🐈TWENTY-SEVEN🌸

668 27 0
                                    

1 bulan kemudian ...

Shofia sudah bisa menerima kepergian Thea. Mau bagaimana pun, Thea tidak akan kembali walau pun setiap hari dia datang ke makam gadis itu.

Bukan hanya karena itu, pernah suatu malam Shofia bermimpi di datangi Thea. Gadis itu berusaha menjelaskan kepada Shofia untuk mengikhlas kan dirinya supaya bisa tenang di alam sana.

Akhirnya beberapa hari yang lalu Shofia kembali menjadi dirinya sendiri, dan tidak akan mendatangi makan Thea setiap hari kecuali ketika dia kangen saja.

Dan soal perjodohan dirinya dan Rafa masih berlangsung. Dan seperti biasa, dia malas membahas hal itu. Belakangan ini juga dia di suruh berangkat dan pulang bersama lelaki itu.

Shofia turun setelah menyadari mobil Rafa berhenti di depan rumahnya. Gadis itu menunggu mobil Rafa untuk pergi, tetapi sepertinya lelaki itu ingin mengatakan sesuatu.

"Kenapa?"

"Lo ada waktu nggak entar malam?"

"Entar malam ya?" Beo Shofia mengingat-ingat apakah dia ada janji atau tidak. Dan dia teringat pagi tadi, Adfat mengajaknya ketemuan malam ini.

"Nggak, kenapa?"

"Gue mau ajak lo jalan-jalan, bosen gue jalan-jalan sendirian. Temenin dong," pintanya melas.

"Nggak!! gue udah ada janji."

"Sama siapa?"

"Kepo, udah balik sono." Tanpa mengatakan apa pun lagi Shofia berjalan memasuki rumah nya.

Dia ada janji? Sama siapa? Monolognya. "Jangan-jangan sama si cowok itu lagi? Ah kalau gue pikir jadi kesel sendiri kan." Rafa menyalakan mobilnya dan meninggalkan rumah Shofia.

"Pokoknya gue harus ikutin dia malam ini, firasat gue nggak enak. Ok fiks gue bakal ngikutin dia kemana pun." Setelahnya Rafa melajukan mobilnya meninggalkan rumah Shofia.

❄❄❄

Pukul 19.00

"Eh, sayang mau kemana?" tanya Bunda ketika melihat putrinya itu turun dengan pakaian rapi.

"Mau keluar bentar Bun, boleh kan?" izinnya.

"Sama siapa? Udah malam lo nih, nanti kalau ada apa-apa gimana?" tanya Bunda khawatir.

"Bunda tenang aja, Shofia pergi sama Bang Alex kok. Jadi aman lah," ucapnya menenangkan Bunda nya itu.

Siska menghembuskan nafas lega. "Syukur deh kamu sama Alex, kirain sendiri. Emangnya mau kemana malam-malam gini?"

"Adalah Bun, nggak usah kepo."

"Dih Bunda nggak kepo yah. Terus Abang kamu kemana?"

"Ada tuh di atas. Katanya Shofia turun duluan aja nanti dia nyusul."

Siska mengangguk mendengar penjelasan putrinya itu. "Alex cepetan turun!!" Teriak Siska.

"Bunda jangan teriak-teriak dong. Bisa budek nih kuping Shofia." kesalnya mengusap telinga kanan nya.

"Hehe abisnya Abang kamu itu lama banget turunnya."

"Sabar lah Bun."

"Apa sih Bun? Jangan teriak-teriak gitu, Alex tadi lagi mandi jadi lama turunnya," ucap Alex menuruni satu persatu anak tangga.

"Nih, Adek kamu dari tadi nungguin disini kamu malah lama turunnya."

"Iya deh, ini salah Alex," ujarnya mengalah. "Yuk, Sof. Kami pamit dulu yah Bun."

ICE GIRL VS BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang