Attention*
Jangan lewatkan satu bab pun!"Kamu lapar?" Selin yang kini sedang duduk di bangku milik James sedang bertanya karena ia merasa bosan hanya duduk di kelas seperti ini bersama James yang sedang tiduran di meja.
James menatap manik mata indah Selin, bukannya menjawab James malah maju dan ingin mencium bibir merah Selin.
Terkejut melihat tindakan James, Selin mundur sebelum bibir James benar-benar menyentuh bibir miliknya.
"Kamu apa-apaan, James!" Selin mulai kesal, ia tidak suka cara James jika sudah seperti ini. "Aku bukan perempuan yang bisa kamu ajak untuk berbuat mesum!"
"Tapi emang kenyataannya kamu begitu, Lin." James bangun dan menatap manis pada Selin. "Kamu juga yang akhirnya ngajak aku, kan!"
Selin terdiam, ia tersadar akan perkataan Kobi padanya saat di lorong depan kelas.
Dengan mata memerah, Selin menatap James lagi.
"Kamu nangis? Untuk apa nangis coba!" James meletakkan tangannya di dagu Selin. "Lemah banget sih."
Kata-kata James menembus sampai ke hatinya, benda tajam itu tepat menusuk ke dalam dadanya.
"Kamu b-bilang a-aku lemah?" Selin tidak menyangka kata-kata kasar itu akan keluar dari mulut laki-laki yang ia cintai.
James mengangguk ringan seolah kata-kata kasarnya itu tidak membuatnya tersadar karena sudah menyakiti perasaan Selin.
Tidak ada yang bersuara namun tamparan keras ke arah pipi kanan James membuat ruangan kelas bergema selama beberapa saat.
"Lo berengsek, James." Selin bangkit sementara James mematung masih merasakan sakit perih di pipinya itu. "Hubungan gue sama lo berakhir disini."
Lalu dengan cepat Selin mendorong pintu kelas dan segera keluar menuju kelasnya mencari keberadaan dari Kobi.
****
"Lo yakin, Kobi?" Tanya Dua ketika Kobi sudah memakan habis makanan yang dibeli oleh Dua tadi bersama Yaya di kantin saat jam istirahat.
Altar, Dua dan Yaya sempat masuk ke dalam kelas lagi setelah Kobi memberikan nasehat panjang lebar.
Kobi meminum airnya yang sekarang tersisa setengah, rasa kenyang dan segar kini membuat energi Kobi kembali seratus persen.
"Gue memang udah sejauh ini, Dua. Tapi untuk move on gue juga perlu waktu dan bantuan." Kobi kini beralih menatap Yaya yang sedang makan.
"Yaya." Panggil Kobi.
"Hm!" Mulut Yaya penuh, Kobi tertawa ringan melihat wajah Yaya yang lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Room
Mystery / ThrillerRahasia sekolah apa yang kalian ketahui? Apa pernah ada kekacauan yang terjadi di sekolah namun kasusnya selalu ditutupi? Bagaimana cara mengungkap semuanya? Kapan semuanya akan segera terungkap? Altar. Dua. Kobi. Yaya. Mereka berempat bersama-sama...