Part 6A - Blind Date

247 32 6
                                    


Yoo Jeong hampir saja menelan kepala Sejeong dan Seulgi sekarang juga. Kemarin setelah menjemput Jiyoung dari asrama, mereka bahkan menyabotase Jiyoung. Sampai Choi Minho, suami Seulgi merengek kepadanya untuk membawa Jiyoung menginap di rumahnya. Ia sudah curiga sejak kemarin dengan teman-temannya tersebut sampai pada akhirnya, ia dijebak. Ia dipaksa untuk datang ke kegiatan yang paling dibencinya seumur hidup.

Kencan buta.

Parahnya hari ini di jam-jam berbeda, Yoo Jeong akan bertemu tiga pria berbeda yang akan dijodohkan kepadanya. Oh Sehun, Kim Yugyeom, dan Do Kyungsoo. Yoo Jeong tidak bisa kabur, pasalnya ketiga pria itu langsung mengirimkannya pesan ke id kakaotalk-nya. Walaupun ia tidak memakai foto profil, ketiga pria itu masih saja optimis akan bertemu dengan Yoo Jeong.

"Astaga Tuhan..kenapa umurku semakin tua semakin terlunta-lunta?" sungutnya menyalahkan dirinya sambil menepuk-nepuk keningnya saat tiba di lantai basement. Dengan pakaian yang dipilihkan oleh Sejeong melalui video call, Yoo Jeong akan memulai kencan buta yang akan menjadi kencan buta terakhir dalam hidupnya.

Ia bahkan merasa dirinya seperti wanita perkasa dengan dress vintage biru tua selutut dipadukan sepatu heel pendek putih. Ini bukan dirinya walaupun ia tidak alergi dengan dandanan seperti ini. Bahkan dulu saat bersama Joshua, Joshua pernah tersenyum mengancungkan jempolnya jika Yoo Jeong berubah menjadi feminim.

"Jeong, kau mau ke mana?" sapa bibi Jung yang baru selesai berbelanja bersama Heechan. Heechan bahkan menahan tawanya melihat style-nya yang tidak biasa.

"Noona mau mencari duda?"

"Anak ini! Tidak! Aku mau mencari suami orang."

Heechan dan bibi Jung tertawa.

"Doakan aku, Bi. Semoga dapat peraduan yang pas."

"Pasti. Hati-hati di jalan ya Jeong." Bibi Jung mengiyakan setelah paham maksud pembicaraan Yoo Jeong. Yoo Jeong kembali melanjutkan langkahnya, sampai lagi-lagi ia harus berpapasan dengan beberapa orang. Dan kali ini, betapa malunya dirinya sampai harus menundukkan kepalanya, tatkala Wonwoo yang tengah berlari pagi dengan Mingyu. Kim Mingyu, ntah sejak kapan ia memang sering mengajak Wonwoo untuk berolahraga, bahkan lebih sering menyapa Wonwoo daripada dirinya yang notabene lebih dulu kenal dengan dirinya.

"Noona-gun, kau mau ke mana pakai baju wanita seperti itu?" tanya Mingyu menghentikan langkah lari mereka saat berpapasan dengan Yoo Jeong.

Yoo Jeong yang berpura-pura baru sadar lantas mengangkat kepalanya dan tersenyum cerah melambaikan tangan,"Wow, selamat pagi para pria pecinta udara pagi." Sapanya berbasa-basi menutupi rasa malunya karena tertangkap basah walaupun tidak ada yang salah dengan dirinya.

"Kau mau ke mana dengan baju wanita seperti ini, Noona-gun?" Mingyu bertanya kembali, menelisik Yoo Jeong dari ujung kaki hingga kepala.

Yoo Jeong tetap melebarkan senyumannya,"Ada urusan dengan mahasiswa. Biasalah dosen muda, pasti banyak sekali—"

"Heol, kau menggaet mahasiswamu?" potong Mingyu.

"Bukan. Hanya beberapa urusan. Sudahlah, lanjutkan saja olahraga pagi kalian. Lihat Wonwoo bahkan belum mengeluarkan keringat sedikit pun," ujar Yoo Jeong mengalihkan sambil menunjuk ke Wonwoo yang sejak tadi diam menatapnya. Ia sempat terperanjat melihat Wonwoo yang sepertinya melihat lekat ke dirinya, tapi ia berusaha mengabaikan perasaan semunya tersebut.

"Jangan bilang kau ikut kencan buta?" tanya Mingyu lagi.

Yoo Jeong hanya menghela napasnya sedikit kasar. Mingyu itu sejak dulu seperti anjing pemburu, selalu saja tidak puas dengan satu kemungkinan dan akan terus mencari celah informasi baru. Yoo Jeong mengangguk, mengalah daripada ia harus menjabarkan satu per satu untuk kepuasaan Mingyu.

Drawing Memories 《Complete》 || Jeon WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang