10|Selin

97 16 5
                                    

Attention*Jangan lewatkan satu bab pun!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Attention*
Jangan lewatkan satu bab pun!

Suara sirene dari mobil ambulan menarik perhatian seluruh murid-murid yang baru datang, banyak yang berbicara dengan satu sama lain tentang apa yang sedang terjadi di depan mata itu.

"Bunuh diri."

"Hah!"

"Gara-gara stress, katanya."

"Bukannya gara-gara orang ketiga?"

"Ada yang bilang, karena narkoba!"

Banyak sekali omongan yang dibuat-buat seolah itu adalah sebuah fakta akan penyebab kematian tragis yang terjadi tadi pagi. Bahkan dirinya yang sekarang berada di tengah-tengah keramaian para siswa-siswi itupun memilih untuk mencari tempat yang lebih sepi dan tenang.

Dengan langkah santai, meski isi kepala dan hatinya sedang berbicara hal yang sama.

Ia masih ingat betul kejadian tadi pagi, dirinya bersama Altar yang mengecek kondisi perempuan berambut pirang tersebut sudah tidak bernyawa. Kobi kini melewati anak tangga menuju lantai dua, namun sebelum dirinya benar-benar menaiki tangga ia mendengar suara langkah kaki seseorang yang sedang menuruni tangga menuju arahnya.

Dengan cepat, dirinya bersembunyi mencari tempat aman yang tidak kelihatan. Dan Kobi memilih tempat di belakang pohon yang tidak terlalu besar namun masih bisa menyembunyikan dirinya.

"Bisnis ini seharusnya masih bisa berjalan dengan lancar." Suara seseorang yang Kobi lihat wajahnya itu mengejutkannya. "Maaf, saya tidak tau bahwa dia akan sampai bunuh diri, padahal sudah saya berikan apa yang dia butuhkan saat menemui saya kemarin."

Kobi menaikkan alisnya, apa yang dimaksud oleh kepala sekolahnya itu.

"Saya pastikan hal ini tidak akan terjadi lagi." Wajah dari kepala sekolah terlihat menyimpan rasa bersalah seperti dirinya telah melakukan kesalahan besar. "Baik, terima kasih, sampai jumpa."

Sambungan berakhir, kepala sekolah kembali melangkah ke arah lorong dimana tadi Kobi lewati.

Kobi dengan cepat segera pergi dari tempat persembunyiannya di belakang pohon sekolahnya tersebut menuju lantai dua kelasnya.

Dirinya bertanya-tanya, apa maksud dari yang dibicarakan oleh kepala sekolah di sambungan telepon, siapa orang yang berbicara dengan kepala sekolah, dan apa yang diberikan kepala sekolah oleh perempuan berambut pirang.

***

Kobi kini sedang mencari Selin, padahal ia sudah cari kemana-mana tetap saja sahabatnya itu tidak ketemu, Kobi mengirim pesan dan menelepon berkali-kali namun tidak ada tanda-tanda Selin akan membalas ataupun mengangkat.

"Lo dimana sih, Sel." Kobi sudah berada di lantai dasar sekarang, ia tidak bisa menahan lagi, sudah dari tadi pagi Kobi menahan untuk buang air kecil. Ketika masuk ke dalam ruang toilet laki-laki, terdengar sebuah suara dari dalam salah satu pintu toilet.

Secret RoomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang