Chapter 34

1.8K 104 6
                                    

Selamat membaca...







Waktu terus berganti dan tidak mau berhenti, begitu juga dengan kisah kasih dua se joli ini. Tak terasa sudah hampir 1 tahun mereka mengikat tali kasih dengan setatus pacaran. Waktu yang semakin lama tidak terasa lagi karena suasana cinta yang menemani mereka berdua. Namun waktu juga akan berhenti ketika kehidupan di bumi ini sudah berakhir.

Tanpa terasa juga sudah sebulan lebih gracia di rawat di rumah sakit,namun keadaannya tak ada perkembangan bahkan semakin hari keadaannya semakin parah,dan sebulan itu juga shani tak pernah meninggalkan gracia ia tetap selalu berada di samping gracia,merawatnya dengan baik memberi kekuatan,agar gracia tetap semangat dan tak putus asa karna penyakitnya itu.

Seperti hari ini,tiba tiba saja gracia meminta shani untuk mengantarkannya ke taman depan rumah sakit,katanya ia bosen berbaring terus di ranjangnya makannya ia ingin mencari udara segar di luar,dan shani pun menurutinya,ia mendorong kursi roda yang di tumpangi gracia menyusuri taman.

"Sayang udaranya seger banget ya hari ini,dan cuacanya juga bagus" ucap shani sambil menghentikan kursi roda gracia,ia berjalan dan duduk tepat di hadapan gracia dan kini ia menatap mata kekasihnya itu.

Gracia sedikit tersenyum "iya seger hon kek kamu" lirih gracia pelan.

"Kalau liat aku udah seger terus ngapain mau cari yang segar segar" celetuk shani.

"Ntah lah tapi rasanya aku ingin sekali menikmati hembusan angin pagi ini"

Shani kembali mendorong kembali kursi roda gracia menuju sebuah air mancur yang ada di taman tersebut,ia pun menghentikan kembali langkahnya tepat di depan air mancur tersebut,kemudian ia mengeluarkan ponsel dari saku nya.

"Sayang kita selfi yuk"

Ajak shani dan gracia pun menurutinya ia tersenyum manis ke arah kamera,setelah puas dengan hasilnya shani kini beralih menatap gracia dan mengenggam erat tangan nya.

"Sayang kamu harus bertahan ya kamu harus kuat demi aku" ucap shani ntah sudah ke berapa kalinya gracia mendengar kata itu,bahkan shani hampir setiap hari mengucapkan hal yang sama.

Gracia pun hanya tersenyum "aku akan berusaha semampuku hon" tegas gracia kemudian ia memeluk shani erat dan shani pun tak keberatan ia malah membalasnya tak kalah erat.

Namun tiba tiba saja gracia mengerang kesakitan sembari memegang kepalanya,hal itu membuat shani panik ia pun segara meminta tolong pada dokter yang kebetulan sedang berjalan di sana.

"Dokter tolong dok" terik shani panik

Dokter itu pun langsung membawa gracia kembali keruangannya untuk di tangani.

Shani pun hanya mondar mandir di luar sembari menunggu kabar dari dokter tadi,sampai papa dan kakek gracia menghampiri shani.

"Sayang gimna keadaan gracia" tanya keynal pada shani dengan nafas terengah engah karna berlari,ya sebelum nya shani sudah mengabari keynal kalau gracia kembali kesakitan.

"Tadi gracia mengerang kesakitan om,tapi gak tau keadaanya gimana sekarang" ucap shani yang kini sudah mulai mengeluarkan air matanya.

"Mudah mudahan gracia gak papa ya,kita berdoa aja" timpal sang kakek.

Shani masih saja menangis sesegukan ia takut apa yang dia takutkan selama ini akan jadi kenyataan,bukan nya ia mendoakan gracia agar cepat pergi namun pikirnnya selalu saja di penuhi dengan pikiran negative.

1 jam telah berlalu namun sang dokter masih belum keluar dari ruangannya hal itu membuat mereka ber 3 semakin khawatir,perasaannya juga semakin terasa tak enak,namun..

Ceklek  pintu ruangan terbuka membuat shani,keynal dan sang kakek langsung menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruangan gracia  tersebut.

"Dokter bagai mana keadaan anak saya dok,gracia baik baik aja kan dok" tanya keynal panik.

Terlihat sang dokter membuang nafas nya kasar beberapa kali,,,"maaf pak kami sudah berusaha semaksimal mungkin,namun tuhan berkehendak lain,anak bapak sudah meninggal dunia" tegas dokter membuat keynal dan sang kakek tak bisa menahan tangisnya.

