ternyata yang lagi di perpustakaan itu arsiy dan dika. biasa deh kalo dika ngerjain tugas lintas jurusan pasti selalu ngajak arsiy yang katanya bisa bantu cari buku di rak-rak. karena arsiy yang emang book-holic banget.
"lu suka sama dimas ya?" pertanyaan yang keluar dari bibir dika kayak petir di siang bolong.
"hah? kok kamu bisa bilang gitu dik?"
"yaa karena lu selalu ga ada aja di sekitar erin, kalo dia lagi sama dimas"
arsiya gelengin kepala, "aku cuma ga mau ganggu"
"yakin?"
dahinya semakin mengerut, "aku emang ga mau ganggu dan aku ga suka sama dimas. aku sukanya-"
dika menunggu lanjutan dari kalimat arsiy, "suka sama siapa?"
bukannya jawab arsiy justru nanya balik, "kamu kali yang suka sama erin. kenapa juga kamu harus nyindir dimas kemarin di kosan fajri"
skakmat. dika dibikin diem seribu bahasa, dia berpikir keras cari jawaban yang pas.
"kawa cerita juga kok kalo dimas orang yang setia sama satu perempuan" lanjut arsiy.
"aku sukanya sama kamu mahardika"
boom. mulut yang tadi tertutup kembali kebuka, "ha? so- sorry gimana?"
"aku suka sama kamu sejak kamu nebengin aku ke kampus waktu dulu kehujanan pagi2, kamu dengan enaknya nyipatrin air tapi akhirnya kamu balik lagi untuk nolongin. cara simpel kamu yang bikin hati aku kebuka dan luluh"
dika diem ga tau mau ngebales arsiy gimana, matanya perlahan turun ke buku yang dia lagi baca. sedangkan arsiy dia lanjutin kalimat yang ternyata belum selesai, "tapi ternyata kamu suka sama erin. aku tau dari dariya dia keceplosan-" disela ceritanya arsiy ketawa pelan, "kamu jangan marahin dia ya. kamu juga ga perlu musingin semua hal yang aku bilang. aku cuma mau ngutarain perasaan aku aja kok tanpa nuntut balesan"
"siy.." ucap dika akhirnya, dia mengangkat kepalanya untuk natap arsiy.
"makasih"
"makasih? untuk?"
"makasih udah punya perasaan itu. maaf kalo gua belom bisa bales. you're deserve a better man siy, the man who truly loves you"
arsiya mengangguk kali ini, dia paham semua resikonya ketika ngutarain perasaannya. gapapa kok, anggep aja bumbu perjalanan menuju dewasa. kuliah aja masih butuh kurang lebih dua tahun lagi buat lulus.
"samasama mahardika. kita.. masih temenan kan?"
dika ikut mengangguk seru terus senyum, "iya laah anak bayanaka satu ga boleh berantem cuma garagara hal sepele. apalagi cinta2an!"
arsiy ketawa tanpa suara lalu ngangkat telunjuknya ke depan bibir, "ssttts"
"di perpus jangan berisik ya" tibatiba suara ibu penjaga perpus deket di telinga mereka dan bener aja pas nengok si ibu udah masang muka juteknya terus ngelanjutin lagi kegiatan patroli keliling perpus.
"suara kamu kegedean dikaa"
"hehehe" bales dika sambil ngusap tengkuknya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
cerita bayanaka
Fanfictionsemua bermula dari sepuluh mahasiswa dipertemukan di dalam satu kelompok ospek rumpun soshum bernama bayanaka 1 dimana menyimpan banyak cerita tersembuyi yang luar biasa seperti arti nama kelompoknya, kemudian menutut mereka masuk kedalam fase pende...