CHAPTER 17 - Murka

1.6K 174 25
                                    

"Apa aku sudah cantik?"

Athanasia mencibir pelan, dia memperhatikan penampilan Nael.

Entah apa yang penyihir bodoh itu pikirkan sampai merubah penampilan-nya menjadi perempuan...

Athanasia benar-benar iri dengan kecantikan Nael.

Nael merapikan rambutnya, sorot matanya tertuju ke arah Claude.

Saat ini Nael dan Athanasia bersembunyi dibalik pilar, sepertinya penyihir itu akan menjalankan aksinya hari ini.

"Apa masih lama ya Claude bicara dengan bangsawan itu?" tanya Nael sambil memicingkan matanya.

Athanasia mendengus, "cobalah sopan sedikit, dia itu ayahku!"

"Aku ini lebih tua dari ayahmu bodoh."

Athanasia mengelus dadanya, dia harus banyak-banyak sabar dengan sifat Nael yang kadang keras.

Dasar penyihir kurang ajar!

Bangsawan yang tengah bicara dengan Claude terlihat ingin pergi, bangsawan itu pamit dengan penuh hormat di depan Claude.

"Ah, bersiaplah!!"

Nael menjentikkan jarinya, dia mengubah suaranya agar terdengar seperti perempuan.

Athanasia bergidik ngeri, dia pun memutar bola matanya.

Astaga aku iri sekali dengan si gila ini, bagaimana bisa dia berubah menjadi secantik ini?!

Nael melirik Athanasia, sorot matanya terlihat serius.

"Ingat ya, kamu jangan macam-macam!" Nael memberitahu.

Kemudian Nael bangkit berdiri dan berjalan cepat mendekati Claude, dia mengubah raut wajahnya agar terlihat menyedihkan.

Lalu, penyihir itu jatuh tersungkur didekat kaki Claude dengan sengaja...

"Ya ampun, maafkan saya Yang Mulia!!"

Athanasia melotot kaget, dia mendelik sambil memperhatikan Nael dengan heran.

Apa yang penyihir itu rencanakan??

Claude melirik Nael, sorot matanya menajam.

"Kenapa ada lalat disini?" tanya Claude dengan nada dingin. "Kenapa kau bisa berkeliaran di wilayah kerajaan?"

Nael menangis, dia memegang ujung baju Claude.

"Maafkan saya, niat saya hanya ... mencari tuan putri Athanasia."

"Untuk apa mencari putriku?"

Nael menatap Claude, raut wajahnya terlihat memelas seperti orang tidak berdaya.

"Saya hanya ingin memberi hadiah ini..." lirih Nael.

Nael menunjukkan sebuah kalung dengan permata berwarna putih, kalung itu pemberian Marquis Fin.

Claude mendesis, "untuk apa kau memberi kalung ini kepada anakku?"

"Ini hanya ... hadiah terimakasih dari saya untuk tuan putri," jelas Nael. "Saya tau ini bukan hadiah yang spesial, tapi saya—"

"Athanasia tidak butuh kalung murahan seperti itu!"

Athanasia langsung menelan ludahnya, dia masih setia memperhatikan Claude dan Nael.

Astaga, sepertinya Claude benar-benar kejam!

"Ah begitu ya..."

Nael bangkit berdiri, garis wajahnya berubah 180°. Dia menatap Claude dengan sorot mata dingin.

[1] Athanasia : "Suddenly I Became A Princess"✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang