Chapter-39

648 39 23
                                    

~Aku akan mencoba untuk merubah kamu menjadi seseorang yang lebih baik. Aku akan membawa kamu kejalan yang benar, sama-sama kita belajar untuk mengikhlaskan.

..................................................................................

         Kilau cahaya menelusup kedalam tirai berwarna putih, cahaya matahati begitu menyilaukan mata dipagi hari. Kilau cahaya itu mengenai tubuh seorang perempuan cantik yang tengah duduk menyendiri dibalkon kamarnya, ia terduduk temenung sambil memeluk lututnya yang tertekuk lemas. Dirinya saat ini menjadi seperti tidak ada semangat untuk hidup.

Tatapannya matanya terlihat begitu sayu, seiring  matanya yang memerah. Lingkar matanya terlihat sedikit menghitam karena efek kurangnya tidur. Jejak airmata yang mengering masih nampak mengalir dipipi putih bersih nan halus itu. Lembaran tisu berhamburan didalam kamarnya yang ia gunakan untuk menghapus airmata yang tidak berhenti mengalir.

Tak terasa hitungan detik hingga menit telah berlalu, namun perempuan cantik itu masih saja terdiam sendiri dibalkon. Ia berharap suasana pagi hari bisa membuat hatinya merasa begitu tenang, namun nyatanya tidak. Suasana dipagi hari malah membuat hatinya semakin buruk.

Helaan nafas kasar keluar dari bibir tipisnya.  Berkali-kali sudah ia mencoba untuk melupakan semuanya, namun tetap saja tidak bisa. Saat ini ia tengah dirundung rasa putus asa, rasanya ingin saja ia mengakhiri semua drama yang terus ia alami.

Akibat putus cinta bisa memberikan pengaruh yang cukup besar baginya, rasa obsesinya  membuatnya semakin membara. Hingga ia lupa merasakan kebahagiaan yang sebenarnya, hingga ia melupakan jati diri yang sebenarnya. Percikan panasnya api cemburu membakar hatinya, untuk terus mempertahankan egonya untuk memilki pria yang sudah jelas terlihat bahagia dengan perempuan yang sudah menjadi pasangannya.   

Ia merasa sudah terlanjur jauh mencintai pria itu, ia sudah mempercayakan sebagian hidupnya kepada pria itu. Namun, pada akhirnya pria itu memilih bersatu dengan perempuan yang menjadi penyebab keretakkan hubungan yang sudah terjalin hampir 3 tahun lamanya. Perempuan cantik itu tentunya masih tidak terima dengan jalan cerita cintanya.

Rasanya sangat sulit melalui semuanya. Haruskan ia melupakan pria tersebut dan memilih untuk mencintai pria yang kemarin berjanji untuk mencintainya. Pria yang menjadi sahabat dari pria yang ia cintai itu terlihat begitu tulus dalam mengucapkan itu semua. Pria yang berusaha memberi nasihat kepada dirinya.

Ia terlarut dalam lamunannya, mengapa ia harus bertemu dan jatuh cinta pada pria yang tidak menjadi pasangannya. Kenapa harus ada pertemuan jika akhirnya menyakitkan, ia selalu berpikir bisakah kisah cintanya berakhir indah.

"Kenapa gue harus jatuh cinta sama lu, kenapa gue harus berakhir kayak gini? Kenapa lu malah milih Rumaisa dibandingkan gue Afkar?!" pekiknya dengan suara yang melengking, sesaat kemudian tubuhnya gemetar sambil terisak.

"Mungkin seharusnya gue yang ada terus disamping lu, gue yang jadi pendamping hidup lu bukan si Rumaisa" ucapnya dengan suara yang terdengar melemah. Kepalanya ia sandarkan ditembok sambil mendongkak membiarkan airmatanya perlahan kembali mengalir. Entah sudah berapa bulir airmata jatuh membasahi pipinya. 

"Kenapa rasanya ini gak adil. Rumaisa bahagia sama Afkar, sedangkan gue harus terluka" lirihnya.

Saat ia sedang menangis, tiba-tiba pintu terbuka menampilkan seorang pria paruh baya dan pemuda tampan yang sontak terkejut melihat kamar yang sudah seperti kapal pecah. Sedetik kemudian tatapan keduanya terarah kepada perempuan cantik yang nampak masih enggan untuk beranjak dari kesendiriannnya.

Cause I love Him.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang