Part 4 - Unlucky

326 34 11
                                    


Wonwoo mendesis sebal tatkala ponselnya terus saja berdering dan ini untuk kesepuluh kali walaupun dalam jam yang sama. Ia tidak mengerti bagaimana kesabaran Mina menghadapi dirinya. Ia sudah mengirimi Mina pesan kalau ia tidak bisa mengangkat telepon dengan alasan masih sibuk bekerja, tapi Mina tidak putus asa sampai harus mencari ke kantor dan terus menghubungi Wonwoo. Mina adalah penurut garis keras optimis dan teguh. Wonwoo sebenarnya kasihan dengan gadis itu, tapi rasa egoisnya membuatnya tidak bisa menerima keberadaan Mina.

Yoon Mina, gadis itu tidak mampu menyentuh hatinya sebagai seorang pria. Mina saja yang menurutnya menaruh hati padahal Wonwoo hanya simpati pada Mina—yang kebetulan adalah sepupu Seungchol, psikiater pribadinya.

Bahkan Mina meminta pihak keluarganya untuk bertunangan menunjukkan kesungguhan Mina pada dirinya. Dan Wonwoo saat itu, empat bulan lalu ia tidak bisa menolak. Choi Seungchol sudah banyak membantunya pulih dari gangguan kecemasan berlebihan yang diidapnya hingga lumayan baik hingga sekarang. Dan Yoon Mina adalah gadis yang berjuang sendiri dengan keluarga yang bahkan tidak perduli apakah yang dilakukan Mina benar atau salah.

Jeon Wonwoo hanya iba. Namun, rasa ibanya justru membawanya kepada rasa beban. Ibunya seperti mendorong-dorong dirinya hingga harus menerima keadaan pertunangan akan diadakan bulan depan. Malam ini, ia memutuskan untuk menghindari Mina. Perlahan. Setidaknya tidak secara spontan, ia harus undur dari hadapan gadis itu. Membuat Mina menyerah.

Hingga sebuah ide gila dari Mingyu, memberikan saran dari telepon siang tadi untuk pindah ke apartemen di pinggir kota Seoul, di depan apartemen Yoo Jeong. Awalnya ia ragu, bahkan menolak saran Mingyu. Dan sesuatu tersesak di dalam dadanya hingga melintaslah ide gila, dibantu oleh Soonyoung ia akhirnya memutuskan untuk pindah perlahan ke apartemen ini.

Saat sampai di depan apartemen, sejak sore ia tidak melihat sosok Yoo Jeong. Pintu apartemen itu tertutup. Lalu, Yoo Jeong muncul dengan wajah terkejutnya. Wonwoo bahkan tersenyum tipis mengingat ekspresi keterkejutan Yoo Jeong karena kehadiran dirinya. Sampai perasaannya terenyuh melihat cairan bubble maker milik anak-anak ada di genggaman Yoo Jeong.

"Kau gila?"

Wonwoo menegakkan kepalanya dan senyumannya terhenti mendapati Soonyoung yang datang membawa dua kopi kaleng ke studio produksinya. Bukan hal yang aneh Soonyoung datang bergosip atau membuang waktu di ruangannya.

Soonyoung memajukan wajahnya memandang sketsa avatar yang menurutnya sedikit aneh. Tumben-tumben seorang Wonwoo yang biasanya lebih berfokus pada penyempurnaan avatar, visualisasi, dan audio game sekarang menghabiskan waktu membuat sketsa hero dari game yang sedang mereka kembangkan. Anehnya hero itu adalah seorang perempuan, menggunakan rok span pendek, berkacamata, dan memegang buku terbuka. Astaga. Ini tidak cocok disebut hero tapi malah kepada tokoh anime webtoon yang digandrungi anak-anak remaja zaman sekarang.

"Senjatanya pakai buku? Ini game tentang membunuh kutu dengan buku?"

Wonwoo memandang ke arah sketsa tersebut,"Tidaklah. Itu hanya propertinya saja. Bagaimana keren bukan?" katanya sombong meminta pujian dari Soonyoung.

Soonyoung mengedikkan bahu,"Ini paling parah. Aku tidak pernah lihat avatar hero game dengan pakaian seformal seperti marketing ini. Hero konservatif, terus itu buku? Ini sebenarnya game perang atau aplikasi belajar online?"

Wajah Wonwoo tertekuk kesal, dipandanginya garis sketsa yang masih terlihat kasar di monitor komputernya tersebut.

"Ahh, ini bukan visualisasi Yoo Jeong noona, kan?"

"Tidak!"

Soonyoung semakin tertarik, perubahan air muka Wonwoo jelas sekali terlihat. Ia pun menarik kursi mendekat ke samping Wonwoo dan menggerakkan kursornya memperbesar sketsa tersebut. Dengan tersenyum miring, digodanya sahabatnya tersebut,"Aku tahu sekarang. Lihat, dia membawa buku sebagai weapon­-nya. Jelas sekali ini Yoo Jeong noona, eii." Dicoleknya bahu pria itu tak memperdulikan tatapan tajam Wonwoo kepadanya,"Ahh, memang cinta selalu seperti itu ya, bertindak di luar nalar."

Drawing Memories 《Complete》 || Jeon WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang