Part 18 - Hug Me

171 25 0
                                    

 Wonwoo disambut gembira orang tuanya, ibunya menjemput Wonwoo di bandara dan membawa Wonwoo serta Seungcheol yang baru tiba dari Yogyakarta langsung ke rumah. Ibu Wonwoo semangat menyiapkan ulang tahun putra sulungnya. 

Soonyoung, Jeonghan, dan Dokyeom datang menyusul bergabung saat Seungcheol menghubungi agar ke tempat Wonwoo. Tidak ada yang menolak makan malam gratis. Apalagi masakan ibu Wonwoo adalah hal terbaik bagi Jeonghan dan Soonyoung yang sudah lama hidup merantau. tak selang lama Mina datang bersama Chaeyeon sahabatnya, menemani Mina yang tiap tahun tak lewat ulang tahun Wonwoo. 

Mereka melanjutkan acara makan malam bersama. Dokyeom dan ayahnya yang banyak bercerita di meja makan. Dokyeom memang sangat cocok dengan ayah Wonwoo, lagipula Dokyeom seperti sudah terlahir dengan bakat candaan segala jenis usia. Wonwoo hanya sesekali tertawa menimpali candaan Dokyeom. 

Setelah makan malam usai, kelima sahabat tersebut pun melanjutkan pembicaraan ringan mereka di ruang tengah. Sudah lama mereka tidak bertanding game, apalagi Wonwoo dan Hoshi baru merilis game perusahaan mereka, Lost Survivor. Mina dan Chaeyeon juga ikut bergabung bersama ibu Wonwoo walaupun tidak bergabung bermain.

"Ohh, nona dosen meneleponku." Kata Jeonghan tiba-tiba saat game-nya terpaksa berhenti karena layar panggilan dari Yoo Jeong.

"Angkat saja hyung." Sahut Hoshi yang masih fokus karena satu tim dengan Dokyeom yang menurut mereka kurang dalam bermain game.

Jeonghan menurut, lantas mengangkat panggilannya,"Selamat malam nona." Kemudian Jeonghan langsung berdiri dan berlari ke ruang depan, pasalnya Yoo Jeong bilang dia di depan rumah Wonwoo diantarkan oleh Mingyu di persimpangan. Sesaat Jeonghan membukakan pintu gerbang, ia mendapati Yoo Jeong tersenyum cerah,"Kenapa tidak menghubungi Wonwoo saja?"

Bibir Yoo Jeong mengerucut,"Nomornya tidak aktif."

"Ahh, anak itu memang sering seperti itu. Sengaja. Mari masuk, acaranya sudah selesai."

Yoo Jeong tersenyum simpul, tidak penting juga menurutnya untuk hadir di acara perayaan Wonwoo. Dia bukan pihak keluarga hanya kebetulan tetangga apartemen dan mantan guru Wonwoo. Yoo Jeong dan Jeonghan pun menyusul keberadaan Wonwoo dan teman-temannya. Wanita itu lantas membungkukkan diri walaupun sapaannya tidak ditanggapi oleh Wonwoo karena masih fokus bermain game. Ia juga sedikit terkejut dan tidak percaya diri karena Mina serta Chayeon—wanita yang ingin dihindari karena berhubungan dengan Chanyeol. Pantas saja Chayeon bisa datang di acara amal rumah sakit, ternyata dia teman dari Mina.

"Kau sudah makan malam, Yoo Jeong?" tanya ibu Wonwoo mempersilakan Yoo Jeong duduk.

"Sudah bibi. Bersama teman."

"Ya! Temanmu datang dan kau malah asyik bermain game. Ibu mengundangya." Ibu Wonwoo menepuk pundak Wonwoo dan Wonwoo terpaksa menghentikan game-nya. Matanya sedikit membesar terkejut saat menyadari kehadiran Yoo Jeong di rumahnya. Ia pun menganggukkan kepalanya.

"Kau mengundangnya?" tanya Wonwoo ke Jeonghan yang duduk di sampingnya.

"Ibumu! Dasar tuli!"

Wonwoo mengangguk paham tidak memperdulikan Jeonghan yang mengumpat padanya.

"Ibu kenapa bisa mengundang Yoo Jeong noona?"

Benar. Yoo Jeong tak habis pikir dengan otak sederhana Wonwoo ketika bertanya kepada ibunya. Agaknya pengaruh penerbangan sampai ia lupa menghubungkan sebab akibat ia bisa diundang ke rumahnya. Kalau tidak karena hubungan sebab-akibat itu, ia bisa saja memberikan kalimat selamat ulang tahun plus kado yang menurutnya tadi bagus sampai di rumah Wonwoo tidak bagus lagi, di apartemen. Belum lagi Mingyu terpaksa menurunkannya di persimpangan karena sudah dicari oleh managernya. Ia hanya bisa mengulum senyum selebar mungkin. Berusaha terlihat natural dan tidak salah tingkah.

Drawing Memories 《Complete》 || Jeon WonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang