Part 11

5.9K 831 120
                                    


" Ayo sini, Jaem."


Jaemin mengangguk lalu melangkah lebih cepat ke arah teman-temannya yang tengah berkumpul di ruang tengah dorm.

" Acaranya sudah selesai?" Tanya Jeno berbasa basi. Jaemin mengangguk.

" Uhm. Itu apa?" Jaemin menunjuk ke arah tangan Chenle.

" Oh ini, Undangan pertunangan Renjun hyung. Acaranya besok." Ujar Chenle sembari menyodorkan kertas tebal undangan pertunangan itu.

" Wahh. Besok?" Ujar Jaemin antusias, yang lain mengangguk.

" Siapa yang mengantarkannya?" Tanya Jaemin sembari meneliti tulisan-tulisan yang ada disana.

" Kepala maid keluarga Huang. Dia bilang kalau Renjun sibuk." Jawab Haechan. Jaemin mengangguk sembari mengembalikan undangan itu ke tangan Chenle.

" Hyung kita sudah dewasa." Ujar Jisung.

" Kita semua sudah dewasa, Jisung-ah." Balas Chenle.

" Bukan itu maksudku---"

" Lalu??"

" Ah molla."

Jeno tertawa melihat interaksi kedua maknae mereka itu.

" Jadi kita akan menghadiahi mereka apa?" Haechan kini memimpin perbincangan.

" Mobil saja bagaimana? Bugatti Divo, harganya tidak seberapa. Dan kita akan terlihat keren jika memberikannya" Sambar Chenle. Semuanya mengernyit karna tidak tau jenis mobil yang di katakan Chenle itu.

Namun Haechan jauh lebih sigap.

" Tolong ketikan disini nama mobil yang kau katakan tadi Chenle-ya." Ujar Haechan sembari menyodorkan ponselnya. Chenle dengan senang hati mengetikkan nama mobil yang ia sebutkan tadi dan mengembalikan ponsel Haechan.

Haechan langsung berkutat dengan ponselnya, lalu sedetik kemudian tersentak, menatap Chenle dengan tatapan menghakimi. Chenle balas menatapnya, mengangkat kedua alisnya. Sedangkan yang lain terlihat penasaran.

" Ada apa hyung?"  Tanya Jisung. Haechan menghela nafas.

" Jadi 5,8 juta dollar itu tidak seberapa Presdir Chen?" Sarkas Haechan. Jisung yang polos langsung saja mencari harga kurs dollar Amerika, ingin menjumlahkannya dalam won. Tapi semangatnya untuk mencari tau harga mobil itu segera luruh ketika Jeno mendengus.

" Lupakan! Itu sangat konyol Chenle-ya."

" Kundae, jika kita patungan pasti bisa." Balas Chenle dengan tatapan tidak bersalah.

" Kamu ingin melihat Renjun bersaing mobil mewah dengan babanya? Tidak Chenle! Lagipula mereka masih bertunangan. Ketika mereka menikah nanti, akan ku pertimbangkan menghadiahi mereka sebuah mobil." Balas Jeno tajam. Chenle ingin membantah tapi segera di sikut oleh Jisung. Jaemin tertawa melihat pertengkaran itu.

" Bagaimana jika uang tunai saja. Memikirkan barang terlalu repot." Usul Haechan. Beberapa langsung mengangguk setuju, kecuali Chenle tentu saja. Ia masih ingin terlihat keren dengan hadiah mobil itu.

" Baiklah sudah di putuskan bahwa hadiahnya uang tunai saja." Ujar Haechan final. Chenle merengut.

*
*
*

Jaemin yang tengah berkutat dengan komputernya itu segera menoleh ketika mendengar denting notifikasi dari ponselnya. Nama Renjun terpampang di pop up notifikasinya membuat Jaemin segera menyimpan foto-foto yang tengah ia edit lalu menshutdown komputernya.

Holding On | JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang