"Laki-laki yang baik, tak akan mengajak perempuanya untuk berpacaran. Tapi mengajak perempuannya memenuhi persyaratan di KUA, lalu memamerkan buku nikah tanpa keraguan."
-Hafidz Zaky Fahreza-
*****
"Ayah jahat tau ga! Arin ga mau bukain!"
"Nak, dengerin ayah dulu. Buka ya, ayah cuman kangen aja sama Arin makanya Ayah bohong."
Suara Zaky masih terdengar dibalik pintu. Sedangkan Sabrina mengurung diri di kamar tanpa ingin membukakan pintu siapapun yang ingin masuk.
Sabrina hanya cemas, takut, setelah menerima telfon dari bunda dan menyuruh Sabrina untuk pulang kerumah karna ayah sakit. Tadinya Sabrina hendak langsung balik ke Jogja dan sekarang mungkin Sabrina sudah gegoleran di kamar kosnya.
Rasanya Sabrina dibodohkan saja oleh keluarganya sendiri. Mengatakan ayah sakit padahal Alhamdulillah Zaky sehat tanpa kekurangan apapun.
Ceklek.
Sabrina sudah menduga ayahnya akan membuka pintu kamar dengan kunci cadangan yang dipegang selalu oleh ayah. Sabrina buru-buru menyeka kasar pipinya, matanya tampak sembam. Zaky tak tega melihat itu membawa Sabrina ke pelukannya. Namun Sabrina tak membalas, hanya mematung menenggelamkan wajahnya di dada bidang sang ayah.
"Ayah minta maaf ya Sayang. Ayah ga bermaksud bikin Arin cemas kaya gini. Ayah cuman kangen banget sama putri ayah, ga salah kan?" ujar Zaky mengelus rambut Sabrina sedikit basah, mungkin karna air mata.
Zaky melepaskan pelukannya, memberi jarak untuk menatap mata putrinya yang masih berkaca-kaca.
"Ayah salah ya?"
"Maafin ayah mau?"
"Ayah ngomong sama Arin loh."
"Ayah ga boleh ngomong?"
"Tapi ayah kangen Arin."
"Arin udah gede sekarang, susah minta pulang kesini. Emang betah banget ya di Jogja sampe ga ingat ayah lagi."
"Ayah tuh cuman pengen anak ayah pulang dulu. Ayah tuh kangen sam-"
Sabrina memeluk Zaky tiba-tiba. Jangan tanyakan Sabrina tak merindukan ayahnya, Sabrina sangat merindukan sosok ayah yang selalu ada untuk Sabrina. Bohong Sabrina marah, Sabrina paling tidak bisa marah kepada ayahnya sendiri.
Dalam isakannya, Sabrina tetap mengomeli tindakan Zaky berpura-pura sakit untuk bisa Sabrina temui itu salah. Sabrina bukan tak mau mampir ke rumah karna Sabrina juga sudah berada di Jakarta setelah berziarah ke makam Azka. Sabrina hanya tak mampu berlama-lama di kota yang menyimpan banyak kenangan indah bersama semua sahabatnya. Lebih-lebih itu kenangannya bersama Azka.
"Tapi ayah tetap ga boleh bohong sama Arin sampe bilang ayah Sakit. Kalo tadi ayah bilang baik-baik kangen sama Arin, pasti nyempetin ke rumah dulu sebelum balik ke Jogja. Ayah ga tau secemas apa Arin tadi. Arin ga mau kehilangan orang yang Arin sayang lagi. Arin takut. Arin takut yah."
Zaky menghapus air mata putrinya. Zaky tak tahu tindakannya kali ini sangat fatal untuk Sabrina. Zaky tak tahu jika setakut ini Sabrina kehilangan dirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/189353390-288-k949603.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sabrina [SUDAH TERBIT]
SpirituellesSabrina Humairah Putri. Ada yang sanggup seperti Sabrina? Semua kehidupan Sabrina berubah setelah dia dipisahkan oleh ayahnya dengan saudara kembarnya sendiri. Perpisahan cukup lama itu, membuatnya belajar banyak hal. Yang pasti, belajar sabar. Tapi...