CHAPTER 7 - Perdebatan

2.3K 190 46
                                    

"Tuan putri Athanasia!!"

Aku menoleh cepat, mataku melebar saat melihat Zenith datang dengan tergesa-gesa, raut wajahnya terlihat khawatir.

Zenith menghampiriku dan langsung memelukku dengan erat, tubuhku langsung membeku ditempat karena tidak bisa bergerak.

"Saya khawatir sekali dengan anda, apakah tuan putri baik-baik saja?" Zenith bertanya sambil memasang tatapan mata yang terlihat khawatir padaku.

Aku menghela nafas panjang, aku menepuk bahunya.

"Jangan khawatir, aku baik-baik saja." aku menjawabnya sambil menenangkan Zenith.

Zenith terlihat mengepal tangannya dengan kuat, "saya tidak tau siapa yang ingin mencelakai tuan putri, sejak kemarin saya selalu memikirkan keselamatan anda."

Aku tertegun, Zenith menatapku dengan sangat lekat.

Kemudian tangan Zenith terulur, dia menggenggam tanganku dengan erat. Bola mata berwarna biru kristal miliknya menunjukkan sorot mata serius.

"Karena itu tuan putri, saya ingin—"

Ketika Zenith hendak melanjutkan kata-katanya, aku bisa merasakan ada seseorang berdiri dibelakangku. Kehadiran-nya langsung membuat Zenith bungkam.

"Tuan putri?"

Aku sedikit terkejut saat mendengar suara Lucas dibelakang tubuhku, nada suara Lucas terdengar sangat dingin sampai-sampai aku membeku ditempat.

Lucas melepas tanganku dari Zenith, dia menarikku ke belakang tubuh tinggi tegapnya.

"Maaf nona Magrita, apa anda harus terus datang kesini?" Lucas bertanya dengan nada tajam.

Tubuh Zenith terlihat kaku, bibirnya juga bergetar saat mendengar Lucas berbicara sedingin itu padanya.

"Ma-maafkan saya," Zenith membungkuk dengan hormat. "Saya hanya ... khawatir dengan kondisi tuan putri."

Lucas memicingkan matanya.

"Anda tidak perlu susah payah untuk datang kemari, tuan putri Athanasia selalu diawasi oleh kami dan beliau tetap aman. Jadi kami tidak membutuhkan orang seperti anda disini."

Aku menelan ludahku, ucapan Lucas terlalu tajam dan terdengar sangat berlebihan.

Oke, aku tau Lucas memang membenci Zenith. Tapi aku tidak percaya dia akan berterus-terang seperti ini padanya.

Dia bahkan tidak memikirkan perasaan Zenith sedikit pun.

Orang ini juga tidak punya sopan santun sama sekali.

Tubuh Zenith langsung bergetar hebat, dia menunduk dan terlihat seperti ingin menangis.

Aku menggigit bibirku, "Lucas ... kamu terlalu keras padanya!"

Lucas mengabaikan aku, dia terus menatap Zenith dengan sorot mata yang tajam. Aku bisa melihat raut kebencian dari wajahnya.

Disaat Lucas seperti ini membuatku teringat dengan sosok Claude.

Sorot matanya dan nada bicaranya ... mereka berdua benar-benar mirip.

Zenith pun mendongak, dia termundur kecil dengan wajah pucat pasi. Dia melirikku yang masih berdiri dibelakang Lucas.

"Saya ... permisi tuan putri Athanasia."

Aku jadi merasa tidak enak dengan Zenith, apalagi saat Zenith berbalik dengan cepat dan langsung pergi keluar dari istana. Sepertinya ucapan Lucas benar-benar menyinggung perasaannya.

Aku menarik nafas dalam-dalam, aku maju lalu mencengkram lengan Lucas.

 "Lucas! Kamu ini—"

"Apa lagi? Kau ingin mengatai aku sekarang?" Lucas memotongku sambil mendengus kesal.

[1] Athanasia : "Suddenly I Became A Princess"✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang