1|Mereka🤟

414 50 57
                                    

Attention*Jangan lewatkan satu bab pun!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Attention*
Jangan lewatkan satu bab pun!

"OLE. OLE OLE. OLE. OLE!!!" Seperti layaknya paduan suara, kursi penonton yang disediakan di dalam gedung olahraga tersebut dipenuhi oleh beberapa siswa-siswi yang sedang mengikuti jam pelajaran penjas. "KOBI, KOBI, ENGKAU PASTI BISA."

Ketika seorang siswa yang sedang bermain basket dengan permainan lima lawan lima tersebut membawa bola berlari menuju ring musuh semua siswa-siswi yang menonton mendadak diam karena Kobi yang sudah menembakkan bola basket yang digiringnya tersebut.

"GOLLLL!!!" Teriak histeris para siswa-siswi pendukung kelas dari KOBI itu sendiri.

"EH ITU YANG DISANA, KELAS 11 IPA 2 KALAU TERIAK-TERIAK LAGI SAYA NOL KAN NILAI PRAKTEK KALIAN!!" Guru yang sedang mengambil nilai tersebut naik pitam karena kesabarannya yang diuji sedari tadi, semua itu hanya karena Kobi.

Kobi yang mendengar teriakkan tersebut malah tersenyum, senyumannya membuat kaum hawa yang berada di kursi penonton mendadak terhipnotis histeris kembali, dengan jahil Kobi malah melambai-lambai ke arah mereka.

"KOBI. LAMBAI ATAU SENYUM SEKALI LAGI KAMU SAYA NOL KAN NILAI PRAKTEKNYA!"

"Loh," Kobi tidak terima. "Salah saya apa, pak?"

Pak Januar menunjuk ke arah belakangnya yang terdapat para siswi-siswi yang barusan berteriak kembali.

"PUSING KEPALA SAYA DENGARNYA. GARA-GARA KAMU SEMUA JADI TERIAK-TERIAK MACAM BAYI KERA AJA MINTA MAKAN!!!"

***

Pengeras suara terdengar dari arah panggung yang berada di paling depan. Sepertinya akan ada peserta murid selanjutnya yang akan bernyanyi.

"Tes, Tes. Satu, dua, dua." Seorang perempuan yang melihat ke arah guru yang sedang duduk di bawah panggung seperti seorang juri pun langsung memberikan kode untuk segera mulai.

Dua yang sedang mengambil napas tersebut sedang berbicara di dalam hati pada dirinya sendiri.

Okay, ini dia. Dua, lo bisa.

Dengan sekali hembusan, terdengar suara dari Dua yang memecah keheningan.

Born on, the wrong side of the ocean

With all the tides against you

You never thought you'd be much good for anyone

But that's so far from the truth

Suara Dua yang membuat para teman-teman sekelasnya seakan terbawa terbang ke dalam diri Dua, semua mengangkat tangan melambai pelan seakan mengikuti nada tinggi rendah dari lagu yang dibawakan oleh Dua.

I know there's pain in your heart

And you're covered in scars

Secret RoomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang