10. Lola Mora

5.5K 364 18
                                    

"Jadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Jadi....sampai di mana kita pagi tadi?" tanya Antonio berbisik sembari menyingkirkan bathrobe dari tubuh Ana. Nafas Ana mulai berkejaran, gadis itu merangkum wajah Antonio ketika sang senor menggigit putingnya dari luar kaus yang ia pakai.

"Kesepakatan, mungkin?" jawab Ana dengan ragu.

"Huum, aku pikir juga begitu" Antonio meremas dadanya dengan lembut lalu mendorong Ana untuk berbaring di ranjang. Ia tidak akan pernah berhenti menginginkan gadis ini. Ana layaknya candu, mengalahkan kokain dan lebih berbahaya daripada morfin. Antonio seharusnya merasa sial karena terjebak ke dalam pesona itu, pesona seorang gadis tango yang menjeratnya hanya dengan satu kali tatapan mata.

"Senor..." Ana menjadi semakin tak karuan.

Antonio menarik kausnya yang Ana pakai melalui kepala Ana, "Si, mi amor" ya, cintaku.

Kini Ana dapat merasakan langsung gigi pria itu di putingnya. Antonio meraup habis kedua payudaranya dan hampir membuat Ana datang jika saja pria itu tidak berhenti, "Mari bicarakan kesepakatan, bonita" mierda, lagi-lagi pria itu mempermainkannya.

Antonio terkekeh pelan saat Ana beranjak keluar dari kurungannya. Gadis itu mengambil posisi duduk lalu menutupi tubuhnya yang telanjang dengan selimut.

Jika membicarakan kesepakatan maka mereka harus fokus, tidak boleh saling mencumbu karena itu hanya akan membuat Ana menjadi buyar. Tapi Antonio tidak dapat membiarkan gadis itu menjauh. Ana juga tidak bisa protes jika pria itu sudah merengkuh pinggangnya dan menariknya untuk mendekat. Dengan seringan bulu Antonio menyentuh tulang selangkangan Ana, membuatnya merinding seketika itu juga.

"Kau akan menjadi milikku sampai satu minggu ke depan, oke?"

Ana mengangguk.

"Tidak ada pekerjaan, selama satu minggu penuh kau akan berada di sini, bersamaku" lanjut Antonio. Ana menegang, itu tidak adil ia harus bekerja dan Antonio tidak bisa bersikap seenaknya.

Ana menahan tangan Antonio yang hendak menelusuri pahanya. Pria itu menggeram pelan merasa kesal dengan Ana yang mengganggu kegiatannya, "Aku harus bekerja Antonio"

"Tidak" sahut Antonio.

"Aku harus menghidupi adikku dan diriku sendiri" ucap Ana.

Dahi Antonio berkerut, "Kau punya adik?"

Ana mengangguk, "si" sahutnya. Antonio terdiam sejenak kemudian pria itu membawa tubuh Ana untuk berbaring dengan posisi tengkurap di atas tubuhnya. Ana menahan desahannya sekuat tenaga saat ia merasakan tubuh sang senor yang keras bergesekan dengan kulitnya yang halus.

Melihat wajah Ana dari jarak yang sangat dekat membuat Antonio terpukau, helaian rambut halus yang mengganggu pemandangannya ia selipkan ke belakang telinga Ana lalu ia rangkum wajah cantik itu, "Kau akan bekerja denganku" Antonio dapat merasakan tubuh Ana yang menegang di atasnya, gadis itu tampak kesal ketika menjawab, "Aku tidak melacur Antonio"

One Step On Tango (Exotic Dances Collection #1) /Completed√/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang