Attention*
Jangan lewatkan satu bab pun!Angin dingin bertiup dan menusuk hingga ke kulit-kulit, wajah mereka berempat yang memperlihatkan betapa dinginnya udara sekarang ini sudah berubah menjadi pucat, apalagi melihat wajah Altar yang sudah seperti mayat hidup begitu juga dengan wajah Yaya dan Dua.
"Kulit lo bertiga udah putih banget! Apa lah gue, yang setiap hari jemuran di lapangan basket!"
"Setidaknya badan lo berotot sama sixpack, Ko, engga usah banyak ngeluh kalau udah jadi manusia." Dua menarik telinga Kobi. "Semua orang punya kelebihan punya kekurangan, terima aja, manfaatkan apapun yang udah menjadi kelebihan lo dan sayangi apapun yang udah menjadi kekurangan lo."
Kobi menatap nanar wajah Dua yang bersinar itu. "Bijak banget mulut lo!"
"Serah." Jawab Dua singkat karena suhu dingin yang disebabkan oleh hujan deras di luar gedung sekolah seperti tidak akan pernah redah lagi, seakan langit sedang marah sampai-sampai menyambar beberapa kali dengan guntur juga petir yang terdengar suaranya hingga membuat bulu kuduk merinding.
"Lo pada belum mau pulang?" Tanya Dua bersamaan dengan Yaya yang bangkit pergi dari tempat mereka sekarang sedang duduk.
"Yayang, mau kemana sih dingin-dingin gini?" Kobi masih bersandar sambil menutup matanya kembali menikmati hawa dingin ditambah pemandangan langit di hadapannya itu menambahkan kesan mimpi indah.
Yaya tidak menjawab, Dua kembali bertanya.
"Kobi, Altar, lo berdua belum mau pulang ya?" Tanya Dua kali ini lebih keras suaranya.
Kobi menggeleng masih menutup matanya. "Cuaca kayak gini enaknya tidur, Dua, mager banget untuk gerak."
Dua menghela napas lalu menatap Altar.
"Gue baru akan pulang kalau kalian juga pulang, Dua." Altar bangkit.
"Kemana, Tar?"
"Nyusul Yaya." Altar pergi tanpa menoleh lagi, meninggalkan Kobi dan Dua di lorong utama gedung sekolah.
"Bi,"
"Hm?"
"Gue boleh tiduran di pundak lo engga?" Tanya Dua meminta izin.
"Serah, lo." Jawab Kobi pura-pura membersihkan pundaknya dari debu-debu yang menyangkut di seragamnya itu.
"Makasih." Setelah itu hanya suara hujan deras lah yang terus terdengar menenangkan hati siapapun yang sedang mengalami masalah ataupun membuka pikiran siapapun yang sedang mengalami kesulitan
Ataupun, meredam suara tangisan keras seseorang yang sudah tidak tahan lagi mengalami pahitnya hidup ataupun pahitnya disakiti oleh cinta.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Room
Mystery / ThrillerRahasia sekolah apa yang kalian ketahui? Apa pernah ada kekacauan yang terjadi di sekolah namun kasusnya selalu ditutupi? Bagaimana cara mengungkap semuanya? Kapan semuanya akan segera terungkap? Altar. Dua. Kobi. Yaya. Mereka berempat bersama-sama...