Part 4

8K 1.1K 113
                                    





Jaemin memarkirkan mobilnya di basement gedung apartemen. Mematikan mesin mobil dan meraih kedua tas yang berada di seat belakang. Jaemin bergegas menuju seat di sebelahnya.


Pelan-pelan Jaemin melepaskan seatbelt dan mengangkat tubuh Renjun perlahan tanpa melepaskan coat yang menjadi selimutnya. Takut tidur pulas Renjun terusik oleh gerakannya.


Jaemin mendorong pintu mobil dengan kakinya dan melangkah pelan menuju lift dengan Renjun yang masih pulas dalam gendongannya.


Setelah berdiam diri sebentar di dalam lift hingga pintu lift terbuka di lantai 7 gedung apartemen, Jaemin melangkah pelan keluar. Saat mereka hampir mencapai pintu Dorm mereka, Renjun tiba-tiba terbangun. Menatap Jaemin yang masih fokus dengan langkahnya dengan bingung.



" Sebentar lagi kita sampai." Ujar Jaemin pelan tanpa menoleh kepada Renjun. Renjun yang benar-benar merasa tidak enak badan lebih memilih bungkam. Berusaha memejamkan matanya kembali.



Pintu dorm mereka terbuka setelah Jaemin memasukan kata sandinya. Membawa Renjun menuju kamarnya. Suasana dorm begitu sepi dengan seluruh lampu yang masih menyala.

Sekilas Jaemin tadi melihat sepatu Chenle yang di taruh di sembarang tempat di dekat pintu masuk. Berarti anak China itu tidak pulang lagi ke rumah orangtuanya dan memilih menginap di dorm. Dan pastinya ia sekarang berada di kamar Jisung dan Renjun.



Perlahan Jaemin menurunkan Renjun dengan hati-hati di ranjangnya. Dan bergegas mencari sesuatu di kotak obat pribadinya. Jaemin Menemukan suplemen tubuh dan obat demam disana, lalu menyambar air mineral kemasan yang selalu tersedia di kamarnya.



" Renjun ireona." Ujar Jaemin pelan. Renjun membuka matanya perlahan.


Jaemin membantu Renjun duduk dan memberikan obat kepadanya. Membantu meminumkan obat itu dan setelahnya memaksa Renjun untuk meminum suplemen untuk tubuhnya.




Jaemin mengacak lemarinya dan menemukan baju kaos oblong untuk di pakai oleh Renjun yang masih mengenakan baju kaus tebal berlengan panjang yang tentu saja penuh keringat karna seharian di pakai untuk latihan. Dan juga, sangat tidak memungkin untuk meminta anak itu untuk mandi tengah malam di saat keadaannya yang tidak memungkinkan.


Jaemin menyingkirkan coatnya lalu menolong Renjun duduk sembari menyodorkan oblongnya. Renjun membuka pakaian atasnya di bawah tatapan Na Jaemin, lalu dengan segera mengenakan oblong berwarna putih itu. Setelah itu Jaemin membantunya untuk kembali berbaring.



" Tidurlah. Aku ingin mandi dulu."


Renjun hanya berkedip lalu memejamkan matanya dan kembali mencoba untuk tidur.






Perlahan Renjun membuka matanya saat di rasakannya ada sebuah tangan yang mengusak poninya dan menempelkan punggung tangannya disana.

Jaemin berdiri di sisi ranjang miliknya yang di tempati Renjun. Rambut dan wajahnya tampak berkeringat banyak. Tampaknya Jaemin baru saja pulang dari jogging paginya.



" Syukurlah demamnya sudah turun. Bagaimana rasanya? Masih sakit?" Tanya Jaemin membuat rasa kantuk Renjun yang tersisa menguap begitu saja.


Renjun menggerakkan kakinya pelan.


" Kakiku agak sedikit sakit, tapi hanya sedikit. Kepalaku sudah tidak begitu pusing. Terimakasih Jaemin." Ucap Renjun. Jaemin mengangguk sembari tersenyum tipis.



Holding On | JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang