Attention*
Jangan lewatkan satu bab pun!Bu Didi yang sudah berdiri tepat di deretan tong sampah memilih untuk berpikir sejenak.
Kobi pun dibuat menahan tawa. "Yaelah, bu, buang sampah aja repot banget apalagi ngurus anak yang baru jadi." Ceramah lagi Kobi dengan suara sangat kecil.
Namun ketika Bu Didi melempar botolnya yang sudah tidak berisi tersebut bukannya masuk kedalam tong sampah malah memantul dan jatuh ke belakangnya dari tong sampah tersebut yang membuat Dua yang sedang bersembunyi itu panik setengah mati karena botol yang dibuang oleh Bu Didi mengenai kepalanya.
"Aww!" Ngeluh Dua dengan suara yang dibuat sangat kecil sampai-sampai Bu Didi pun tidak terkejut.
Hal yang menegangkan terjadi selanjutnya ketika Bu Didi yang baru saja ingin berputar melewati deretan tong sampah berwarna-warni tersebut untuk mengambil botolnya yang meleset karena dirinya lempar.
"Wah, gawat nih, si Dua." Pikir Kobi, dengan seribu akalnya dirinya pun sudah meloncat kebawah dan bersamaan dengan hal itu Bu Didi terkejut dan berteriak kencang.
"HEH, KAMU! JANGAN LARI, NAK." Bu Didi tidak jadi mengambil botolnya dan ikut-ikutan lari mengejar Kobi, membuat Dua bernapas lega karena perbuatan yang sangat menolongnya itu barusan.
"Dasar, anak-anak zaman sekarang suka banget bolos." Pupil mata Dua melebar kembali ketika suara itu terdengar kembali sangat dekat dengan dirinya berada dan mau tidak mau Dua memberanikan berputar ke arah berlawanan berputar kembali. Bodoh amat kalau ketahuan yang penting Bu Didi tidak melihat mukanya.
Ketika itu juga ketika Bu Didi meneriaki dirinya karena ketahuan, Dua dengan cepat berlari menaiki tangga.
"ASTAGA! HEI KAMU, MAU KEMANA?" Suara keras Bu Didi terdengar kembali bahkan oleh Altar dan Yaya yang masih sembunyi itu pun dibuat sampai berkeringat karena Bu Didi tidak pergi-pergi dari kantin.
"Kita harus kabur juga kalau begitu." Ucap Altar dengan ide jeniusnya.
"Lo engga lihat apa, Bu Didi malah datang kesini lagi!" Altar pun langsung mengintip lewat celah.
"Shit!"
"Tunggu aja sampai Bu Didi pergi."
"Tapi gue engga bisa, Ya." Altar dengan wajah tertahannya itu menggeleng.
Yaya hanya menaikkan alis.
"Gue engga tahan lagi. Udah mau keluar nih!" Yaya dengan blak-blakan terkejut namun tidak ada suara atau gerakan yang mengundang perhatian dari Bu Didi.
"Gila lo! Tahan aja dulu, masa engga kuat."
"Lo pikir selang air apa, bisa ditahan!"
"Serah lo. Gue engga mau masuk BK." Mau tidak mau Altar lah yang mengalah kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Room
Mystery / ThrillerRahasia sekolah apa yang kalian ketahui? Apa pernah ada kekacauan yang terjadi di sekolah namun kasusnya selalu ditutupi? Bagaimana cara mengungkap semuanya? Kapan semuanya akan segera terungkap? Altar. Dua. Kobi. Yaya. Mereka berempat bersama-sama...