Part 10

6.2K 890 77
                                    

Di sela-sela kesibukannya berlatih, Renjun juga di sibukan dengan rencana-rencana pertemuan keluarga untuk acara pertunangannya yang rencananya akan di rahasiakan dulu dari publik.

Renjun juga semakin jarang berinteraksi dengan Jaemin, karna yang pertama Jaemin setiap pulang dari agensi akan langsung tertidur karna kelelahan, Pemuda Na itu harus menghafalkan banyak gerakan dan koreo dari lagu-lagu Dream selama 2 tahun ia hiatus. Karna setelah mereka selesai dari kegiatan padat setelah comeback, Dream di sibukkan dengan undangan berbagai acara di dalam dan di luar negri. Dan Jaemin yang harus ikut berpartisipasi itu pun harus rela berlatih mati-matian dari pagi hingga paginya lagi. Pernah Jaemin tidak tidur seharian karna waktu untuk acara mereka begitu dekat.

Dan untuk yang kedua, Renjun terlalu kecewa. Kecewa terhadap dirinya sendiri lebih tepatnya. Ia kecewa karna terlalu berharap banyak kepada pemuda yang baru berbulan-bulan ini ia kenal.

Dan pada hari ini, saat semuanya berkemas hendak pulang, Jaemin masih memutar musik dan kembali menghafalkan gerakan dancenya. Renjun yang sudah hendak menyampirkan tasnya itu kembali menurunkan tasnya.


" Ayo, Renjunie." Ajak Haechan. Renjun menggeleng membuat Haechan mengernyit heran.

" Pulanglah duluan, Chan-ah."


Haechan hendak protes, tapi wajah Renjun yang terlihat tidak ingin di bantah itu membuat ia hanya mengangguk pelan dan menggiring yang lain untuk keluar meninggalkan Renjun yang sudah mengambil posisi duduk di sofa dan Jaemin yang masih fokus berlatih.


Renjun memperhatikan Jaemin yang bersimbah keringat itu. Raut seriusnya menjadi perhatian khusus bagi Renjun. Renjun sadar jika Jaemin selama ini memang selalu memasang wajah seperti itu, dan saat mereka bersama, raut itu menguap entah kemana, di gantikan wajahnya yang lebih ramah dan penuh perhatian.



Renjun sering memikirkan itu. Memikirkan bahwa Jaemin hangat dan akrab kepadanya. Jaemin selalu menjadi pendengar dan penasehat yang baik untuknya, mau berbagi rahasia kepadanya sehingga Renjun juga menjadi lebih terbuka terhadap pemuda itu.

Renjun masih larut dengan fikirannya sehingga ia tidak tau bahwa Jaemin sekarang telah berhenti dan menatap heran ke arahnya.


Bahkan ia masih belum sadar ketika Jaemin telah mendekat ke arahnya.


" Renjunie? Kenapa belum pulang?"


"......"



" Renjun?"



"....."


Jaemin menggelengkan kepalanya menatap Renjun yang masih termangu itu.


" Hyung?!"


Renjun terperanjat dan reflek memukul Jaemin, membuat pemuda itu terkekeh pelan.

" Kenapa harus mengagetkanku?" Desis Renjun.


" Hyung sendiri kenapa melamun?"


" Tidak. Aku sama sekali tidak melamun."


Jaemin berdecak sebal. Padahal itu tadi sangat jelas bahwa ia tengah melamun. Kenapa harus menyangkal.


" Terserahlah. Kenapa kamu tidak pulang Renjunie?"

" Hah?"


Jaemin berdecak.


"  Kenapa hyung tidak pulang??"


Renjun balas berdecak.


" Aku tidak setua itu sehingga harus di panggil hyung. Ingat, beda umur kita cuma 5 bulan."

Holding On | JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang