🐈EIGHT🌸

1.8K 72 0
                                    

Happy reading!!

Kini di sebuah ruangan yang bernuansa putih dan beraroma obat-obatan itu, ada seorang gadis yang berbaring di atas brankar dengan muka pucat dan tubuh yang lemas.

Yang semula matanya tertutup, kini perlahan-lahan mulai terbuka dan cahaya lampu yang terang masuk ke indra penglihatannya. Kepalanya masih sedikit pusing dan rasanya tubuhnya begitu lemas tak berdaya. Walaupun tidak separah tadi.

Keadaanya tadi memang lah parah, kalau saja orang luar yang melihatnya mungkin dia akan dikira mayat berjalan. Karena mukanya yang begitu pucat, tangan dingin, bibir kering, dan rambut yang berantakan karena keringatnya. Tapi untunglah sekarang dia sudah sedikit membaik dan tidak kepanasan lagi.

Merasa kesadaranya sudah terkumpul dan matanya kembali seperti semula tidak buram lagi. Ia pun menyapu pandangannya ke segala arah dan tidak ada siapapun di ruangan ini kecuali dirinya sendiri. Hanya satu yang ia tau sekarang dia berada di UKS sekolahnya dengan masih memakai seragam sekolah lengkap dan ada kompresan di dahinya.

"Aw, kok gue bisa ada di sini sih?" tanyanya pada diri sendiri sambil memegang kepalanya yang terasa sakit. "Ini juga siapa yang bawa gue kesini coba?" sambungnya mengambil handuk kecil di dahinya dan menarunya di atas nakas. Lalu ia mengubah posisinya yang tadinya tidur menjadi duduk.

Namun hal itu tidak bisa di toleransi bukannya dengan duduk kepalanya bisa sembuh malahan tambah sakit. Akhirnya ia pun memutuskan untuk membaringkan tubuhnya kembali. Dan tak lama ia kembali terlelap kedalam alam mimpinya.

Silang 10 menit ia tidur, ia mendengar ada suara yang cukup berisik sehingga hal itu berhasil membangunkannya kembali. Tak perlu dilihat siapa pelakunya karena dia sudah tau itu suara milik kedua sahabatnya.

Akhirnya ia mau tak mau harus membuka mata nya lagi dan menatap tajam kerah dua sahabat laknatnya itu, mereka tidak tau apa kalau sekarang ini dia lagi butuh istirahat karena sakit kepala yang melandannya.

"Eh, Shofia? Lo udah bangun ya. Sumpah gue khawatir banget sama lo pas tau lo pingsan di lapangan," ujar Aurel histeris.

"Iya bener tuh tadinya pas denger kabar lo itu kita pengen nemenin lo disini, eh malah di larang sama bu Wati katanya biarin lo disini istirahat dengan tenang, kalau ada kita nanti lo nggak bisa istirahat. Parah bener kan kata-katanya nyelekik bat dah padahal kan kita ceritanya pengen bolos tuh dari pelajaran sejarahnya," cemberut Windi.

"Hooh bener tuh, lagian kenapa masa lalu pakai di bahas segala sih bikin sakit hati aja tau nggak. Masa lalu ya udah biarin berlalu mendingan juga bahas masa dengan yang cerah iya nggak?" ujar Aurel menyetujui ucapan Windi.

"Berisik!!" ucap Shofia berbalik badan menarik selimut menutupi badannya.

"Eh lo ke ganggu ya sorry deh, tapi bener deh suer kagak boong kita tuh khawatirrrrrr banget sama lo."

"Iya maaf deh kalau kita ganggu lo. Mendingan lo tidur aja lagi gue tau kok lo lagi pusing banget kan. kita nggak akan ganggu kok kita bakalan tetep disini nemenin lo," ujar Aurel mengembangkan senyumannya.

"Hm."

"Eh-eh tapi lo mau tau nggak siapa yang angkat lo ke sini?" tanya Windi antusias.

Shofia mengangkat bahunya acuh tidak peduli siapa yang mengangkatnya asalkan sekarang dia bisa tidur dan istirahat meredahkan sakit di kepalanya. Tapi dia juga sebenarnya penasaran dengan orang yang mengantarnya ke UKS.

"Ish lo mah kebiasaan kagak pedulian orangnya. Udah di bantu juga bukannya bilang makasih kek ini malah kagak peduli," ujar Aurel menyilangkan tangannya di depan dada.

ICE GIRL VS BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang