Part 15

5.3K 699 91
                                    


Tok tok!

Jaemin yang kebetulan baru saja terbangun dari tidurnya langsung menoleh ke arah pintu yang baru saja di ketuk seseorang.

Masih dengan muka bantalnya, Jaemin menggeliat dan bergumam asal tanpa berniat menyahuti si pengetuk pintu karna ia percaya, sebentar lagi seseorang itu akan masuk dengan sendirinya karna pintu kamarnya yang tidak di kunci.



" Jaemin-ah aku masuk?"



Teriakan seseorang dari luar membuat Jaemin bersusah payah untuk bangkit dari tidurnya.



Pintu terbuka.



" Aa Renjunie." Jaemin menyapa Renjun yang datang dengan sebuah cake di tangannya.


" Ku fikir kamu masih tidur." Balas Renjun sembari melangkah lebih dekat lalu duduk di pinggir ranjang Jaemin.


" Aku baru saja bangun." Ucap Jaemin sembari memperhatikan Renjun yang tengah menghidupkan lilin di atas kue dengan ukiran namanya itu dengan korek api berbentuk pistol.



" Yang lain belum bangun." Adu Renjun sembari menghadap penuh ke arah Jaemin.


" Kita bergadang semalam." Tanggap Jaemin sembari tersenyum ke arah Renjun dan kue yang kini sepenuhnya berada di hadapannya.



" Igeo." Sodor Renjun sembari menyanyikan lagu selamat ulang tahun dengan lirih.

Setelah lagu yang di nyanyikan Renjun selesai, Jaemin menutup matanya untuk melakukan make a wish dan setelahnya segera meniup lilinnya. Pemuda yang telah mengganti warna rambutnya dengan blonde itu kini tersenyum manis ke arah Renjun.


" Gomawo." Ujar Jaemin tulus. Renjun mengangguk.



" Haruskah kita memotongnya?" Tanya Renjun. Jaemin menggeleng.



" Sebaiknya kita potong bersama member nantinya." Ujar Jaemin yang langsung di angguki Renjun. Pemuda Huang itu kini telah berdiri dan menaruh kuenya di atas salah satu meja komputer Jaemin dan segera kembali lagi ke posisinya semula.



" Nah. Hadiah apa yang kamu inginkan, Jaeminie?" Tanya Renjun dengan raut serius.


" Hadiah?" Beo Jaemin. Tapi setelahnya ia langsung berfikir.



" Mwoya?" Ujar Renjun dengan tawa kaku ketika melihat Jaemin merentangkan tangannya.


" Untuk sementara aku menginginkan pelukan yang hangat. Setelahnya baru ku fikirkan hadiah yang akan ku minta kepadamu." Ujar Jaemin masih dengan lengan terentang.


" Mwoyaa." Ulang Renjun salah tingkah. Tapi matanya melotot ketika Jaemin kini menarik tubuhnya dan memeluknya sangat erat.



" Gomawo. Neomu gomawo." Bisik Jaemin.


Renjun yang kini berada di dekapan hangat pemuda yang baru saja bangun tidur itu kini hanya bisa tersenyum di kulum dan mengangguk di dada Jaemin.

*
*
*

" Kamu keluar untuk membelinya?"


Renjun yang berada di dalam dekapan Jaemin itu kini mendongak menatap Jaemin yang juga tengah menatapnya.


" Aku memesannya semalam. Dan mereka mengantarkannya kesini." Jawab Renjun sembari menyamankan kepalanya di lengan Jaemin. Pemuda Na itu sebelumnya tidak mau melepaskan pelukannya dan malah membawanya untuk kembali berbaring di ranjangnya tanpa bisa Renjun tolak.

Holding On | JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang