Part 1

17K 1.3K 73
                                    





Renjun melangkah gontai keluar dari lift menyusuri lorong yang masih terlihat sepi. Sesekali menggerutu mengingat tadi saat di dorm anggotanya benar-benar seperti tidak peduli akan peringatan managernya tadi malam agar datang tepat waktu ke perusahaan. Akhirnya Renjun yang lelah berteriak-teriak itupun memilih untuk datang sendiri menggunakan van mereka tanpa peduli anggotanya ke perusahaan akan menggunakan taksi atau Jeno maupun Haechan yang baru saja mendapatkan surat izin mengendara itu menyetiri anggotanya yang susah di atur itu.


Dengan gusar Renjun mendorong pintu besar ruangan tempat biasa mereka latihan, managernya meminta mereka untuk berkumpul disana tepat jam 8 pagi. Dan 5 menit lagi tepat jam 8.

Baru satu langkah Renjun memasuki ruangan latihan itu, langkahnya terhenti di karnakan seseorang yang tampak asing tengah membelakanginya, dan saat mendengar gedebuk pintu yang di buka Renjun dengan agak kasar, orang asing dengan surai biru itu segera membalikkan badannya menatap Renjun.

Baru satu langkah Renjun memasuki ruangan latihan itu, langkahnya terhenti di karnakan seseorang yang tampak asing tengah membelakanginya, dan saat mendengar gedebuk pintu yang di buka Renjun dengan agak kasar, orang asing dengan surai biru itu se...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesaat Renjun terdiam. Mengingat-ingat siapa orang yang terasa tidak asing itu.

Renjun hendak bersuara menanyakan siapa orang itu dan apa yang sedang ia lakukan di ruangan yang biasa di gunakannya bersama anggotanya latihan. Tapi belum sempat sepatah kata keluar dari mulut Renjun, ponsel orang tersebut berdering, yang segera di angkat oleh orang tersebut. Renjun mengatupkan mulutnya yang sudah setengah terbuka.


" Yeoboseyo?"


Suara berat orang itu mengucapkan kata halo menyapa pendengaran Renjun. Belum sempat ia bereaksi apapun, orang itu segera berlalu melewatinya dengan ponsel yang masih menempel di telinganya.


Renjun yang masih berada di dekat pintu itu pun mengedikkan bahunya. Tidak ambil pusing dengan orang yang mungkin saja salah ruangan itu. Perlahan di langkahkan kakinya untuk kembali masuk ke dalam ruang latihan yang terasa panas itu. Di raihnya remote air conditioner dan Renjun mulai mengatur suhu ruangan itu sesuai keinginannya.


Setelah udara dingin mulai menggantikan udara pengap yang sebelumnya memenuhi seluruh ruangan, Renjun memilih menunggu anggotanya di sebuah sofa di sudut ruangan dan menyetel lagu melalui ponselnya dan ikut bernyanyi untuk mengusir jemu.


15menit kemudian para anggotanya datang di iringi manager mereka. Renjun segera mematikan lagunya dan bangkit menyusul rombongan kecil itu.

" Kejam sekali meninggalkan kami begitu saja." Ujar Jeno setelah Renjun bergabung. Renjun melotot lalu menunjukan bogemnya, membuat Jeno meringis pelan takut-takut.

" Sudah sudah hentikan." Lerai manager mereka.

" Jadi hal penting apa yang akan Hyung bicarakan?" Tanya Haechan yang dari semalam sudah tidak sabaran.

" Dan hal spesial apa yang akan hyung tunjukan?" Sambung Chenle pula.

Sekarang seluruh perhatian terpusat kepada Manager Hyung mereka. Menantikan hal penting dan spesial apa yang akan di janjikan manager mereka itu semalam di telpon.

Holding On | JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang