Part 1 - Hello

1.3K 77 22
                                    

7 tahun kemudian...

"Kalau dia sudah tiba, segera beritahu ibu."

"Hmm."

Wonwoo menjawab seadanya, lantas memutuskan panggilan secara sepihak walaupun masih terdengar suara partner di seberang sana masih ingin melanjutkan kalimat. Ia memijat kepalanya, meletakkan ponselnya di meja kerja dengan sembarang sampai membuat bahu Soonyoung yang berada di depannya agak tersentak. Sejak tadi ia menunggu Wonwoo selesai menelepon sambil bermain dengan harimau jinak virtualnya yang dinamakan Myeong.

Soonyoung meneggakkan kepalanya, menghentikan permainan merawat si Myeong kesayangannya.

"Ibumu memintamu menghubungi Mina?"

"Ini lebih parah..." gerutu Wonwoo dengan gigi bergemeletak. Astaga Soonyoung juga semakin takut, ia terlalu lembut untuk Wonwoo yang sedang kesal.

"Ya sudah, hubungi saja Mina. Atau suruh ibumu menghubungi Mina sendiri."

Tzzing, kilatan seperti pisau tajam terarah dari sudut mata Wonwoo, membuat Soonyoung mengatupkan mulutnya.

"Mianhae."

"Soonyoung, ayo kita kabur."

"Mworagu?" Suara Soonyoung terndengar melengking, sambil menjauhkan tubuhnya dari Wonwoo yang tampak aneh belakangan ini, semenjak kedatangannya dari Kyoto dua hari yang lalu. Wonwoo seperti orang kehabisan akal. Matanya yang minimalis tampak terbelalak, tidak habis pikir dengan ajakan kabur sahabat karibnya tersebut.

"Aku masih normal Won."

"Ya! Aku juga tahu kau masih normal. Maksudku malam ini ayo kita kabur ke mana gitu, pokoknya jangan ke tempat biasa, kantor, apartemenmu, apartemenku, studio, atau apalah. Pokoknya malam ini saja. Ayo kita ke mana? Aku buntu.." Tangan Wonwoo memegang kepalanya menahan diri untuk tidak stress.

"Aku tidak bisa. Aku tidak bisa membawamu kabur, aku takut kalau cinta di antara kita terlalu kuat."

Mulut Wonwoo ternganga dengan omong kosong Soonyoung. Buntu. Percuma saja berbicara serius dengan Soonyoung. Ia mendesahkan napasnya putus asa. Ia hanya meminta ide dari Soonyoung untuk kabur dari Mina. Gadis itu pasti akan mencarinya ke tempat-tempat yang sudah ditandai sebagai daerah kekuasaan Wonwoo. Mina bukan kekasihnya, tapi hubungannya seperti kenalan dengan kesan sebagai kekasih. Wonwoo harus memberikan perhatiannya ke Mina, padahal Wonwoo sudah menjelaskan kalau dia tidak mau terlibat dengan Mina. Ia harus memutar kepalanya membuat Mina mundur atau gerah. Tapi ia tidak tahu kenapa Mina selalu mencarinya.

Dan pria di depannya ini sama sekali tidak bisa diajak kerja sama.

"Ahh, kau mau kabur dari Mina?" tanya Soonyoung yang baru memahami arah permintaan Wonwoo.

Wonwoo menganggukkan kepalanya.

"Ya sudah, kebetulan hari ini aku mau menonton musikal Dokyeom. Kau mau ikut?"

"Dokyeom ada musikal?"

"Astaga, teman tak berguna. Dia tampil di teater Universitas Hanyang. Mingyu juga bakal ke sana, aku pikir kau tidak mau ikut karena—"

"Ya, kau saja baru memberitahuku sekarang. Jam berapa?"

Soonyoung memutar pergelangan tangannya,"Jam 6 sore ini."

"Ayo, kita berangkat. Jalan dari sini ke Universitas Hanyang jauh. Biar aku yang menyetir, kemarikan mobilmu." Wonwoo memakai jaket yang disampirkan di belakang kursinya, tanpa aba-aba diambilnya kunci mobil Soonyoung yang terletak di atas mejanya. Ia tidak perduli dengan Soonyoung yang masih kebingungan dengan situasi sekarang. Ini masih pukul 4 sore dan jalanan ke Universitas Hanyang hanya ditempuh selama 20 menit. Wonwoo sudah kehilangan akalnya, apalagi saat melemparkan kunci mobilnya ke Taeil—programmer di perusahaan game ini.

Drawing Memories 《Complete》 || Jeon WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang