Sudut pandang Athanasia.
-
Aku terkejut saat melihat Nael dan Lucas keluar dari kamar Claude, aku bertanya-tanya apa yang sedang mereka lakukan.
Kenapa mereka di kamar ayah?
Aku berjalan cepat mendekati mereka, aku langsung menarik jubah Lucas lalu menjambak rambut Nael.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN DI KAMAR AYAHKU HAH?!"
Lucas melotot kaget, dia termundur kecil saat aku menariknya.
"Ah apaan sih!" Nael mendesis sambil memukul pelan tanganku.
"Tunggu Athanasia, aku bisa—"
"KALIAN MENCURI YA?! DASAR PENYIHIR KURANG AJAR!!!" aku menuduh mereka sambil berteriak keras.
"Untuk apa kami mencuri?!!"
Nael mendengus berat, "dasar sinting, aku ini jauh lebih kaya daripada ayahmu itu..."
Aku menggertakkan gigiku, dengan kasar aku mendorong mereka berdua lalu beralih membuka pintu kamar Claude.
Setelah aku masuk ke kamar Claude, aku sedikit terkejut saat melihat bantal Claude jatuh dan tergeletak di lantai.
"Hei pirang! Kau ini—"
Aku berbalik lalu menarik kerah kemeja Nael, aku melotot kesal.
"Kamu pasti tidur di kasur ayahku kan?!"
Nael mengangkat sebelah alisnya, "memang kenapa?"
"Dasar bodoh, itu kasurnya Claude!! Kau tidak tau seberapa mengerikannya ayah ya?!"
Nael memutar bola matanya seolah-olah tidak peduli, bahkan dia mengupil tanpa dosanya di depan mataku.
"Aku tidak takut dengan ayahmu."
"Kau ini—"
Lucas tiba-tiba menahan tanganku yang hampir saja memukul Nael, dia menarikku agar aku menjauh dari Nael.
Lucas menatapku dengan raut heran, tatapan matanya menajam.
"Kenapa kamu jadi dekat dengan Nael?" tanya Lucas dengan ketus.
Aku mendesis, "dekat apa sih? Temanmu itu menyebalkan loh!!"
"Tetap saja aku tidak suka kau dekat-dekat dengannya."
Nael berdiri di belakang Lucas, penyihir itu melipat kedua tangannya di depan dada sambil mendengus.
"Sudahlah, aku tidak tertarik sedikit pun dengan pirang ini," Nael mengetus.
Nael teleportasi dan pindah ke atas kasur Claude, penyihir itu duduk bersilang sambil tersenyum lebar.
"Justru ibunya lebih menarik daripada anaknya...."
Aku dan Lucas dengan kompak menatap Nael, kami berdua sama-sama bergidik ngeri.
Dasar penyihir sinting!
"Turun dari kasur ayahku!" aku berteriak sambil menunjuknya.
Nael mencibir, "aku ini kuat dan lebih tua daripada ayahmu, jadi tolong sopan sedikit ya."
"Tapi ayah jauh lebih kuat dari kamu!!"
Nael mengangkat sebelah alisnya, dia melirik Lucas yang masih berdiri disebelahku.
"Heh Lucas, sepertinya si pirang ini tidak tau apa-apa soal aku, tolong jelaskan ya!"
Nael turun dari kasur, dia melambaikan tangannya sambil tersenyum manis.

KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Athanasia : "Suddenly I Became A Princess"✔
Fanfiction[WMMAP & SIBAP Fanfiction] - Apakah hidup seorang putri semudah yang orang-orang pikir? Meskipun apa yang aku hadapi itu sulit, setidaknya ada penyihir bodoh yang selalu menemani aku setiap harinya. Yap, aku merasa hidupku bergantung terus padanya. ...