Sementara shani dia malah mencengkram kerah baju dokter itu kuat "ini gak mungkin dok tadi pagi dia baik baik saja,dokter pasti bohongkan" bentak shani dengan penuh emosi membuat sang dokter tak bisa bernafas,namun dengan cepat keynal langsung menahan shani supaya ia tak berbuat nekat.

"Sayang kamu harus ikhlas,kamu jangan kaya gini kalau gracia liat kamu kaya gini dia pasti kecewa banget sama kamu"tegas keynal mencoba menenangkan.

"Bapak yang sabar ya mungkin ini memang yang terbaik buat anak bapak" ucap dokter itu sembari mengusap pundak keynal.

"Iya dok makasih banyak karna selama ini dokter sudah merawat anak saya dengan baik" tegas keynal.

"Itu sudah menjadi kewajiban saya sebagai dokter,kalau begitu saya permisi dulu"

"Iya silahkan dok" jawab keynal dokter itu pun pergi meninggalkan mereka semua.

Sementara itu shani langsung berlari masuk keruangan gracia ia mendekati tubuh yang sudah terbaluk kain putih,ia dengan perlahan membuka kain penutup itu,shani langsung memeluk tubuh gracia yang sudah terdiam kaku dengan wajah pucat pasi.

"Sayang bangun hiks...hikss..kamu jangan tinggalin aku,,aku gak bisa hidup tanpa kamu" ucap shani tersedu sedu bahkan suaranya sudah tak terdengar jelas akibat terlalu banyak menangis.

"Sayang kamu jahat,kamu tega ninggalin aku,katanya kamu sayang sama aku tapi kok malah ninggalin aku" ucap nya lagi tangisnya semakin keras terdengar di ruangan itu.

"Gracia bangun..." ucap nya lagi sambil menggoyang goyangkan tubuh gracia berharap sang kekasih akan membuka matanya.

"Gracia.." teriaknya lantang.

"Sayang" panggil seseorang membuat shani menoleh.

"Mama" teriak shani dan langsung memeluk mama nya.

"Mah gracia mah,dia...dia..dia udah pergi ninggalin aku mah" ucapnya terbata bata masih dengan air matanya yang tak kunjung berhenti jatuh dari pelupuk matanya.

"Iya sayang,kamu yang sabar ya kamu harus ikhlas ya,lihat lah sekarang gracia udah tenang dia sudah sembuh dia sudah tak merasakan sakit lagi" tegas sang mama mencoba menasehati putrinya itu.

"Mah tapi shani gak bisa hidup tanpa gracia mah,kalau gak ada gracia ntah lah shani bakal kaya gimana kedepannya" ucap shani sendu.

"Sayang kamu liat mama,kamu jangan ngomong kaya gitu banyak yang sayang sama kamu,liat kamu punya adik,punya mama,punya papa,punya om keynal" tegas mama nya.

Membuat shani terdiam bahkan shani sempat berfikir kalau ia akan menyusul gracia,namun ia mengurungkan niatnya saat melihat orang di sekitarnya yang menyayangi dirinya dan juga gracia.

"Apa yang mama kamu bilang benar sayang,kalaupun gracia sudah gak ada tapi kamu tetep akan jadi menantu om satu satunya dan cucunya kakek" tegas keynal.

Shani pun terharu mendengar perkataan keynal tersebut ia langsung beralih memeluk keynal" makasih om" ujar shani keynal pun membalas pelukannya shani.

Lalu ia beralih menatap putri kesayangan nya itu,keynal mengecup kening gracia lembut ini akan jadi ciuman terakhir buat keynal.

"Sayang semoga kamu tenang ya,papa di sini akan selalu sayang sama kamu,kamu tetep anak kebanggaan papa yang tak akan bisa tergantikan dengan apapun,maafin papa karna selama kamu hidup papa belum bisa bahagiain kamu" ucap keynal terisak.

Sekuat kuatnya seorang ayah ia akan lemah saat ia kehilangan putri kesayangannya untuk selama lamanya.

Sementara itu shani kembali terisak,hatinya masih belum ikhlas,ini seperti mimpi baginya
Mulai saat ini ia tak akan bisa melihat senyuman indah itu lagi,ia tak akan bisa memeluknya lagi,bahkan jika ia rindu sekarang ia tak dapat bertemu dan hanya bisa mendoakan.

"Tuhan kenapa secepat ini engkau mengambilnya,bahkan aku belum sempat membahagiakannya"batin shani dengan penuh penyesalan.










Jangan lupa vote & coment ya...

FIND ME IN YOUR MEMORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang