Part 6

7.3K 1K 66
                                    






Jaemin terbangun karna tiba-tiba sesuatu telah menghantam wajahnya. Jaemin membuka paksa matanya dan melihat sebuah kaki bertengger di wajahnya itu. Jaemin meringis pelan karna kaki yang ternyata milik Chenle itu menyakiti hidungnya dan dengan segera Jaemin menyingkirkan kaki  Chenle dengan hati-hati.


Jaemin bangkit dan melihat sekelilingnya, menatap satu persatu membernya yang masih terlelap dengan posisi tidur yang sangat berantakan. Ia menguap sebentar dan melirik arlojinya yang menunjukan pukul 7 pagi. Sebenarnya Jaemin masih mengantuk, tapi di singkirkannya jauh-jauh kantuknya itu dan ia segera bangkit berdiri dan menuju kamarnya.

Setengah jam kemudian Jaemin kembali keluar dengan setelan trainingnya. Jaemin bergerak menuju dapur.

Jaemin memasak nasi goreng kimchi untuk sarapan para membernya. Setelah semuanya selesai, Jaemin membuat segelas besar susu coklat hangat. Jaemin juga mempersiapkan sepiring nasi goreng kimchi lengkap dengan Eggroll dan juga udang goreng. Menaruhnya di atas nampan beserta segelas air putih dan juga susu coklat yang masih mengepul.

Jaemin membawa nampan itu perlahan,berjalan melewati sebuah lemari kaca di dekat televisi, meraih kunci yang ada disana dan berjalan menuju kamar Renjun dan Jisung.

Sesampainya di depan pintu kamar yang terkunci itu, sejenak Jaemin berkutat dengan beberapa kunci cadangan itu sebelum berhasil menemukan kunci yang benar, memutar kunci dan terdengar bunyi kunci terbuka. Jaemin meraih gagang pintu dan dengan mudah membukanya.

Jaemin tersentak dan segera menaruh nampan di meja yang ada di ruangan itu saat ia melihat Renjun yang tidur meringkuk di lantai di kaki ranjangnya. Langkah panjang Jaemin segera meraih tubuh ringkih Renjun, Jaemin mengecek suhu tubuh Renjun, yang syukurlah masih bersuhu normal, sekarang Jaemin berusaha mengangkatnya dan membawanya ke ranjang.

Saat Jaemin telah berhasil menidurkan Renjun, pemuda Huang itu tampak membuka matanya yang sembab dengan perlahan, tampak beberapa kali mengerjap karna matanya terasa perih untuk di buka.

" Kamu bangun?" Jaemin menatap Renjun lembut. Renjun balas menatapnya dengan tatapan kosong.

" Badanmu pasti sakit semua tidur di lantai seperti tadi." Ujarnya lagi, tapi Renjun tidak meresponnya sama sekali, hanya menatapnya.


Jaemin berusaha tersenyum.


" Aku membawakan sarapan untukmu. Karna sepertinya kamu melupakan makan malammu." Lanjutnya. Kini Renjun menggeleng pelan sebagai respon.



" Kamu harus mengisi tenaga, Renjunie."



" Aku tidak lapar, Jaem." Jawab Renjun lemah.


Demi mendengar kata-kata Renjun, Jaemin langsung tertunduk dengan raut sedih dan kecewa. Terdengar helaan nafas berat dari pemuda yang lebih muda.


" Baiklah." Jawabnya sembari menoleh sekilas ke nampan yang tadi di bawanya. Lalu beranjak hendak berdiri. Renjun menatapnya dengan raut wajah gelisah. Ia belum pernah melihat Jaemin memasang wajah sedih dan kecewa sebelumnya, sungguh, Renjun merasa bersalah sekarang.


" J-jaem?"


Jaemin yang setengah jalan hendak mencapai pintu itu menghentikan langkahnya, tanpa di ketahui Renjun, Jaemin mengulum senyumnya, ternyata mudah baginya untuk mengelabui pemuda mungil itu.


" Ya?"


Jaemin menoleh, pura-pura tidak mengerti kenapa Renjun memanggilnya.


Holding On | JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang