CHAPTER 6 - Ketakutan

2.3K 236 24
                                    

Sudut pandang penulis.

-

Insiden di perpustakaan pribadi Athanasia yang terjadi hari ini benar-benar menggemparkan Obelia dan juga kediaman Alpheus. Suara kaca yang pecah dan juga bola kristal yang meledak itu benar-benar mengeluarkan suara yang sangat besar hingga semua orang mendengarnya.

Claude berjalan dengan cepat diikuti Felix yang ada dibelakangnya, ksatria berambut merah itu menatap Claude ragu.

"Tuan putri tidak kenapa-kenapa Yang Mulia, justru yang terluka—"

"Aku harus melihatnya dengan mata-kepalaku sendiri!"

Claude berbelok dan masuk ke istana Emerald, dia membuka pintu dan melihat beberapa pelayan berkumpul didekat perapian.

Mereka langsung menunduk penuh hormat saat melihat Claude.

"Athanasia."

Athanasia melirik Claude, dia duduk di sofa bersama Lucas yang ada di sebelahnya. Penyihir itu sedang diobati oleh Athanasia.

"Ayah?"

Claude memasang tatapan matanya yang tajam, "apa yang terjadi? Kau tidak terluka kan?"

"Aku baik-baik saja ayah," jawab Athanasia sambil membalut luka di tangan Lucas. "Justru Lucas yang terluka."

Lucas menghela nafas, "aku sudah bilang kalau aku tidak apa-apa."

"Apanya yang tidak apa-apa? Tanganmu sampai terluka begini karena menolongku!!"

"Tapi aku—"

"Aku tidak mau mendengar apapun lagi! Bisa tidak sih kau ini diam saja dan biarkan aku mengobatimu?!"

Suasana menjadi hening saat Athanasia berteriak didepan wajah Lucas, bahkan dia terlihat seperti ingin menangis. Kedua tangannya bergetar.

Claude menatap putri-nya dengan sorot mata dingin, baru kali ini dia melihat secara langsung 'perhatian' Athanasia pada sosok Lucas.

Menyadari ekspresi Claude, Lucas langsung menepis pelan tangan Athanasia. Bola mata merah ruby-nya menatap Athanasia dengan lekat.

"Tunggulah disini sebentar, ada yang ingin aku bicarakan pada ayahmu."

Athanasia menahan baju Lucas, "tapi tanganmu—"

"Jangan khawatirkan aku."

Setelah itu Lucas bangkit berdiri dan berjalan mendekati Claude, sorot matanya terlihat sangat serius.

"Yang Mulia, bisa kita bicara sebentar?"

Claude mengangkat sedikit dagunya, dia menatap dingin sosok Lucas yang ada dihadapannya.

Pria berambut pirang itu mengangguk singkat dan berbalik.

"Felix, jaga Athanasia."

"Baik Yang Mulia." jawab Felix sambil membungkukkan badannya.

Lucas berjalan mengikuti langkah kaki Claude, pria itu berjalan menuju lorong istana yang cukup sepi.

Kemudian Claude menolehkan kepalanya, dia menatap Lucas sepenuhnya.

"Apa yang ingin kau bicarakan?"

Lucas menghela nafas, dia menipiskan bawah bibirnya.

"Saya merasa ada yang ingin mencelakai tuan putri Athanasia." tutur Lucas dengan serius. "Ada pengawal istana terkena pengaruh sihir hitam, dia membawa bola kristal ke dalam perpustakaan pribadi tuan putri."

Dahi Claude mengerut heran, "bola kristal? Apa maksudmu?"

"Bola kristal itu punya sihir hitam. Jika tuan putri Athanasia menyentuh bola itu, energi sihir-nya akan membahayakan dirinya sendiri. Bahkan nyawa tuan putri bisa saja menjadi ancaman."

[1] Athanasia : "Suddenly I Became A Princess"✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang