Ada yang masih nungguin cerita ini?
Riri berubah pikiran gaes😂walaupun nulisnya ada waktu malam saja. Tapi itu udah cukup kok buat apdet hehe. Gada yang mature nya kok,jadi aman aja untuk dibaca😂
••
•
Happy reading.
Malam ini. Tepat,di sebuah club yang isinya banyak sekali lautan manusia. Sekedar melepas penat,ataupun singgah disana hanya untuk menghilangkan beban. Bahkan ada pula yang secara terang-terangan bercumbu,bahkan menyewa kamar di club ini. Kalian pasti mengerti kenapa orang-orang tersebut harus menyewa kamar untuk satu malam.
"Hai cantik. " Lelaki dengan perawakan bongsor itu dengan tato yang di lengan kanannya terlihat jelas sedang mencolek dagu perempuan di hadapannya yang kini ia hampit dengan dinding. Perempuan itu menolehkan kepalanya kesamping,antara takut dan enggan melihat wajah menjijikan di depannya. Tubuh nya gemetar,tak bisa dikontrol lagi.
"Gadis cantik sepertimu kenapa sendirian disini? Sayang sekali." lelaki itu menggantungkan kalimatnya,tampak ia sedang berpikir sejenak."Mau bermain denganku?"
Air mata Irene tidak bisa dibendung lagi. Ketika tangan kasar itu menyentuh permukaan pipinya,dirinya seakan tersengat. Perasaan takut yang kian menghampirinya,untuk bernafas saja seakan susah. Tenggorokannya tercekat,dan nafasnya tersengal.
Wajah yang hampir sempurna mendekati nya,dengan bibir yang hampir menyentuh birainya. Kini,nasib naas menghampiri pria itu. Irene terbelalak kaget,saat tiba-tiba tubuh pria itu tertarik ke belakang dan mengakibatkan nya terpental mengenai meja bulat di belakang nya. Memegangi kepalanya yang habis terbentur.
"J-jaehyun.. "
Pandangan Irene terbelah menjadi dua. Sekejap memandang Jaehyun yang tiba-tiba datang,dan berpindah ke pria tadi yang kepalanya mengeluarkan darah di pelipisnya. Bersamaan dengan itu,segerombolan pria yang memakai baju persis preman keluar entah dari mana. Menatap Irene dan Jaehyun seakan mereka baru saja mencari masalah dengan mereka.
Jaehyun berlari menghampiri Irene. Dalam hitungan detik ia langsung menarik Irene turun ke bawah. Yang seketika juga membuat sekumpulan pria tadi ikut berlari menghampiri mereka berdua. Menuruni tangga yang dirasa keduanya cukup sulit melarikan diri. Nafas mereka saling beradu,berlarian seperti seorang maling yang habis tertangkap basah oleh warga.
Hingga keduanya menemukan tempat persembunyian di gudang club. Setumpuk kardus yang menjadi penutup tubuh mereka. Ada rak besi tempat menaruh botol minuman cukup menghalangi keduanya. Jaehyun menoleh,melihat Irene yang sedang menunduk dengan kedua tangan yang diletakkan di lutut. Mengatur nafas yang tidak stabil.
"Kenapa kau pergi eoh? Bagaimana kalau tadi tidak ada aku? Kau bisa mati di tangan mereka!"
Suara yang sedikit berbisik itu tengah menahan nada bicara. Nada yang siap akan membentak,kalaupun Jaehyun tidak mengingat bahwa mereka tengah bersembunyi. Irene hanya diam. Tak lama dari itu suara dari luar mampu menyeret keduanya sama-sama merapatkan tubuh.
"KEMANA PERGI NYA KEDUA ORANG ITU?! SIALAN," umpatan yang begitu jelas di telinga Irene dan Jaehyun. Berusaha mungkin untuk tidak membuka suara,hingga satu orang lagi yang menyarankan untuk meriksa keadaan di dalam gudang. Irene panik,tapi Jaehyun langsung mengambil tangan Irene,memegang telapak tangan nya dan segera mengenggam tangan Irene dengan lembut. Menetralkan perasaan takutnya yang kian membuncah.
"Tenang,jangan panik. Ada aku,kau tidak perlu takut."
Pintu terbuka. Keduanya sama-sama menahan nafas karna pergerakan yang tiba-tiba. Menahan untuk tidak mengeluarkan suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fault[TAMAT]
Fiksi Penggemar"Noona lah yang harus berhenti bicara seolah-olah kita sedarah,Noona!"-Kim Taehyung - Diadopsi oleh keluarga Kim yang kaya raya menjadikan Irene pelabuhan untuk sang adik. Siapa yang akan menyangka jika Irene akan tertipu dengan wajah gemas Taehyun...