Part 33 - Lie Again

163 24 5
                                    

"Ya Yoon Mina, buka pintunya!!" teriak Seungcheol tak sabaran sambil mengetuk-ketuk pintu kamar Mina yang tak kunjung dibukakan. Hanya sesunggukan Mina yang terdengar dan beberapa benda-benda terlempar bahkan membuat Seungcheol semakin khawatir. Setelah panggilan dari bibi Lee—pembantu di rumah Mina—ke teleponnya, Seungcheol segera berlari dari rumah sakit ke rumah wanita itu.

Sudah dua hari ini ayah dan ibu Mina berangkat ke Filiphina untuk konferensi kesehatan. Terpaksa sebagai sepupu dan dokter pribadi Mina, Seungcheol harus lebih repot apalagi setelah mendengar keadaan Mina yang histeris sejak tadi pagi. Bahkan sudah satu harian tidak keluar dari kamar.

"Astaga, lama sekali orang ini.." Seungcheol menggerutu tak kunjung melihat bibi Lee yang datang sejak kepergiannya hendak memanggil tetangga yang bisa membukakan pintu kamar Mina.

"Hyung bagaimana?" Seru Wonwoo yang datang bersama Soonyoung dengan wajah tak kalah gusar dengan wajah Seungcheol awal. Seungcheol memang langsung menelepon Wonwoo setelah mendapatkan panggilan bibi Lee.

"Astaga untung kalian datang!"

"Biar aku buka!" kata Soonyoung yang sudah membawakan sebuah martil dari kotak perkakas kantor mereka. Ia pun memukulkan martil tersebut ke gagang pintu kamar Mina beberapa kali. Dengan sigap ia memang langsung mengambil martil bahkan membuat Wonwoo sempat bingung.

"Aku takut dicincang pamanku setelah ini." Seungcheol menggerutu cemas.

Dan Soonyoung berhasil membuka gagang pintu Mina dengan pukulan martilnya. Wonwoo langsung mendorong pintu tersebut dengan bahunya dan betapa terkejutnya ia melihat kamar Mina yang hancur dan berantakan. Cermin di depannya pun pecah karena lemparan benda keras, pandangan Wonwoo tertuju pada Mina yang terduduk tak berdaya di ujung kamar sambil menangis tersedu-sedu dengan obat-obat berhamburan di lantai.

Wonwoo tidak tahan melihat kekacauan wanita itu. Ini kedua kalinya melihat Mina sehancur itu bahkan ini paling parah setelah kasus awal saat Mina harus ditinggalkan suaminya dulu. Wonwoo pun mendekat ke wanita itu, melangkah perlahan. Rasa manusiawi membawanya hingga ia duduk berjongkok di depan Mina.

"Aku sudah bilang kalau terlalu ketat mengikat, maka kau yang akan sesak sendiri."

Mina mengangkat kepalanya, matanya yang sembab dan kacau semakin menangis melihat Wonwoo di hadapannya.

"Aku membencimu Jeon Wonwoo."

"Aku juga membenci diriku sendiri." Jawab Wonwoo menarik sudut bibirnya tersenyum miris menyadari ia penyebab Mina kembali hancur seperti ini. Ia teman yang tak berguna.

Tangis Mina kembali pecah semakin pilu dan Wonwoo mendekatkan dirinya, merangkul wanita itu ke dalam pelukannya. Ia percaya hanya pelukan yang bisa membantu meringankan kehancuran orang lain, apalagi wanita seperti Mina. Autophobianya semakin membuat Mina seperti orang kehilangan kewarasan. Wonwoo menepuk-nepuk bahu Mina, menenangkan wanita itu. Hanya itu yang bisa ia perbuat saat ini.

"Aku mohon Jeon Wonwoo. Aku mohon." Isak Mina sambil menyembunyikan wajahnya ke dada Wonwoo,"Aku membutuhkanmu. Setidaknya sampai aku bisa sendiri, sampai aku bisa menata hidupku."

Tidak ada yang bisa dilakukan Wonwoo. Hanya harapan dan dukungan yang bisa ia berikan ke wanita seperti Mina. Penderita gangguan mental seperti ini hanya butuh dukungan orang sekitarnya, bukan dengan obat-obat yang setiap hari Mina telan sebelum tidurnya,"Aku akan coba lagi." Jawab Wonwoo pelan, setidaknya untuk sementara sampai Mina bisa sembuh dulu.

Wonwoo menarik pundak Mina, memegang erat sambil memandang wajah sembab dan kacau wanita tersebut,"Setelah ayahmu pulang, kita akan bertunangan. Ayo kita coba!"

Drawing Memories 《Complete》 || Jeon WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang