Chapter-19

1.1K 73 34
                                    

"Hallo Rumaisa Asalamualaikum, saya dari gofood mau antar makanan dan juga cinta."

Pagi yang masih tertutupi oleh gelap Rumaisa dikejutkan oleh dering handphone dan juga suara yang begitu Rumaisa kenali.

"Wa'alaikumsalam, Ya kenapa, pak Eric."

"Gak usah pake pak kali Rum, gue masih muda ganteng gini dibilang bapak. Lagi apa nih Rum? " tanya Eric.

Rumaisa melihat kearah jam yang tertempel didinding kamar Afkar, jam menunjukkan pukul empat pagi.

"Saya tadinya masih tidur, tapi kebangun karena kamu telpon."

"Oh gitu, maaf ya gue gak tahu soalnya yang gue tau cuma cinta sama lu Rum."

Mulai gombal lagi pikir Rumaisa, kenapa pagi harinya malah dibangunkan oleh Eric, bukannya Afkar. Rumaisa melihat kearah Afkar yang masih tertidur, sangat tampan pikir Rumaisa.

"Rum gue kangen tau gak sama lu, lu juga kangen kan sama gue yang ganteng ini? "

"Kepedean kamu!"

"Eh serius tau Rum gue ini ganteng masa lu gak pernah suka sih sama gue? "

"Apasih gak jelas tau gak!"

"Jangan ketus lagi dong Rum."

"Gimana saya gak ketus kamunya pagi-pagi mulai kumat penyakit gak jelasnya."

"Gue lucu kan Rum, haha" terdengar suara tawa Eric, Rumaisa hanya mendengus sebal.

" yaudah deh gue tutup dulu ya, Akhirnya kangen gue terobati saat denger suara indah lu Rum, good morning Rumaisa bye, jangan kangen sama gue ya! love you."

Eric dengan segera mematikan sambungan telponnya. Eric memandang foto Rumaisa yang ia jadikan sebagai walpapernya. Eric tersenyum geli melihat dirinya yang alay seperti remaja.

Perasaannya terhadap Rumaisa semakin hari semakin terus bertambah.

Rumaisa bersandar di kepala ranjang Afkar, ucapan Eric agaknya benar bahwa Eric mencintai dirinya. Rumaisa takut bahwa Eric akan tersakiti nantinya, apalagi Eric yang selalu mengatakan bahwa ia mencintai Rumaisa.

Tak mungkin juga ia bisa membalas perasan Eric, Rumaisa sudah memiliki Afkar.

...

"Rumaisa nanti pindahkan barang-barang kamu ke sini, sekalian baju kamu taruh di lemari dekat baju saya yang kosong."

"Mulai sekarang kamu bisa sekamar sama saya,bereskan barang-barang kamu yang kamu perlu saja." ucap Afkar sambil merapihkan dasi yang ia pakai.

Rumaisa hanya diam sambil memperhatikan Afkar, mungkin ini adalah awal yang baik untuk ia bisa mendapatkan hati Afkar.

"Iya."

Dengan segera Afkar memakai jas juga menenteng tas kerjanya dan pergi keluar kamar. Rumaisa tersenyum selepas kepergian Afkar, Rumaisa sangat bersyukur kepada Adhyastha yang mulai menerima dirinya dan juga ia bisa tidur sekamar dengan Afkar.

Ah rasanya Rumaisa bahagia sekali, saking senangnya Rumaisa lupa dengan Afkar yang masih mencintai Kiyara. Rumaisa juga harus siap hatinya terluka lagi. Rumaisa segera keluar kamar untuk membereskan barang-barangnya.

Mungkin hanya baju dan beberapa barang yang ia perlukan, selebihnya ia akan taruh dibawah saja. Rumaisa keluar kamar dan tiba-tiba ada seseorang menarik pergelangan tangan Rumaisa dan menyeretnya.

Saat Rumaisa menoleh ternyata Casilda dan Jane yang sedang memeganginya. Casilda dan Jane menariknya kesudut dekat kamar Afkar, Rumaisa didorong paksa ke tembok. Rumaisa meringis karena punggungnya terbentur dinding yang keras.

Cause I love Him.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang