Attention*
Jangan lewatkan satu bab pun!Yaya melirik Kobi yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu, dirinya yang berjalan menghampiri Kobi menepuk bahu Kobi dengan bertenaga. "Mikir apa sih?"
Kobi menggeleng, sambil mengikat tali sepatunya. "Mikirin lo."
"Garing, gila!" Yaya memukul untuk kedua kalinya ke bahu Kobi, mereka berempat kini sudah bersiap keluar dari ruangan rahasia ini. "Yuk, buruan, woi."
Altar dan Dua mengikuti dari belakang dan terakhir Kobi.
Yaya yang berada di paling depan memberikan kode untuk tidak membuat suara atau lebih tepatnya diam.
Dengan sekuat tenaga Yaya mencoba menggeser loker di depannya itu, baru saja setengah terbuka Yaya menghela napas lelah.
"Gue bantu." Kobi datang dan langsung tersenyum, hal itu pun langsung membuat perasaan hati Yaya terasa berbeda.
Yaya menelan air ludahnya melihat kebaikan Kobi. "Hmm. Iya."
Altar dan Dua hanya menunggu, beberapa menit dihabiskan keduanya untuk menggeser hingga pada akhirnya jalan keluar bisa dilewati.
Kobi menyuruh Yaya untuk lebih dulu disusul oleh Dua lalu Altar dan terakhir dirinya.
Setelah berhasil menutup kembali jalan keluar mereka, Kobi menatap lagi Yaya yang menatapnya penuh dengan arti.
"Ape lo, hah?"
Yaya menggeleng cepat setelah tersadar. "Ape!"
Altar yang sedang mengintip ke pintu luar segera memberikan kode aman.
"Pokoknya lo pada harus hati-hati dan ingat apa yang udah diceritakan sama Kobi." Altar mengingatkan kembali, ketiga temannya mengangguk mengerti.
Setelah dirasa cukup Altar langsung membuka pintu bersamaan dengan itu, beberapa anak murid terlihat meskipun tidak menyadari apa yang dilakukan oleh keempatnya itu di laboratorium.
Dua dan Kobi berjalan bersamaan karena kelas mereka masing-masing yang berdekatan sementara Altar dan Yaya yang berada di sebelah kiri ujung kelasnya itu langsung berbelok, keempatnya kini sudah berpisah.
"Dua, pokoknya kalau lo lihat minuman itu, jangan diminum ya pokoknya!" Kobi memperingatkan dengan serius, Dua tersenyum mengelus kepala Kobi.
"Iya, beb!"
"Kok jijik, gue." Kobi bercanda setelah akhirnya sampai di depan kelas Dua. "Masuk gih, gue balik ke kelas kalau gitu."
Dua hanya mengedipkan sebelah matanya sebelum akhirnya meninggalkan Kobi di depan kelasnya.
"Kobi." Panggil seorang perempuan dari arah depannya.
Kobi sudah tau siapa itu namun malas sekali dirinya menjawab, malah ketika Selin yang memanggilnya sudah berdiri di depannya, Kobi malah menghindar dan lanjut melangkah menuju kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Room
Mystery / ThrillerRahasia sekolah apa yang kalian ketahui? Apa pernah ada kekacauan yang terjadi di sekolah namun kasusnya selalu ditutupi? Bagaimana cara mengungkap semuanya? Kapan semuanya akan segera terungkap? Altar. Dua. Kobi. Yaya. Mereka berempat bersama-sama...