🐈TWENTY-FIVE🌸

650 28 3
                                    

Setelah berpamitan kepada yang lain. Shofia segera ke taman menemui Rion, kenapa juga lelaki itu ingin menemui dirinya dengan menjadikan Aurel sebagai ancamannya.

Tak butuh waktu lama Shofia telah sampai di taman. Dia menanyakan posisi lelaki itu dan segera menemuinya.

"Mau lo apa?"

Rion berbalik dan mendapatkan Shofia berdiri tidak jauh dari dirinya. Dia berjalan mendekat, tetapi Shofia melangkah mundur untuk jaga-jaga.

"Jangan mendekat!!"

Rion tersenyum sinis. "Kenapa? Lo takut?"

"Ck, cepetan bilang lo mau apa dari gue?!!"

"Lo tahu apa yang gue inginkan sweety."

"Gak akan!!"

"Gue tahu lo akan nolak permintaan gue. Maka dari itu--" Rion menggantung ucapannya dan mengeluarkan sebuah pistol lalu memutar-mutarnya.

Shofia menelan salivanya, lalu menatap takut kearah pistol itu namun sekuat mungkin dia kelihatan tegar dan berani.

"Takut hm?"

"L-lo mau ngapain? Jangan bercanda Rion!!"

"Aku nggak becanda sayang," ujarnya terkekeh yang membuat bulu kuduk Shofia berdiri.

"Kalau lo nggak mau jadi milik gue. Maka tidak seorang pun yang bisa milikin lo!!" Rion sungguh-sungguh mengatakan hal itu, terlihat jelas sekali kalau dia terobsesi ingin memiliki Shofia.

"Lo gila!!"

"Iya gue gila, gila karena lo!! Gue berusaha buat move on dari lo, tapi apa? Kenapa semakin gue berusaha buat lupain lo, semakin sering wajah lo muncul di pikiran gue!! Kenapa? Jawab!!!" Sentak Rion.

Shofia diam mendengar segala keluh kesah lelaki itu. Dia tidak tahu harus berbuat apa sekarang.

"Gak bisa jawab kan? Asal lo tahu Sof, bukan lo yang sebenarnya menderita. Tapi gue, gue yang menderita selama ini. Lo pikir kenapa gue jahat sama orang yang gue sayang?!! Cuman satu jawabannya. Gue nggak rela lihat lo bahagia sama cowok lain selain gue. Sekeras apa pun gue berusaha buat nggak peduli sama lo, tapi nyatanya gue nggak bisa hindari itu. Gue berusaha rela lepasin lo, tapi hati kecil gue gak bisa Sof ... "

"Adfat, cowok yang dekat sama lo belakangan ini kan? Dan Rafa cowok yang di jodohin sama lo." Rion tertawa garing. "Lo pikir dengan milih salah satu dari mereka, lo bakal lolos dari gue? Ck gak akan!!"

"Selagi gue masih hidup. Gue gak bakal biarin lo bahagia dengan cowok lain." Rion mengangkat pistol itu memperlihatkan kepada Shofia.

"Lo mau tahu kenapa gue bawa benda ini?" Shofia tentu mengetahui maksud lelaki itu. Apa lagi Rion orang yang termasuk nekat melakukan hal apapun.

"Please don't do that." Shofia tidak tahu lagi akan mengatakan apa.

"It's useless Shofia. You know me right?"

Iya Shofia sangat mengenal siapa Rion. Maka dari itu, dia ingin menghentikan aksi kegilaan lelaki itu.

"LO HARUS MATI SAMA GUE!!"

"NO, STOP IT RION!!! LO AKAN MENYESEL!!"

"GAK AKAN!!" Rion mengarahkan pistol itu kepada Shofia.

"RION!!!"

"SORRY BUT I LOVE YOU SWEETY."

DOR!!!

Seorang gadis terjatuh di tanah. Bukan, bukan Shofia yang terjatuh tetapi Thea.

Shofia yang melihat itu membelalakkan matanya. Sejak kapan Thea berada di sana? Damn it Shofia, bukan itu yang harus lo pikirin. Tapi keadaan Thea.

"Ana!! Anaa bangunn gue mohon Anaaa!!!" Teriak Shofia menepuk pelan pipi Thea.

"S-sho-fia ... "

"Iya gue Shofia. Bangun Ana!!!"

"Ma--af..." Shofia menggelek dan menghapus air matanya yang sialnya malah keluar.

"Gak, Ana nggak. Gue yang minta maaf, harusnya gue yang ketembak kenapa malah lo? Kenapa lo datang dan korbanin diri lo sendiri?!! Hiks ..."

Thea tersenyum tipis. "Sshtt, ja...ngan nangis ... g-gue nggak pa-pa ..."

"GAK PAPA GIMANA? LO KETEMBAK ANA!! BANYAK DARAH LO YANG KELUAR!!"

"Sof,"

Shofia menyesal menemui Rion di taman yang sepi itu. Tidak ada seorang pun yang bisa ia mintai bantuannya.

"Kita ke rumah sakit sekarang." Saat akan mengangkatnya, Thea menahan tangan Shofia.

"Nggak usah. G-gue ... ba--kal tenang, maaf se-sekali la-lagi ... " dan detik itu Thea menutup matanya.

"ANAA!! NO ANAA DO NOT LEAVE ME!! WAKE UP ANAAA PLEASE ... HIKS!"

"ANA WAKE UP!!!" Shofia memukul-mukul dada Thea berharap gadis itu membuka matanya kembali.

Mengingat tidak hanya mereka berdua disana. Shofia mendongak menatap tajam Rion yang masih membeku di tempatnya. Gadis itu berdiri dan tanpa aba-aba menampar keras pipi Rion.

"PUAS LO?!!"

"G-gue ..."

"DIAM SIALAN!! GARA-GARA LO ANA PERGI. PERGI NINGGALIN GUE SELAMANYA, DISAAT HUBUNGAN GUE SAMA DIA MULAI MEMBAIK. KENAPA BUKAN GUE YANG LO TEMBAK? KENAPA HARUS ANA?!!"

"ITU SALAH DIA!!"

"SALAH DIA LO BILANG? CK, BENER-BENER LO IBLIS NGGAK ADA HATI SAMA SEKALI!!"

Shofia tidak mau berlama-lama dengan setan itu. Dia mengeluarkan handphone nya dan segera menghubungi Alex untuk mengantar Thea ke rumah sakit.

Tak lama kemudian, Alex dkk datang dan segera membawa Thea ke rumah sakit. Tadinya Alex sempat emosi melihat keberadaan Rion disana, namun Adfat menghentikan aksinya.

"Biar gue yang urus!!" katanya dingin dan menatap tajam Rion.

Mendengar itu Alex membiarkan saja dan membawa Thea beserta Shofia ke rumah sakit, meninggalkan Adfat beserta Rion berdua di taman itu.

TBC






ICE GIRL VS BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang