Takdir itu jahat?
Yakin?
Bukankah dirimu yang jahat?
Karna tidak mau berdamai dengannya?
Sejahat itukah kamu?-Sabrina-
****
Langkah kaki Sabrina semakin cepat, tak sabar ingin bertemu dengan ke empat sahabatnya. Ini awal hari yang baik.
Suasana pagi ini cukup bersahabat, Sabrina lebih percaya diri dan senyuman cerah tak lepas dari wajahnya. Tak ada yang ia cemaskan lagi seperti hari-hari sebelumnya, rasanya pundaknya lebih ringan sekarang.
"SABRINA!!"
Langkah kaki Sabrina berhenti. Jantungnya berdetak lebih cepat setelah mendengarkan suara itu.
"ARIN IDIOT!!"
Seketika pundak Sabrina menurun perlahan. Helaan nafas terdengar. Sabrina mendengus. Kata IDIOT melemahkan hatinya saja. Merusak suasana. Kenapa Sabrina harus memiliki perasaan kepada makhluk satu itu?
"TUNGGUIN GUE!!"
Dasar!
AZKA!
Sabrina tetap memunggungi Azka dari belakang tanpa menoleh sedikit pun. 3 detik setelah itu Azka sudah berada di...
Tepat di depan wajah Sabrina.
"Arin, lo gapapa kan?" tanya Azka.
Dekat.
Bahkan sangat dekat.
3 detik, 3 detik Sabrina seperti sedang bersin, tubuhnya tak bereaksi sedikitpun. Rasanya waktu nyaris berhenti. Semua terasa lebih lambat. Ah, apakah posisi seperti ini sudah berjam?
"Woi! Kok ditanya bengong sih? Lo gapapa kan Rin? Keadaan lo gimana? Kepala lo gimana? Lo jahat ya, ga ngabarin kita-kita. Ga ada yang tau lo kecelakaan. Chat gue juga ga dibales. Jahat lo!"
"Arin tuh ga—"
"Lo tiba-tiba ngilang di telan bumi, untung tadi pagi gue sempetin ke rumah lo. Bilang bunda lo habis kecelakaan trus sekarang udah masuk sekolah, trus gue langsung ke sekolah trus langsung ketemu sama lo disini, trus—"
"Trus trus trus, Mulai deh, kayak emak-emak," jawab Sabrina. Azka benar-benar tak kuasa menahan lagi. Sabrina benar-benar tetap menggemaskan dikala Azka sudah berusaha serius dan cemas seperti ini. Azka ingin sekali mencubit pipi Sabrina untuk kali ini saja.
Tapi Azka juga masih waras, jika itu dilakukan siap-siap saja hidupnya berantakan setelah itu.
Bagi Azka.
Marahnya Sabrina, bagaikan kehilangan semangat hidup. Hampa.
Azka menghela nafas. Azka benar-benar cemas dengan keadaan Sabrina.
"Sekali lagi gue tanya ya Rin, lo baik-baik saja kan Sabrina Humairah Putri?"
Sabrina tertawa, akhirnya Sabrina berhasil membuat Azka kesal. Lucu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sabrina [SUDAH TERBIT]
SpiritualSabrina Humairah Putri. Ada yang sanggup seperti Sabrina? Semua kehidupan Sabrina berubah setelah dia dipisahkan oleh ayahnya dengan saudara kembarnya sendiri. Perpisahan cukup lama itu, membuatnya belajar banyak hal. Yang pasti, belajar sabar. Tapi...