Part 17

5.7K 673 54
                                    



" Ya, Jaemin?! Kamu serius merajuk sekarang?!" Renjun berseru sembari mengekori pemuda Na itu memasuki kamar sang pemuda yang seharusnya kini juga telah menjadi kamarnya.



Jaemin melemparkan kunci mobilnya asal tanpa sekalipun menjawab seru-seruan putus asa Renjun.




" Ya Na Jaemin!" Seru Renjun lagi. Anak tunggal Byun Baekhyun itu kini benar-benar terlihat kesal.





" Aku mau mandi."



Setelah sekian lama, akhirnya Jaemin membalas ucapan Renjun. Suara beratnya terdengar datar membuat Renjun frustasi.

" Astaga aku tidak menyangka seorang Na Jaemin bisa sechildish ini." Lagi-lagi Renjun berseru kepada Jaemin yang melenggang keluar kamar membawa serta pakaiannya.

2 menit setelah kepergian Jaemin, kepala Haechan dan Jeno menyembul dari balik pintu kamar. Renjun yang masih berkacak pinggang di tengah-tengah ruangan kamar itu menatap keduanya dengan alis tertaut.

" Apa?!" Seru Renjun galak membuat keduanya tersentak. Tapi tak lama kemudian Haechan mendorong pintunya agar lebih terbuka. Menampakan tubuh keduanya yang sudah berbalut piyama masing-masing berwarna putih gading dan biru langit cerah.

" Kenapa berteriak-teriak Injunie?" Tanya Jeno akhirnya.

" Huh?"


Haechan berdecak.


" Kau bertengkar dengan Na Jaemin?" Sambar Haechan.


Renjun balas berdecak.


" Bertengkar apanya?! Sana! Aku lelah dan ingin istirahat!" Hardik Renjun membuat keduanya saling pandang.

" Gurrae. Jangan lupa makan." Ujar Jeno sebelum menarik Haechan dan menutup kembali pintu kamar Jaemin.

Renjun menghentakkan kakinya dan menaruh slingbag yang sedari tadi masih bertengger di bahunya itu di atas meja Jaemin lalu menghempaskan tubuhnya ke kursi gamming Jaemin dan menyandarkan tubuh lelahnya.

" Sisi lain Na Jaemin? Jinjja." Gerutu Renjun sembari memijat pelipisnya.


*
*
*

" Jaemin-ah? Kasurnya hanya satu?" Tuntut Renjun saat Jaemin kembali ke kamarnya dengan handuk tersampir di bahunya.



" Ranjang baru akan datang besok. Ranjang bertingkat. Manager sudah memesannya." Jawab Jaemin yang kini mulai mengusak rambutnya mengenakan handuk yang ada di pundaknya.



Renjun menghela nafas kesal lalu segera berlalu dari hadapan Jaemin.



" Eoddiga?" Tanya Jaemin ikut membalikkan tubuhnya.

" Mandi."

*
*
*




" Aku akan tidur di sofa." Ujar Jaemin ketika Renjun masuk ke kamar. Renjun yang tengah memegang handuk itu menatapnya sekilas lalu berjalan menuju hairdryer Jaemin yang berada di meja.

" Aku akan meminjam futon Jeno." Ujar Renjun, meraih hairdryer. " Pinjam." Lanjutnya dengan sedikit mengangkat haidrayer.

Jaemin bergumam sembari mengangguk.

" Baiklah. Aku yang akan tidur memakai futon." Ujar Jaemin membuat Renjun menoleh ke arahnya.



" Tidak. Aku saja."




Holding On | JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang